Mahasiswa Korban Banting Polisi saat Demo Kini Dirawat di RS, Pundak dan Leher Tak Bisa Digerakkan
D'On, Tangerang (Banten),- Mahasiswa korban banting oknum polisi Polresta Tangerang, M Fariz, kini kondisinya semakin mengkhawatirkan.
Dilansir dari TribunWow.com, M Fariz dirawat di Rumah Sakit Ciputra, Kecamatan Panongan, Kabupaten Tangerang, sejak Kamis (14/10/2021).
Seusai dibanting oknum polisi ke trotoar, Fariz mengaku lehernya sulit digerakkan.
"Pundak, leher kayak enggak bisa digerakin, sama kepala agak kliyengan," ungkap Fariz, dikutip dari TribunJakarta.com, Jumat (15/10/2021).
Tak hanya itu, Fariz juga kesulitan bernapas meski hanya berbaring di kasur.
Pengakuan Fariz itu terekam dalam sebuah video amatir yang kini beredar.
Selain sesak napas, Fariz juga mengalami gangguan kesehatan lainnya.
"Sama tadi pagi sedikit muntah-muntah sama engap," sambungnya.
Fariz dibanting ke trotoar oleh Brigadir NP yang saat itu bertuga mengamankan aksi unjuk rasa di depan Gedung Pemkab Tangerang, Rabu (13/10/2021) lalu.
Menurut Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar, Fariz saat ini harus dirawat di rumah sakit untuk menjalani general check up.
"Dia harus rawat inap untuk persiapan general check-up. Nanti akan jalani pemeriksaan, salah satunya ada cek darah juga," tutur Zaki.
Sebelum melakukan pemeriksaan di RS Ciputra, Fariz sebelumnya telah melakukan cek kesehatan di RS Harapan Mulya, Tigaraksa, Tangerang.
Komite Medik RS Harapan Mulya, dr Effie Koesnandar mengatakan korban mengalami pusing atau nyeri karena komorbid.
Jadi ternyata dia (Fariz) ini ada komorbidnya, dan sedang menjalani pengobatan juga," ungkapnya.
"Dan gejala yang dirasanya kini sama dengan gejala komorbidnya. Tapi, untuk memastikan lebih jelas, kita minta untuk general check up."
"Ada memar di lehernya, pundak juga, dan untuk memastikan secara detail, harus general check up."
Tanggapan Kapolresta
Setelah video viral, Kapolresta Tangerang, Kombes Wahyu Sri Bintoro mengaku akan menindak tegas anggotanya yang melakukan kekerasan.
Ia mengklaim sudah memeringatkan anggotanya untuk tak bertindak kasar pada mahasiswa yang berdemo.
"Dalam apel sudah saya tegaskan untuk humanis dalam pengamanan. Kalau masih ada berarti oknum anggota tersebut akan saya tindak tegas," ungkapnya, dikutip dari TribunJakarta.com, Rabu (13/10/2021).
"Dalam apel sudah saya ingatkan bahwa pengamanan mahasiswa agar humanis. Saya sudah tegaskan agar tidak ada kekerasan."
Wahyu menyebut oknum polisi yang bersangkutan berinisial NP yang berpangkat Brigadir.
Disebutnya, NP kala itu memang bertugas sebagai pengamanan dan penjagaan aksi massa tersebut.
"Kepada oknum anggota berinisial NP pangkat Brigadir saat ini telah dilakukan pemeriksaan oleh Div Propam Mabes Polri dan Div Propam Polda Banten," ungkap Wahyu.
"Bapak Kapolda Banten secara tegas akan menindak personel yang bertindak diluar SOP pengamanan."
"Beliau sudah berjanji langsung kepada korban dan keluarga korban."
Pengakuan Korban
Diketahui, mahasiswa yang menjadi korban aksi represif aparat itu bernama Fariz.
Setelah diberi pertolongan pertama dan diamankan aparat, Fariz kini telah angkat bicara.
"Namanya Fariz dari Himata," ujar Fariz dikutip TribunWow.com dari video yang diunggah di Instagram merekamtangerang, Rabu (13/10/2021).
"Saya enggak ayan, saya juga enggak mati. Sekarang masih hidup," terang Fariz mengabarkan kondisinya.
Dalam demo tersebut, mahasiswa menyampaikan aspirasi dan tuntutan atas persoalan yang ada di Kabupaten Tangerang.
Sejumlah pendemo dari Himpunan Mahasiswa Tangerang (HIMATA) turut diamankan polisi di Polresta Tangerang.
Melalui video itu, ia turut menceritakan kondisinya yang dalam keadaan baik-baik saja pascademo tersebut.
"Dalam keadaan biasa-biasa saja, cuma pegel-pegel," terang Fariz.
(TribunWow.com)