Ternyata Jenderal Yusuf Terima Setoran Transaksi Sabu-Sabu dari Pak Haji
Meski berada di dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Mataram, MY alias Jenderal Yusuf belum kapok berurusan dengan narkoba.
Peran dari warga Pringgasela, Lombok Timur (Lotim) itu kembali terbongkar dalam peredaran narkoba setelah LR alias Pak Haji ditangkap tim gabungan Ditresnarkoba dan Satbrimob Polda NTB, Senin (8/3) malam.
Pak Haji yang merupakan tangan kanan Jenderal Yusuf, ditangkap saat memberikan sabu-sabu kepada K alias Fesa di Desa Rempung, Lotim.
Dirresnarkoba Polda NTB Kombes Helmi Kwarta Kusuma Putra Rauf mengatakan, Pak Haji dan Fesa merupakan jaringan Jenderal Yusuf.
Mereka mengedarkan sabu-sabu milik Jenderal Yusuf sejak tahun lalu.
”Setelah kami mengetahui barang (sabu-sabu) itu milik Jenderal Yusuf, kami langsung koordinasi dengan Lapas Mataram,” kata Helmi seperti dikutip dari Lombok Post, Jumat (12/3).
Tim langsung 'mengamankan' Jenderal Yusuf di Lapas Mataram, Selasa (9/3) lalu guna penyelidikan lebih lanjut.
"Kami dan lapas sudah berkomitmen untuk koordinasi kuat bersama melawan narkoba,” kata Helmi.
Jenderal Yusuf bukan kali pertama 'dipinjam' Ditresnarkoba Polda NTB dari Lapas Mataram.
Sebelumnya, dia diamankan karena mengendalikan pembuatan sabu di Pringgasela, Lotim, dari dalam Lapas.
"Jenderal Yusuf ini merupakan bandar besar. Bahkan, terbongkar menjadi otak pembuatan sabu-sabu rumahan,” kata dia.
Dia merekrut orang-orang yang tidak memiliki pekerjan dan kepepet utang sebagai pengedar. Karena orang seperti itu lebih cepat terpengaruh.
"Maklum mereka diiming-imingi upah besar,” kata dia.
Jenderal Yusuf diduga memiliki jaringan narkoba hingga ke luar negeri.
Terbukti dari beberapa bahan pembuatan sabu yang pernah dibongkar Ditresnarkoba Polda NTB didatangkan dari luar negeri.
“Memang Jenderal Yusuf memiliki jaringan antar-provinsi. Juga luar negeri,” ujarnya.
Helmi mengatakan, saat ini penyidik masih terus mengembangkan peran Jenderal Yusuf dari hasil penangkapan Pak Haji dan Fesa.
"Masih kami dalami lebih jauh seperti apa modus dan perannya,” kata dia.
Terpisah, terduga pengedar LR alias Pak Haji mengaku sering berhubungan dengan Jenderal Yusuf.
Terakhir, dia berhubungan pada Sabtu (6/3) lalu.
"Saya disuruh serahkan sabu-sabu kepada Fesa (kakak kandung Jenderal Yusuf),” kata Pak Haji.
Dia bersedia mengedarkan barang milik Jenderal Yusuf karena tergiur dengan upah.
Di samping itu, Pak Haji yang memiliki bisnis jual beli sepeda motor dan mobil itu mengaku sedang bangkrut.
”Mobil saya sudah saya gadai. Makanya saya butuh uang untuk menebus mobil. Terpaksa saya jual sabu-sabu,” katanya.
Dia sudah beberapa kali melakukan transaksi sabu-sabu dan menyetorkan hasilnya ke Jenderal Yusuf.
Setorannya melalui transfer bank.
"Bervariasi saya setorkan. Kadang ada yang Rp 7 juta hingga belasan juta,” ujarnya.
(arl/r1/jpnn)