Menaker: Sungguh Ironi, Pengangguran Banyak Berpendidikan Tinggi
D'On, Jakarta,- Di tengah pandemi virus corona (Covid-19), ada banyak orang yang kehilangan pekerjannya.
Faktanya, sebelum pandemi ini datang menyerang, sudah banyak orang yang tidak memiliki pekerjaan alias pengangguran.
Tragisnya, sebagian besar orang pengangguran di negeri ini didominasi oleh orang yang berpendidikan tinggi.
Hal ini disebutkan oleh Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah.
Menurut dia, 56 persen yang bekerja adalah orang-orang berpendidikan SMP ke bawah.
"Sementara, mereka yang nganggur, ini kebalikannya justru pendidikan yang lebih tinggi, SMK, perguruan tinggi, dan diploma."
"Yang bekerja pendidikannya rendah, yang nganggur justru pendidikannya tinggi. Ini ironi," ucapnya secara virtual pada Jumat (14/8/2020).
Untuk itu, Menaker mengupayakan untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) dengan cara pelatihan dan meningkatkan pendidikan.
"Kita akan dapat bonus demografi sampai tahun 2030 puncaknya."
"(Ini) harus ada percepatan. Caranya percepatan adalah melalui peningkatan sumber daya manusia, penguatan pendidikan, dan pelatihan vokasi," ujarnya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, tahun depan persentase pengangguran diproyeksi akan berada di kisaran 7,7 persen hingga 9,1 persen.
Sementara itu, persentase kemiskinan diperkirakan sebesar 9,2 persen hingga 9,7 persen.
"Dengan menekankan pada penurunan kelompok kemiskinan ekstrem, tingkat ketimpangan di kisaran 0,377-0,379, serta indeks pembangunan kualitas manusia (IPM) di kisaran 72,78-72,95," ujar Jokowi ketika memberikan pidato dalam rangka Penyampaian Pengantar/Keterangan Pemerintah atas RUU Tentang APBN Tahun Anggaran 2021 beserta Nota Keuangannya di Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, hari ini.
Jokowi mengatakan, target-target tersebut harapannya dapat tercapai dengan RAPBN 2021 yang diarahkan untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi virus corona (Covid-19).
(Ade Miranti Karunia)
Faktanya, sebelum pandemi ini datang menyerang, sudah banyak orang yang tidak memiliki pekerjaan alias pengangguran.
Tragisnya, sebagian besar orang pengangguran di negeri ini didominasi oleh orang yang berpendidikan tinggi.
Menurut dia, 56 persen yang bekerja adalah orang-orang berpendidikan SMP ke bawah.
"Sementara, mereka yang nganggur, ini kebalikannya justru pendidikan yang lebih tinggi, SMK, perguruan tinggi, dan diploma."
"Yang bekerja pendidikannya rendah, yang nganggur justru pendidikannya tinggi. Ini ironi," ucapnya secara virtual pada Jumat (14/8/2020).
Untuk itu, Menaker mengupayakan untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) dengan cara pelatihan dan meningkatkan pendidikan.
"Kita akan dapat bonus demografi sampai tahun 2030 puncaknya."
"(Ini) harus ada percepatan. Caranya percepatan adalah melalui peningkatan sumber daya manusia, penguatan pendidikan, dan pelatihan vokasi," ujarnya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, tahun depan persentase pengangguran diproyeksi akan berada di kisaran 7,7 persen hingga 9,1 persen.
Sementara itu, persentase kemiskinan diperkirakan sebesar 9,2 persen hingga 9,7 persen.
"Dengan menekankan pada penurunan kelompok kemiskinan ekstrem, tingkat ketimpangan di kisaran 0,377-0,379, serta indeks pembangunan kualitas manusia (IPM) di kisaran 72,78-72,95," ujar Jokowi ketika memberikan pidato dalam rangka Penyampaian Pengantar/Keterangan Pemerintah atas RUU Tentang APBN Tahun Anggaran 2021 beserta Nota Keuangannya di Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, hari ini.
Jokowi mengatakan, target-target tersebut harapannya dapat tercapai dengan RAPBN 2021 yang diarahkan untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi virus corona (Covid-19).
(Ade Miranti Karunia)