Kadis Pendidikan Pemkab Dharmasraya Sandang Gelar Datuk Rajo Bandaro
Untuk menapaki "patah tumbuah, hilang baganti" telah disepakati "bakaum Jo basuku" sarato Niniak mamak Nagari silago untuk meneruskan gelar Sako Datuak Rajo Bandaro kepada kemenakan beliau bernama Marius, S.Pd,MM, kini menjabat sebagai kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Dharmasraya dan juga ketua Ikatan Pencak silat Seluruh Indonesia (IPSI) kabupaten Dharmasraya pada Kamis (13/10) resmi dilewakaan sebagai Datuak rajo Bandaro dalam kaumnya suku piliang.
Prosesi pengukuhan sekaligus pengambilan sumpah dan pemasangan saluak yang dipimpin oleh S Datuak Nguliang Sati dihadiri Dt Mantari suku piliang, DT Bandaro Malin piliang, Rajo Labiah suku Piliang, Paduko Eno suku Patopang, yang bertempat di Rumah Gadang suku Piliang jorong Ampang Kuranji Nagari Silago kecamatan IX Koto. Diawali dengan tampilan beladiri silat yang memukau para hadirin membuat acara yang sakral ini menjadi semarak.
Dari pantauan dirgantaraonline.co.id, yang berbincang bincang dengan Eriman K Monti Kayo mengatakan bahwa turut hadir dalam acara ini bapak Camat IX Koto Syaiful Anwar, S.Pd, Walinagari, KAN dan LKAAM kabupaten Dharmasraya Abdul Haris Tuanku Sati, ketua harian IPPSI Dharmasraya Hendri Yamtiko Jati, S.Pd.MM, bundo kanduang, anak kemenakan, keluarga besar Dinas Pendidikan beserta masyarakat yang ikut menyemarakan acara pengukuhan Datuk tersebut.
Saat ditemui Marius, S.Pd. MM Dt. Rajo Bandaro menuturkan bahwa ia diangkat dalam kaum sukunya sebagai penghulu dengan gelar Dt Rajo Bandaro.
Sudah barang tentu saya menjadi pemimpin dalam kaum, sebagai pemimpin tentunya akan banyak menghadapi persoalan, diantara tugas berat datuak adalah mendidik dan membimbing kemenakan, mencegah kenakalan remaja. Jika ada persoalan tentu harus lebih mengutamakan musyawarah dan mufakat, ndak ado kusuik nan indak salasai, karuah nan indak kajaniah. Kedepan secara bersama sama kita juga menghimbau kepada daerah untuk membangun kecamatn IX agar lebih baik lagi baik secara fisik ataupun non fisik ulasnya.
(Husnul. A)