Keji! Begal Sabet Korban Hingga Tewas
D'On, Demak (Jateng),- Terjadi aksi pembegalan Jl. Blerong-Bulusari di dekat patung Pak Tani, di Kabupaten Demak, Senin (13/12) dini hari. Korban meninggal dunia di tempat kejadian setelah menerima sabetan senjata tajam. Korban tewas bernama Ahmad Saifuddin asal Desa Gaji Kecamatan Guntur Kabupaten Demak.
Berdasarkan keterangan saksi, Matulus, korban pada dini hari sekitar pukul 01.00 sedang perjalanan pulang usai mengantarkan adiknya berangkat ke Pondok Pesantren. “Usai ngantar ponakan ke pondok, pulangnya terjadi insiden tersebut,” ujar Matulus, Senin (13/12).
Korban sendiri mengalami luka di bagian dada kurang lebih sedalam 15 CM. “Luka dibagian dada kurang lbh 15cm tembus keorgan dalamnya,” ujarnya.
Jasad korban ditemukan warga di pagi hari. Hingga saat ini pelaku sedang menjadi buronan aparat kepolisian.
Saksi lain bernama Adi Purwoko mengatakan, sekitar pukul 00.30 dirinya sedang berada di depan rumah, dikejutkan dengan adanya suara keributan. Tidak jauh dari rumahnya, terlihat empat orang sedang melakukan penganiayaan terhadap seorang pengendara sepeda motor.
“Dua kendaraan, empat orang, memepet dari kanan dan kiri. Korban terjatuh karena berusaha mempertahankan sepeda motornya. Kemudian, salah seorang pelaku berusaha membawa kabur sepeda motor, saya kejar dan teriak sambal bawa cangkul, sehingga mereka (pelaku) kabur dan gagal bawa motor korban,” ujar Adi.
Kemudian, warga mendatangi korban yang sudah tergeletak dan bersimbah darah akibat senjata tajam di bagian dada, pinggang dan tangan. “Saya lapor ke RT, kemudian ke Polsek. Saat dicek, korban sudah tidak bernafas lagi (meninggal dunia),” tambah Adi.
Petugas Polsek Guntur datang ke lokasi langsung mengevakuasi jenasah korban ke rumah sakit. Selain itu, petugas juga melakukan olah TKP dan membawa kendaraan korban ke kantor polisi. Usai dilakukan otopsi, jenasah korban dimakamkan di TPU tidak jauh dari rumahnya.
Sementara itu, salah seorang keluarga korban, Budiono mengatakan, sebelum kejadian, sekitar pukul 22.00, korban mengantar salah satu keponakannya ke Pondok Pesantren Futtuhiyah Mranggen. “Jam 22.00, Syaefudin mengantar keponakannya ke pondok di Mranggen. Sekitar pukul 02.00, keluarga mendapat kabar kalau Syaefudin meninggal dunia karena dibegal,” katanya.
Hingga saat ini, kasus tersebut dalam penanganan intensif Satreskrim Polres Demak. Keluarga berharap, pelaku dapat ditangkap dan dihukum setimpal.
Sebelumnya telah diberitakan bahwa Polres Kabupaten Demak sendiri sedang memburu beberapa orang begal yang sering melakukan aksi di daerah tersebut. Begal-begal tersebut diduga masih satu komplotan dengan empat orang begal yang berhasil diringkus pada Rabu (8/12) lalu.
Kapolres Demak, AKBP Heru Sutopo menjelaskan, komplotan begal ini sudah lama diburu polisi karena aksinya yang tak kenal ampun menyakiti korbannya dengan senjata tajam. Total berdasarkan penyelidikannya, ada 9 orang. Jadi saat ini tinggal 5 orang yang masih buron setelah 4 ditangkap pada Rabu lalu.
“Dalam melakukan aksinya, komplotan ini tidak segan-segan menyakiti korbannya dengan senjata tajam. Lima orang masih jadi buron,” tutupnya.
Salah seorang tokoh warga, Kholidul Adib mengatakan aparat kepolisian harus mengusut pelaku. Selain itu dia meminta pemerintah daerah agar membuat penerangan jalan. “Lantaran gelapnya jalur di jalan tersebut kerap dimanfaatkan oleh pembegal dalam melakukan aksinya,” ujarnya.
Adib sendiri mensinyalir pelaku tidak berasal dari luar desa Belerong. Bahkan kebanyakan pelaku berasal dari luar daerah.
“Pengalaman yang sudah-sudah, pelakunya dari berbagai daerah, juga ada dari desa sekitar situ. Rata-rata anak-anak remaja usia SMA yg suka nongkrong minum miras,” ujarnya.
(hms/gih)