Berencana Bakar Alquran, 5 Aktivis Denmark Diusir dari Belgia Karena Ganggu Ketertiban Umum dan Keamanan
Menurut halaman Facebook mereka, kelima orang itu adalah rekan dari politikus sayap kanan Denmark Rasmus Paludan. Paludan diusir dari Prancis pada Rabu (11/11/2020) setelah mengisyaratkan niatnya untuk membakar Alquran di Paris.
Awal tahun ini, dia dipenjara selama sebulan di Denmark karena serangkaian pelanggaran termasuk memposting video anti-Islam di saluran media sosial partai Stram Kurs (Garis Keras).
Dalam insiden terbaru, polisi Belgia mencurigai kelima orang itu berencana membakar Alquran di distrik Molenbeek-Saint-Jean di Brussel, media lokal melaporkan. Daerah ini memiliki komunitas Maroko yang besar.
Mereka diinterogasi oleh polisi yang kemudian meneruskan kasus tersebut ke kantor kejaksaan, kata sebuah sumber kepada kantor berita AFP.
Mahdi, yang juga anak seorang pengungsi Irak, menyambut baik penangkapan dan pengusiran mereka.
"Mereka diperintahkan untuk segera meninggalkan negara ini, dan mereka melakukannya," katanya sebagaimana dikutip kantornya. "Permintaan mereka untuk tinggal ditolak karena orang-orang ini merupakan ancaman serius bagi ketertiban umum di Belgia."
Pernyataan itu tidak menyebutkan nama Paludan tetapi mengatakan bahwa "seorang pria lain baru-baru ini ditangkap di Prancis karena alasan yang sama".
Dalam sebuah posting di Facebook pada 30 Oktober, Paludan mengatakan dia telah memberi tahu konsulat Prancis di Kopenhagen bahwa dia akan membakar Alquran di Arc de Triomphe di Paris pada 11 November.
"Dalam masyarakat kami, yang sudah sangat terpolarisasi, kami tidak membutuhkan orang yang datang untuk menyebarkan kebencian," tambah Mahdi sebagaimana dilansir BBC.
Pada Agustus, pendukung Paludan di Kota Malmö, Swedia selatan, membakar Alquran, yang memicu protes dengan kekerasan dan bentrokan dengan polisi.
(dka/AFP/BBC)