Media Asing Beritakan Gereja Dibakar di Sigi, Kapten Arnianto Dan Letnan Abram Tewas
Sekitar pukul 8 pagi, Pos Pelayanan Lewonu Lembantongoa yang terletak di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, yang didirikan sebagai upaya penjangkauan oleh Bala Keselamatan di Indonesia, diserang oleh terduga teroris.
Pelaku membakar gereja, sebelum menyerang Kapten Arnianto, Ny. Mpapa, Letnan Abram Kako dan istrinya serta membakar enam rumah jemaat gereja.
Dari empat korban tersebut, tiga orang dibacok hingga tewas, sedangkan seorang lainnya dibakar.
Dalam video yang dilihat oleh ICC, korban yang hangus ditarik dari tumpukan reruntuhan, dengan asap masih mengepul di latar belakang.
Posisi tubuh yang lebih rendah menunjukkan penderitaan dan rasa sakit yang dialami oleh korban sebelum meninggal.
ICC akan terus menindaklanjuti untuk mempelajari lebih lanjut detail penyerangan tersebut.
Bala Keselamatan meminta doa untuk keluarga para korban, untuk gereja, dan untuk perdamaian wilayah.
Gina Goh, Manajer Regional ICC untuk Asia Tenggara, berkata, “ICC berduka atas kematian saudara-saudari Indonesia yang dibunuh secara brutal oleh tersangka teroris”.
“Kami mendesak pemerintah Indonesia untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk meminta pertanggungjawabannya dan mengadili pelaku,” kata Gina Goh, dilansir persecution.org, Sabtu (28/11).
“Tindakan tidak masuk akal seperti itu tidak dapat ditoleransi di negara yang membanggakan Pancasila, ideologi negara yang mempromosikan kerukunan dan toleransi beragama,” tandasnya.
Polisi Bantah Gereja Dibakar di Sigi
Kapolda Sulteng Irjen Abdul Rakhman Baso membenarkan peristiwa pembunuhan dan pembakaran di Sulawesi Tengah.
Namun Kapolda membantah informasi yang menyebutkan bahwa ada gereja dibakar di Sigi, seperti yang beredar di media sosial Facebook.
“Iya benar ada laporan kejadian beredar di Facebook. Cuma perlu diluruskan bahwa di antara yang dibakar tidak ada gereja,” kata Irjen Rakhman Baso, Sabtu (28/11/2020).
Menurut Rakman Baso, yang menjadi objek pembakaran oleh sekelompok orang tak dikenal hanyalah rumah yang biasa dijadikan tempat pelayanan umat.
Rakman Baso kembali menegaskan bahwa yang dibakar bukan bangunan gereja, melainkan rumah.
“Informasi ini harus diluruskan, sebab sudah beredar di medsos FB (Facebook). Jangan sampai meluas hingga terjadi konflik isu sara,” tandas Rakhman Baso.
(one/pojoksatu)