Korsel Meradang Warganya Ditembak Mati Korut
D'On, Korea Selatan,- Pejabat tinggi Staf Gabungan Korea Selatan, Letnan Jenderal Ahn Young-ho mengatakan seorang pegawai pemerintahannya dilaporkan tewas ditembak oleh militer Korea Utara karena melintasi perbatasan maritim dua negara. Seorang pekerja di Kementerian Kelautan dan Perikanan itu hilang di perairan selatan Kepulauan Yeonpyeong pada 21 September 2020 dan tidak terlihat setelah jarak 1,9 kilometer dari pantai.
Sang pegawai pemerintahan menaiki kapal berkapasitas satu orang dan mengenakan jaket pelampung. Sayangnya, pria yang diperkirakan ingin menyeberang itu pertama kali ditemukan oleh kapal milik organisasi perikanan Korut.
Menurut keterangan salah seorang pejabat Kementerian Pertahanan Korsel yang dilansir dari Republika.co.id, pria itu diinterogasi oleh salah satu awak kapal Korut. Kemudian, sebuah kapal patroli Korut terlihat menembaki warga Korsel itu hingga tewas.
Selanjutnya, seorang prajurit dengan masker gas dan pakaian pelindung mendekati tubuh tersebut dan membakarnya. Dalam sebuah pernyataan, militer Korsel mengutuk keras kekejaman Korut dan mendesak mereka memberikan penjelasan.
Korsel juga menyerukan hukuman bagi pihak yang bertanggung jawab dalam insiden itu. "Kami dengan tegas memperingatkan bahwa Korea Utara bertanggung jawab atas kekejaman yang dilakukan terhadap warga kami," kata Korsel.
Juru bicara Kementerian Unifikasi Korsel, Yoh Sang-key, mengatakan insiden itu membuat kesabaran dan upaya untuk rekonsiliasi dan perdamaian antar-Korea menjadi terganggu. "Ini bertentangan dengan kerinduan rakyat kami akan perdamaian di Semenanjung Korea," ujarnya.
Ketegangan Korsel dan Korut kian meningkat sejak komunikasi antara kedua belah pihak terputus pada Juni 2020. Pyongyang menutup diri lantas meledakkan kantor penghubung bersama di Kaesong, sebuah kota di sisi utara perbatasan.
Padahal, pemulihan hubungan sudah diupayakan dengan pertemuan bersejarah Presiden Korsel Moon Jae-in dan pemimpin Korut Kim Jong-un. Begitu pula adanya pertemuan antara Kim Jong-un dan Presiden AS Donald Trump.
Pertemuan tersebut pada akhirnya tidak memberikan hasil yang signifikan bagi semua pihak. Korut justru semakin keras terhadap tetangga selatannya, apalagi sejak saudara perempuan Kim, Kim Yo-jong, punya kuasa lebih dalam rezim.
Ini bukan pertama kalinya warga Korsel ditembak karena melintasi perbatasan. Pada 2008, tentara Korut menembak seorang turis Korsel di resor ski Kumgang. Pada 2010, militer Korut juga menewaskan 46 pelaut, dua marinir, dan dua warga sipil Korsel dalam insiden terpisah.
(LJC/mond)