Berbulu Lebat dan Anggun, Ayam Batam Cochin Banyak Diminati
Ayam Batam cochin (cochin chickens) merupakan salah satu jenis unggas yang berasal dari negeri tirai bambu (China). Pada zaman dahulu ayam cochin bernama shanghai chickens tetapi mengalami perubahan nama menjadi cochin chickens setelah dikembangbiakkan di Eropa. Ciri-ciri ayam cochin yaitu memiliki bulu yang tebal sampai menutupi kaki dan tubuhnya bulat. Di luar negeri berat badan untuk ayam cochin jantan 4,5-5 kg dan ayam cochin betina 3,4-4 kg.
Ayam Batam Cochin mulai digemari. Unggas asal China ini memiliki karakter yang unik, yakni memiliki bulu panjang hingga menutupi bagian belakang ayam, sehingga terkesan bentuknya bulat seperti celengan Ayam Ayaman dan Tak hanya itu, tumbuhnya bulu di kaki juga menjadi salah satu ciri khasnya.
Selain panjang dan lebat, perpaduan tiga warna bulunya pun sangat cantik. Penampilan fisik inilah yang mendorong popularitas ayam batam Cochin di kalangan pehobi ayam hias di ranah minang.
Tedi Mahardi, pemilik TM Farm asal Kota Padang yang beralamat Jl. Aur Duri Kampung Baru No.12 A Keluruhan Parak Gadang Timur,kecamatan Padang Timur ini mengatakan penggemar ayam Batam cochin cukup banyak di Kota Padang. Dalam sebulan dia bisa menjual hingga 100 ekor. Kebanyakan konsumennya berasal dari Sumatera Barat mulai dari Bukittinggi, payakumbuh,Pasaman, agam, Dharmasraya, Pekanbaru, Riau dan jambi dan kota lainnya di indonesia dan ada juga yang baru nanya nanya dari Malaysia.
Harga seekor anakan ayam Batam Cochin berumur sebulan berkisar Rp 300.000 hingga Rp 600.000. per pasang Sedangkan, ayam dewasa dijual Rp 1 juta hingga Rp 1.5 juta per pasang.
Untuk memenuhi permintaan yang datang Tedi Mahardi menggandeng peternak lainnya serta kawan kawan di komunitas Pesona Ayam Hias Minangkabau dalam beternak ayam Batam Cochin. "Ini untuk memudahkan sistem kontrol saja dan menjaga kestabilan stok," katanya.
Saat ini, Tedi Mahardi saat ini memiliki 50 ekor ayam batam Cochin yang dikembangbiakkan di kandang ukuran 200 m2. Dia membudidayakan ayam dari Negeri Tirai Bambu ini sejak tahun 2019 yakni semenjak pensiun sebagai penghoby Reptil dan mulai berjualan awal tahun 2020.
Mempunyai bulu tebal hingga menyelimuti bagian kaki, ayam Batam Cochin harus dirawat teratur. Yakni, ayam rutin dimandikan serta kandang juga harus rajin dibersihkan.
Tedi Mahardi, Suami tercinta dari Tia Tri Andini ini mengatakan, kandang ayam harus dijaga tetap bersih dan kering. Oleh karena itu, setiap dua hari sekali kandang wajib dibersihkan. Tak hanya itu, kandang juga harus disemprot tiap enam bulan sekali.
Jangan lupa pula, saat jadwal menyemprot sekaligus ganti pasirnya. "Tanah di kandang lebih baik menggunakan pasir karena drainasenya bagus, cepat kering kalau basah," jelas dia.
Idealnya, satu kandang berukuran 3x4 m2 diisi empat ekor ayam, yang terdiri dari seekor pejantan dan tiga ekor betina.
Tak hanya kandang, ayam juga perlu dimandikan setiap minggu dan dijemur. Rutinitas mandi dan berjemur ini bisa memacu pertumbuhan si ayam. Saat masih anakan, ayam juga perlu divaksin agar terhindar dari virus.
Untuk pakannya, dapat diberikan campuran voer (pelet), jagung dan beras merah, dengan perbandingan 2:1:1. Makanan ini diberikan setiap pagi dan sore. Sebagai tambahan, dapat diberikan ramuan herbal yang terdiri dari temulawak, kunyit dan kencur, yang digunakan untuk menjaga stamina ayam asal negeri Tiongkok ini.
Untuk perkembangbiakkan, ayam Cochin siap dibuahi saat sudah memasuki umur enam hingga tujuh bulan untuk betina dan sembilan sampai sepuluh bulan untuk ayam jantan. Supaya pembudidayaan cepat, Anda bisa menyandingkan satu jantan dengan tiga ayam betina.
Nilai ayam Cochin bakal tinggi bila bulunya mengandung tiga warna dan bulu halusnya menutupi kaki. Makanya, dibutuhkan ketelatenan untuk perawatannya.
Tedi Mahardi mengatakan, ayam Batam Cochin atau anakannya dapat dijual sejak umur satu bulan. Ia juga mengatakan ayam ini tidak rentan terkena penyakit. Asalkan, kandang bersih, dan pakan teratur. Pakannya terdiri dari voer dan konsentrat serta dicampur biji-bijian seperti jagung, beras merah dan kacang hijau yang dilahap dua kali sehari.
Firman Wanipin
(*)