Kecanduan Game Online, Remaja 15 Tahun Alami Stroke
D'On, China,- Hampir 24 jam bermain game tanpa berhenti, lengan dan tangan kiri bocah berusia 15 tahun ini tak bisa digerakkan karena kena stroke.
Peristiwa ini diketahui terjadi di Negeri Tirai Bambu, China.
Melansir Daily Mail, bocah 15 tahun ini diketahui menghabiskan waktu 22 jam untuk bermain game komputer.
Tak hanya satu atau dua hari saja, bocah ini bermain game selama satu bulan penuh.
Bocah yang biasa disapa Xiaobin bermain video game selama 22 jam sehari ini selama lockdown.
Mulanya sang ibu menganggap anaknya bermain game merupakan hal yang biasa saja.
Terlalu lama bermain membuat anak ini mejadi kecanduan bermain game.
Efek terlalu lama bermain game, bocah ini membuat keluarganya kaget karena tanganya tidak bisa digerakkan.
Pingsan di rumah, Xiaobin dilarikan ke salah satu rumah sakit yang berada di Kota Nanning.
Kasus yang dialami Xiaobin ini pertama kali diungkap Nanning Television.
Bocah tersebut kemudian di rawat di Rumah Sakit Jingbin Guangxi.
Siswa kelas 9 ini banyak menghabiskan waktu di rumah selama lockdown mulai diberlakukan pada bulan Februari lalu.
Kebijakan tersebut semua siswa diwajibkan belajar secara daring dari rumah.
Ibunya mengungkapkan pada media lokal, putranya tersebut menghabiskan sebagian besar waktunya di dalam kamar.
Awalnya sang ibu mengira anaknya belajar online, ternyata ia tak mengira bahwa Xiaobin kecanduan bermain game komputer.
Sang ibu mengaku percaya saat putranya mengatakan dirinya selalu berada di depan komputer untuk mengikuti kelas online.
"Dia menutup semua jendela dan mengunci pintu kamarnya jadi kami tah tahu apa yang sebenarnya dikerjakan," katanya.
Namun sang ibu mengetahui bahwa anaknya hampir tak pernah tidur dalam dua bulan terakhir.
Anaknya menghabiskan waktu 22 jam untuk bermain game tanpa berhenti.
"Dari chat dengan temannya aku tahu anakku tak pernah tidur, hanya dua jam saja sehari,” ujarnya.
Pada bulan Maret lalu, Xiaobin tiba-tiba pingsan dan langsung dilarikan ke rumah sakit.
Setelah dilakukan CT scan, dokter mendiagnosis siswa 15 tahun tersebut mengalami stroke otak.
Bocah tersebut juga tak merasakan sensasi di lengan dan tangan kirinya.
Spesialis otak rumah sakit, Dokter Li, mengatakan kondisi Xiaobin ini dipicu oleh gaya hidup tidak sehat akibat sedikit tidur karena bermain game.
“Alasan utamanya pola tidur dan pola makan yang tidak teratur karena tidak bersekolah.
Orangtua juga terlalu menoleransi perilakunya.
“Kurang gizi dan istirahat menyebabkan berkurangnya jumlah darah dan oksigen di otak hingga memicu stroke otak," kata Li.
Sedangan kepala terapis rumah sakit, Dokter Jin, mengatakan sulit apakah kondisi Xiaobin bisa pulih sempurna atau tidak.
Kecanduan bermain game sudah menjadi masalah di kalangan anak muda di Negeri Tirai Bambu tersebut.
Mereka hampir melupakan semuanya demi bermain game.
Banyak orang tua yang memanfaatkan rehabilitasi detoks digital untuk membatasi anak-anak mereka bermain atau menjelajah di dunia maya.
Di China, kecanduan internet sudah dianggap sebagai gangguan klinis.
WHO Tetapkan Kecanduan Game Termasuk Gangguan Mental, Ini Dampaknya Terhadap Fisik Anak
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tetapkan kecanduan game termasuk gangguan mental, ini dampak terlalu banyak main gadget pada anak menurut psikiater.
Video game sangat lazim dalam budaya modern, khususnya di kalangan anak muda, dan bisa menjadi hobi bagi sebagian besar pengguna.
Namun, bagaimana jika kecanduan game ini terjadi pada anak-anak?
Pasalnya, banyak orang tua membiarkan anak-anaknya untuk berlama-lama berkutat dengan gadget.
Pada anak, gadget lebih sering digunakan untuk bermain game.
Psikiater dari RSJD Surakarta, dr. Aliyah Himawati, memberikan penjelasan mengenai hal itu.
Menurutnya, para orang tua perlu memerhatikan anaknya agar tidak kecanduan gadget.
Hal itu ia sampaikan melalui video obrolan virtual di kanal YouTube Tribunnews.com pada Kamis (25/6/2020).
Adapun tanda-tanda anak kecanduan game menurut dr. Aliyah, yakni sebagai berikut.
1. Bermain Game Secara Berlebihan
Ada tiga hal utama yang menjadi ukuran anak berlebihan main game, antara lain adalah frekuensi, durasi, dan intensitas.
"Ada beberapa hal yang harus kita lihat atau kita cermati yang pertama adalah bermain game atau memegang gadget secara berlebihan baik frekuensinya, durasinya maupun intensitasnya," tutur Aliyah.
2. Susah Menentukan Prioritas Kedua
Menurutnya, pada saat kondisi di mana proses belajar anak banyak dilakukan secara daring dari rumah, peran orang tua sangat penting dalam mendampingi anak.
Hal itu berlaku untuk anak baik dari usia di bawah 5 tahun, usia SD, bahkan sampai SMA.
Tujuannya supaya anak tidak terjerumus dalam kecanduan.
(mond/Daily Mail/tribun)