Polisi Tetapkan Ketua Ormas Sebagai Tersangka Pembunuhan Terhadap 2 Petani saat Bentrok
D'On, Indramayu (Jabar),- Polisi menetapkan tujuh tersangka dalam bentrok berdarah di lahan tebu perbatasan Majalengka-Indramayu, Jawa Barat, yang menewaskan dua petani awal pekan ini.
"Kita sudah tetapkan tujuh orang sebagai tersangka atas meninggalnya dua petani saat bentrokan," kata Kapolres Indramayu AKBP M. Lukman Syarif di Indramayu, Rabu.
Lukman mengatakan satu dari tujuh tersangka itu adalah ketua organisasi kemasyarakatan (ormas) Forum Komunikasi Masyarakat Indramayu Selatan (F-KAMIS), Taryadi. Enam lainnya pun anggota dari ormas yang dipimpin Taryadi tersebut.
Tujuh tersangka tersebut yaitu Taryadi (43), ERYT (43), DRYN (46) mereka merupakan pengurus dari F-KAMIS. Selain itu, polisi juga menetapkan SBG (48), SWY (51) selaku anggota dari F-KAMIS.
"Sedangkan dua orang lainnya masih dalam pengejaran, namun kita sudah mengetahui nama keduanya," katanya.
Ia mengatakan penetapan tujuh tersangka tersebut dilakukan setelah pihaknya memeriksa 26 orang saksi baik dari pihak korban, F-KAMIS, dan juga pihak PG Jatitujuh.
Lukman mengatakan tujuh tersangka itu terbukti melakukan provokasi kepada para petani untuk melakukan perlawanan kepada aparat.
Selain itu Polres Indramayu kata Lukman juga mempunyai bukti yang kuat untuk menjerat tujuh orang tersebut. Bentrokan berdarah yang berujung dua orang meninggal dunia tersebut terjadi pada hari Minggu (4/10).
"Kami jerat tujuh orang tersangka Pasal 338 KUHP, 170 KUHP, 160 KUHP, UU Darurat, dengan ancaman hukuman penjara paling lama 15 tahun," ujarnya.
Sebagai informasi, Bentrokan berdarah terjadi ketika sekelompok orang diduga dari suatu organisasi kemasyarakatan (Ormas) menyerang sejumlah petani penggarap lahan tebu di perbatasan Indramayu - Majalengka, Jawa Barat, Senin (4/10).
Lokasi bentrok rebutan lahan tebu di perbatasan Majalengka itu tepatnya di Desa Kerticala, Kecamatan Tukdana, Indramayu. Dua warga Majalengka yang tewas bernama Suhenda dan Yayan.
Camat Jatitujuh, Majalengka, Ikin Asikin menceritakan dua warganya tewas diserang dan dibacok sekelompok orang ketika tengah menggarap lahan tebu.
"Kronologinya karena kemitraan menggarap lahan tebu HGU milik PG Jatitujuh yang masih bersengketa. Kemudian sekelompok forum masyarakat menyerang. Terjadilah bentrok antara petani kemitraan dengan kelompok itu," ujarnya, Senin.
Salah seorang saksi mata, Yaya Sumarya, mengungkapkan saat kejadian bentrok terjadi mulanya kedua korban dan para pekerja tengah membajak lahan tebu. Tiba-tiba mereka diserang ole
"Saat itu seperti perang. Kami lagi garap lahan, kemudian diserang. Semua pekerja berlarian dan korban ini jatuh ke parit langsung dibacok oleh mereka," ujar Yaya.
Nyawa Suhenda dan Yayan tak tertolong saat dilarikan ke Puskesmas Jatitujuh karena luka akibat bentrok rebutan lahan tebu itu.
(Antara/kid)