Kurangnya Perhatian Pemkab Sijunjung, 8,5 Hektar Lahan Pertanian Warga Terancam Gagal Panen
Genangan air hujan ini merendam sawah penduduk kurang lebih 8,5 hektare lahan tanaman padi yang sudah berusia sekitar 40-60 hari. Sebagian tanaman ambruk dan tidak bisa diselematkan. Jika kondisi ini dibiarkan petani akan merugi seperti pantau media ini di lapangan pada Sabtu (8/5/2021).
Diperkirakan banyak sawah gagal tanam dan petani terpaksa memulai dari awal untuk menanam padi. Wilayah Tanjung Bonai Aur merupakan area persawahan dan daerah rawan banjir setiap setahunnya, ujar Edison salah seorang petani kala ditemui media ini.
Edison ( 50 ) tahun mengatakan. Kebanjiran sawah ini sudah kami laporkan ke Pemerintahan Nagari, Kecamatan dan Pemkab Sijunjung agar kesulitan penduduk para petani untuk bisa diberi bantuan ataupun upaya sehingga tidak terjadi dampak tahunan ini.
"Semoga dengan adanya pemberitaan ini, nasib para petani dapat diperhatikan," ujarnya.
Ditambahkan Edison, lahan pertanian di Nagari Tanjung Bonai Aur setiap musim hujan menjadi langganan terendam air bahkan luapan air hujan juga bisa meluas kalau tidak ada segera cepat diatasi. Kalau air tidak surut dan didiamkan tanaman ini bisa mati.
"Kami meminta Pemerintahan Kabupaten Sijunjung dan Provinsi Sumatera Barat agar banjir yang merendam lahan padi bisa ditanggulangi dengan gerakan pengerukan sedimen di sepanjang jaringan air. Selain itu perlunya pengerukan dan pelebaran gorong-gorong dan sejenis bantuan normalisasi sungai," tukas Edison.
Saat di konfirmasi Wali Nagari Tanjung Bonai Aur Hendra Basri, A.Md membenarkan adanya terjadi kerusakan lahan sawah pertanian warganya. Kami hari Jumat, 7 Mai 2021 kemarin kita mengajukan permohonan kepada Anggota DPR RI Komisi V Athari Gauthi Ardi berupa :
1. Pembuatan Dam Pinggir dan Normalisasi D.I Batang Paliki, sepanjang 5.000 M
2. Pengadaan Lampu Penerangan Jalan Umum
3. Rabat Beton Jalan Usaha Tani Bosuik - Sawah Sijulai
4. Pembuatan Jalan Usaha Tani Sumu Manggi - Taratak.
Tujuan dari pengajuan kegiatan diatas adalah untuk pembuatan Dam pinggir dan normalisasi D.I Batang Paliki, yakni berdasarkan masyarakat Nagari Tanjung Bonai Aur mayoritas petani, serta melihat kondisi Batang Paliki pada saat sekarang yang merupakan sumber utama pengairan untuk pertanian oleh sebagian besar masyarakat Nagari.
"Kondisi Batang Paliki terjadinya penyempitan bidang pada aliran air, pendangkalan Batang Paliki dengan melihat keadaan diatas, maka kami masyarakat Nagari Tanjung Bonai Aur sangat membutuhkan Pembuatan Dam Pinggir dan Normalisasi Batang paliki tersebut, yang bertujuan untuk peningkatan ekonomi masyarakat, selaras dengan Visi dan Misi Wali Nagari pada saat ini," ungkap Hendra Basri.
Ketika Ekonomi masyarakat baik, maka tingakat pendidikan akan otomatis berjalan kearah yang lebih baik. Tutupnya.
Sementara Camat Sumpur Kudus Roni Satria saat dihubungi belum bisa memberikan tanggapannya.
"Nanti telopon lagi Pak ya," ujarnya Camat Sumpur Kudus seraya menutup teleponnya.
(IB/hkim)