Bikin Sandiaga Geram! Berikut Kronologis Turis Ukraina Kena Jebak
D'On, Jakarta,- Pariwisata menjadi salah satu sektor industri yang paling terpukul akibat pandemi corona. Bali, sebagai salah satu daerah yang mengandalkan pariwisata menjadi salah satu daerah yang juga paling terpukul.
Meski belum begitu besar, beberapa negara sudah boleh datang kembali ke Bali untuk berwisata. Sayangnya, di tengah rencana pemerintah untuk kembali menghidupkan pariwisata, ada saja ganjalan, tidak terkecuali oknum yang mencari keuntungan pribadi.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno geram saat menerima direct message (DM) di Instagramnya, usai seorang wisatawan dari Ukaraina dijebak pada masa karantina untuk liburan di Bali.
Dalam DM yang diunggahnya di feed Instagramnya, Sandi, menceritakan kalau dirinya mendapat laporan laporan dari salah satu wisatawan asal Ukraina bahwa ia bersama anak perempuannya yang berencana untuk berlibur di Bali mendapat masalah.
"Di hari terakhir karantina, di salah satu hotel di Jakarta, mereka mendapat kabar bahwa tes PCR yang mereka ambil sebelum meninggalkan hotel menunjukkan hasil 'positif'.
Alhasil, wisatawan tersebut meminta pertolongan secara langsung, agar bisa melakukan tes PCR ulang karena mereka percaya bahwa hasilnya salah. Selain itu, tentunya akan memakan biaya lebih besar lagi.
Sebagai wujud GERAK CEPAT kami di @kemenparekraf.ri untuk BANGKITKAN EKONOMI dan menyelamatkan LAPANGAN KERJA di sektor pariwisata, kami berupaya untuk hadirkan keadilan sekaligus memberi kenyamanan bagi para wisatawan. Jangan sampai ada wisatawan yang membawa kesan negatif karena ini tentunya akan mencoreng pariwisata dan nama baik Indonesia.
Alhamdulillah, secara cepat masalahnya sudah tersolusikan. Mereka saat ini sedang menikmati pariwisata di Bali. Saya berharap kedepannya tidak ada lagi wisatawan yang mendapat pengalaman yang kurang mengenakkan," tulis Sandi, dikutip pada Minggu (30/1/2022).
Hal ini bukan menjadi yang pertama dalam membuat Sandi geram, sebelumnya, Menparekraf tersebut sempat geram karena mengetahui ada wisatawan di Jogja yang dikenakan biaya parkir tak wajar. Wisawatan lokal itu diminta membayar biaya Rp 350 ribu untuk parkir di sekitar area Malioboro.
Lewat akun Instagram resminya, Sandi menyebut oknum parkir seperti itu jelas telah mencoreng pariwisata di Jogjakarta. Ia menegaskan bahwa pungutan parkir tak wajar harus ditertibkan karena kontraproduktif dengan upaya pemerintah yang sedang berusaha menghidupkan kembali pariwisata lokal.
"Tindak tegas dan jangan sampai terulang! Kami di @kemenparekraf.ri sedang berjuang keras, all out untuk bangkitkan ekonomi dan lapangan kerja di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, jangan sampai dirusak oleh oknum yang secara sengaja hanya ingin mendapat keuntungan pribadi," kata Sandi.
"Saya tidak akan segan untuk menindak tegas oknum-oknum yang mencoba mengambil keuntungan namun mencoreng nama baik Indonesia!"
(CNBC)