Perempuan, Kompas Penting dalam Menurunkan Angka Stunting
D'On, Jakarta,- Dalam menjadi kompas bagi perkembangan generasi muda, seorang Ibu membutuhkan kualitas kesehatan yang terjaga baik. Tentu saja demikian pula anak-anak yang akan menjadi masa depan bangsa. Untuk itu, kesehatan mereka perlu mendapat perhatian besar.
Peningkatan kesehatan perempuan, menurut Ketua DPR RI Puan Maharani, merupakan sesuatu yang juga relevan dibicarakan untuk memperingati Hari Ibu ke-93 yang jatuh pada Rabu (22/12).
“Seorang Ibu itu menanggung begitu banyak keharusan dan ekspektasi dari lingkungan sekitarnya, jadi, sudah semestinya pula ia mendapat banyak dukungan untuk bisa memenuhi seluruh keharusan dan ekspektasi itu,” kata Puan.
Dalam hal kesehatan, Puan berpendapat, memberi pendidikan dan pemahaman yang baik dan komprehensif bagi perempuan sedini mungkin perlu dilakukan agar ketika memasuki masa menjadi Ibu, mereka sudah memiliki pengetahuan yang baik hingga bisa menjaga kesehatan diri dan anak-anaknya. Itu sebabnya, Puan merasa gembira saat berjumpa secara luring dan daring dengan sekitar seribu remaja yang tergabung dalam Generasi Berencana (GenRe) di Blitar, pada Senin (20/12).
Dalam acara “Dialog Sosialisasi Pencegahan Stunting” yang diselenggarakan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) ini, Puan mengatakan, remaja, baik perempuan maupun lelaki perlu mengetahui langkah-langkah pencegahan stunting karena penurunan angka stunting yang saat ini masih tergolong tinggi harus dilakukan dari hulu.
“Pengetahuan tentang kesehatan seperti soal stunting dan bagaimana cara mencegahnya ini pelu juga diketahui oleh remaja seperti adik-adik karena suatu hari nanti kan kalian juga akan menikah dan jadi orang tua. Tapi ingat lho, menikah itu harus di usia yang ideal dan harus dimulai dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab,” kata Puan yang disambut senyum sipu dan tepuk tangan remaja GenRe.
Stunting atau kondisi kurang gizi kronis dalam jangka waktu panjang yang mengakibatkan terganggunya pertumbuhan anak, masih merupakan ancaman serius di Indonesia, dan memerlukan penanganan yang tepat.
Berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) pada tahun 2019, prevalensi stunting di Indonesia mencapai 27,7%.
Dengan prosentase itu, artinya terdapat sekitar satu dari empat anak balita (lebih dari delapan juta anak) di Indonesia mengalami stunting.
Angka tersebut tergolong tinggi jika dibandingkan dengan ambang batas 20% yang ditetapkan WHO.
Penurunan stuting ke angka 14%, menjadi salah satu program prioritas yang ditargetkan oleh pemerintah Indonesia pada 2024 mendatang.
Dalam kondisi pandemi yang Indonesia dua tahun belakangan, memenuhi target tersebut memang menjadi tantangan besar bagi pemerintah dan rakyat Indonesia. Namun bukan berarti tak mungkin dicapai.
“Setidaknya, ada tiga cara untuk mencegah stunting melalui pola asuh, pola makan dan fasilitasi air bersih. Pola asuh dan pola makan ini berkaitan erat dengan perempuan. Tidak dapat disangkal jika perempuan mempunyai peranan penting dalam mewujudkan target penurunan yang dicanangkan oleh pemerintah ini karena dalam keluarga, perempuan memiliki peranan penting, selain sebagai ibu, juga pendidik, dan pengatur keuangan, bahkan kadang juga penopang ekonomi yang bisa menentukan prioritas kebutuhan keluarga. Bila tema Hari Ibu tahun 2021 ini adalah Perempuan Berdaya, Indonesia Maju, maka akan penting sekali kita terus mengupayakan pemberdayaan perempuan melalui penambahan wawasan dalam berbagai hal, termasuk soal kesehatan,” Puan menandaskan.
(*)