Dicurigai Ingin Bunuh Ustadz Padahal Ingin Berobat, 2 Pemuda Kembar Malah Dikeroyok Massa
D'On, Sukabumi (Jabar),- Dua pemuda kembar di Sukabumi dikeroyok massa karena diduga hendak membunuh ustaz di Kampung Susukan, Desa Bojongkokosan, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi.
Detik-detik video pemuda kembar dikeroyok massa viral di media sosial. Disebutkan bahwa dua pemuda itu datang ke rumah uztaz pada malam hari. Keduanya diduga hendak menganiaya ustaz.
Warga yang curiga melihat gelagat kedua pemuda itu langsung beraksi. Mereka menangkap dan mengeroyok kedua pemuda kembar tersebut.
Informasi yang dihimpun, dua pemuda kembar itu berinisial YA (26) dan YI (26), warga Kampung Susukan, RT 03/07, Desa Bojongkokosan, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Kedua pemuda kembar tersebut berniat berobat ke salah satu tokoh agama setempat berinisial ustaz E. Namun ustad E tidak berada di rumah.
Ketua DKM berinisial DI lantas menanyakan maksud dan tujuan kedatangan kedua pemuda kembar tersebut. DI merasa curiga dengan gelagat YA dan YI hingga membawanya ke luar.
Salah satu dari pemuda kembar lantas mengeluarkan kata-kata kurang sopan dan berusaha melarikan diri.
Warga setempat akhirnya memburu kedua pemuda kembar tersebut dan melakukan pengeroyokan.
Kapolres Sukabumi, AKBP M Lukman Syarif menerangkan, peristiwa tersebut tejadi sekitar pukul 18:45 WIB.
“Sudah diamankan, dari keterangan yang diperoleh kedua pemuda itu berniat untuk melakukan pengobatan ke salah satu tokoh masyarakat di lokasi kejadian. Namun karena terjadi perselisihan dan salah satu pemuda lari sehingga diamankan warga di Pesantren Al-Muhtadin,” jelasnya, Rabu (30/9/2020).
Setelah kedua pemuda itu diamankan oleh warga, ketua RW setempat menghubungi Polsek Parungkuda. Kemudian, petugas mendatangi lokasi dan mengamankan kedua pemuda dari kerumunan masa.
“Tidak ada senjata, saat ini kedua pemuda dalam perjalanan dari Parungkuda ke Mapolres Sukabumi,” ucapnya seperti dilansir Radar Sukabumi.
AKBP Lukman juga menghimbau kepada masyarakat agar tidak mudah percaya cerita atau informasi yang belum pasti kebenarannya.
“Mari kita sama melihat suatu kejadian secara utuh, jangan sampai ada berita yang kurang pas itu dimanfaatkan oleh sekelompok orang,” pungkasnya.
(RS/pjk1)