Moeldoko Sebut NII Cari Cuan dari Kotak Amal hingga Fintech
D'On, Jakarta,- Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko mengatakan Negara Islam Indonesia (NII) menggalang dana untuk terorisme melalui kotak amal dan layanan fintech.
Moeldoko berkata dana yang dikumpulkan akan disalurkan ke gerakan terorisme internasional. Kemudian, dana itu digunakan untuk aksi terorisme di Indonesia.
"Ada upaya pengumpulan dana melalui kotak-kotak amal, melalui fintech. Kita harus terbuka matanya bahwa semua perlu mendapatkan kewaspadaan," kata Moeldoko melalui rekaman video, Jumat (22/4).
Moeldoko menuding NII sebagai dalang dari hampir setiap terorisme di Indonesia. Bahkan, ia menyebut NII aktif terlibat teror sejak 2000-an.
Mantan Panglima TNI itu berkata NII berada di balik Bom Bali. NII, ucapnya, juga mendalangi bom di Kedutaan Besar Amerika Serikat pada 2004 dan Bom Buku pada 2011.
"Ternyata di balik itu semua ada latar belakang NII," tutur Moeldoko.
Dia meminta masyarakat untuk terus waspada terhadap ancaman NII. Moeldoko mengajak masyarakat menghentikan pergerakan NII sebelum menimbulkan dampak buruk bagi Indonesia.
"Hati-hati, ada di tengah-tengah kita," ujarnya.
Moeldoko juga mewanti-wanti masyarakat bahwa NII telah menyusup dalam aparatur sipil negara (ASN) hingga mahasiswa.
"Jangan salah, itu sudah berada di tengah-tengah kita. Siapa yang menjadi unsur-unsur yang terpengaruh? Melalui ASN, melalui aparat keamanan, melalui mahasiswa, melalui berbagai institusi, dan termasuk pengusaha," kata Moeldoko melalui rekaman video, Jumat (22/4).
Moeldoko berkata NII saat ini memiliki strategi yang berbeda dengan era Kartosoewirjo dan Kahar Muzakkar. Menurutnya, NII zaman sekarang tak selalu bergerak melalui perlawanan senjata.
Mantan Panglima TNI itu menyebut NII bergerak mencari simpati. Salah satu teknik yang diterapkan oleh NII adalah baiat atau sumpah setia.
"Ini jauh lebih dahsyat. Kenapa dahsyat? Kalau pergerakan senjata, dia mudah dikenali, pelakunya mudah ditangkap, dan mudah diselesaikan," ujarnya.
(dhf/rds)
#NII #Moeldoko #Teroris