Ini Reaksi Ridwan Kamil Usai Disuntik Vaksi Asal China : Pegal Hilang, Nafsu Makan Bertambah
D'On, Cirebon (Jabar),- Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengaku sudah tidak merasakan pegal-pegal, setelah dirinya disuntik vaksin Sinovac di Puskesmas Garuda, Kota Bandung, Jawa Barat, pada Jumat 28 Agustus 2020 lalu.
Pria yang kerap disapa Emil ini mengatakan, setelah 14 hari, dirinya akan kembali disuntik vaksin Sinovac. Menurutnya, salah satu syarat untuk mengetahui hasil uji klinis dari vaksin tersebut adalah, relawan harus disuntik vaksin Sinovac sebanyak dua kali.
"Saya disuntik hari jumat. Disuntik lagi 14 hari dari hari Jumat. Syaratnya dua kali. Setelah dua kali darah saya diambil. Apakah imun saya naik kekebalannya terhadap Covid-19 (virus corona)," kata Emil, usai menghadiri acara Jumenengan, di Keraton Kasepuhan Cirebon, Jawa Barat, Minggu (30/8/2020).
Emil melanjutkan, bila jumlah imun di dalam tubuhnya meningkat dan kebal terhadap Covid-19, maka hal itu bisa menjadi kabar baik. Ia memastikan kalau uji klinis Sinovac berhasil, vaksin tersebut dapat diproduksi pada bulan Januari 2021 mendatang.
"Kalau itu baik, berarti itu berita gembira. Januari bisa diproduksi. Anda-anda semua bisa mendapat semua. Udah tadi tidak ada masalah. Lancar-lancar saja. Relawan 1620. Sampai tanggal 31 masih dibuka pendaftaran relawan. Karena yang daftar itu semuanya tidak lulus. Forkopimda semua disuntik. Syaratnya harus di domisili di Bandung," ujar dia.
Masih kata dia, setelah disuntik vaksin Sinovac, ada beberapa hal yang ia rasakan. Salah satunya adalah meningkatnya nafsu makannya.
"Tunduh bae ayeuna mah. Ti bada maghrib eta wungkul. Biasanya jarang. Nyut-nyutannya sudah hilang, pegel-pegel sudah hilang. Makan lebih berbeda. Lebih banyak makan," tandasnya.
Untuk diketahui, BUMN melalui PT Bio Farma tengah menyelesaikan uji klinis tahap 3 vaksin Sinovac asal China. Jika pelaksanaannya lancar dan tidak ada hambatan, pihaknya optimis bisa segera memproduksi vaksin dan menyuntikkan 30 hingga 40 juta vaksin di awal tahun 2021 ke masyarakat Indonesia.
Penyuntikkan tersebut nantinya akan membutuhkan kerja sama yang kompak antara Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, TNI, Polri dan Palang Merah Indonesia (PMI). Hal ini dikarenakan kapasitas imunisasi vaksin di Indonesia berkisar antara 40 juta penyuntikkan.
(ning/okz)