Polisi Italia Bongkar "Sekte Gila" yang Praktikkan Pelecehan Seksual Sejak 1980-an
D'On, Novara (Italia),- Polisi di Italia menggerebek sebuah “sekte kuat”, yang dikatakan telah berkembang dan berakar di beberapa kota di seluruh negeri. Sekte itu telah menjadikan wanita muda sebagai korbannya, banyak di antaranya adalah anak di bawah umur, menjadikan mereka obyek pelecehan dan penyiksaan seksual.
Pada keterangan yang disampaikan Senin (20/7/2020), polisi Novara mengatakan bahwa sekte itu dibongkar setelah penyelidikan dua tahun terhadap kegiatan kultus yang dinamakan sebagai “Operasi Dionysus”. Penegak hukum melakukan puluhan pencarian di seluruh negeri selama akhir pekan, terutama di kota-kota utara Italia, termasuk Novara, Milan, Genoa dan Pavia.
Menurut seorang korban kepada polisi, sekte itu dipimpin oleh seorang pria berusia 77 tahun dari Novara. Meski identitas pimpinan sekte itu belum diungkapkan, polisi mengatakan bahwa para pengikutnya hanya diizinkan untuk memanggilnya "Dokter" atau "Dia," dan memuja pria itu sebagai dewa yang baik.
Anggota teratas sekte menyebut diri mereka sebagai "binatang buas," sementara calon rekrutan potensial dipandang sebagai "mangsa" mereka.
Sekte itu terutama menargetkan wanita muda, termasuk anak di bawah umur, dan dilaporkan menjanjikan "orang-orang yang dipilih" sebuah pintu masuk ke dalam "dunia magis, fantastis dan rahasia" dan penerangan "api batin," di antara hal-hal lain.
Namun pada kenyataannya, semua 'sihir' berputar di sekitar berbagai praktik seksual, seringkali "ekstrem dan menyakitkan," serta penyiksaan. Para korban dipaksa untuk memutuskan hubungan mereka dengan dunia luar, menjadi tergantung pada sekte dan pada "Dokter" secara pribadi, demikian diwartakan RT.
Rekaman yang ditemukan oleh polisi dari arsip kultus menunjukkan anggota telanjang dada yang terlibat dalam tarian ritual.
Sekte ini memiliki kedok legal yang besar, termasuk beberapa toko, pusat psikologi dan bahkan sebuah penerbit, yang memungkinkannya beroperasi secara bebas selama bertahun-tahun dan menjerat korban yang tidak menaruh curiga.
Anggota yang dicuci otak bekerja di lembaga hukum sekte, dan diharuskan untuk 'menyumbangkan' sejumlah besar uang kepada organisasi. Untuk membuat keseluruhan skema lebih menguntungkan, aliran sesat mencoba merekrut anggota baru dari keluarga kaya, kata polisi.
Polisi mencatat bahwa investigasi terbukti sangat sulit karena organisasi itu sebenarnya "tidak bisa ditembus" dengan anggota sekte menunjukkan kesetiaan yang luar biasa. Banyak anggota kultus telah menderita "kerusakan psikologis yang terus menerus," dan beberapa bahkan mengalami cacat mental secara permanen.
Kultus itu diyakini aktif setidaknya sejak 1980-an, ketika organisasi itu dibentuk setelah penggabungan dua sekte yang lebih kecil. Sekte itu tetap diawasi oleh pihak berwenang selama beberapa dekade, sampai salah satu korban berhasil mengatasi sebagian ketergantungannya pada organisasi dan memberi tahu polisi tentang kegiatan kultus tersebut.
Sampai sekarang, 26 orang sedang diselidiki atas kegiatan kultus itu, dan jumlahnya kemungkinan akan bertambah, mengingat bahwa organisasi tersebut aktif selama beberapa dekade. Jumlah total korban kultus sejauh ini belum bisa ditetapkan.
(RT/RAI/OKZ)