Menolak Lupa, Jejak "Sang Inspirator" Fauzi Bahar di Kota Padang
Dirgantaraonline.co.id,- Fauzi Bahar terpilih sebagai Walikota Padang pada tanggal 17 Maret 2004 dan berakhir pada tanggal 17 Maret 2014. Selama dua periode kepemimpinannya setiap program yang dicetusnya selalu menjadi booming dan jadi percontohan bagi seluruh Kabupaten dan Kota se Indonesia.
Baru saja terpilih, Fauzi langsung melakukan Pemberantasan Togel di Kota Padang ini dengan melibatkan seluruh unsur mulai dari Tokoh Adat, Agama, Bundo Kanduang, Ormas, OKP dan diback up dari Pihak Kepolisian, TNI maupun Kejaksaan.
Dan langsung diapresiasi oleh Jenderal Polisi Soetanto yang pada itu sebagai Kapolri dengan memerintahkan seluruh Kapolres se Indonesia agar mencontoh Kota Padang dalam pemberantasan Togel ini.
Tidak lama kemudian, Walikota yang pernah bertugas sebagai Perwira Menengah di TNI AL melihat anak-anak tingkat SD dan SLTP masih pakai celana pendek bagi lelaki dan rok pendek bagi yang perempuan. Beliau langsung berpikir bahwasanya anak anak seusia tersebut tidak pantas pakai celana pendek terkhusus bagi yang laki laki dan rok pendek bagi perempuan.
Maka Fauzi Bahar memutar otak dan kembali membikin gebrakan untuk mengharuskan seluruh siswa yang beragama Islam, mulai dari SD sampai SLTA berpakaian muslim. Anak lelaki SD dan SLTP sama seperti SLTA memakai celana panjang dan bagi yang perempuan memakai jilbab dengan baju tertutup sampai mata kaki dan lengan panjang.
Program ini tidak serta merta berjalan mulus karena tantangan paling berat adalah dia dipanggil oleh Menteri Pendidikan pada saat itu karena dituding telah merubah kurikulum. Namun kalau tidak piawai dalam memberikan analisa serta analogi yang masuk akal, tidak Fauzi Bahar namanya.
Dia menyampaikan kepada Menteri Pendidikan bahwa dia juga seorang pendidik yang lulusan dari IKIP Padang dan dia merasakan sangat miris melihat anak anak di Kota Padang yang pada saat itu sering terjangkit penyakit demam berdarah karena di sekolahnya sering digigit nyamuk aides aighepty.
Disamping itu, dia juga mengatakan bahwa anak anak perempuan yang biasa disebut "Gadih Jolong Gadang" juga terhindar dari tindakan pelecehan seksual karena dengan berpakaian muslim maka anggota tubuh bagian bawah sudah tertutup.
Akhirnya program berjilbab ini juga menjadi booming ke seluruh tanah air, karena kaum ibu merasa malu melihat anak perempuan mereka berjilbab sementara dia tidak. Akhirnya virus Jilbab ini menyebar ke seluruh orangtua perempuan.
Dengan sudah berjilbabnya para ibu, ternyata berdampak juga kepada turunnya angka kriminalitas di Kota Padang. Karena dengan berkerudung atau berjilbab tersebut, tidak kelihatan lagi kalung emas yang menjuntai dileher dan gelang emas yang bersusun ditangan cantik para ibu tersebut.
Ternyata masih banyak program dari DR. H. Fauzi Bahar, M. Si Dtk. Nan Sati ini, maka untuk episiode selanjutnya, kita akan mengupas program program lainnya. Seperti Pesantren Ramadhan, Dragon Boat dan lainnya.
Fauzi Bahar juga melakukan kebijakan yang spektakuler beliau menerbitkan Perwako tentang wajib Bagi ASN bayar zakat di Baznas kota Padang program ini juga mendapatkan rintangan dari segelintir pemuka agama islam
Namun Fauzi Bahar bersikukuh dengan kebijakannya walapun saya masuk penjara dengan pemaksaan ini saya bersyukur masuk penjara tidak melakukan korupsi tetapi memaksa bawahan saya masuk sorga dan kebijakan ini juga di terapkan oleh kabupaten kota bahkan nasional hasil nya hari ini Baznas kota Padang mengelola dana milyaran dari ratusan juta..
Penulis : Andi Meirizal / Ade Chaidir