6 Fakta Penangkapan Tokoh Khilafatul Muslimin Lampung Hingga Uang Miliaran
D'On, Lampung,- Pihak kepolisian kembali menangkap tokoh Khilafatul Muslimin di kantor pusat di Bandar Lampung, Lampung. Proses penangkapan yang diikuti dengan penggeledahan ini ditemukan uang miliaran rupiah.
Setelah pimpinan tertinggi Abdul Qadir Hasan Baraja, dua tokoh penting Khilafatul Muslimin ditangkap polisi. Kedua tokoh penting ini ditangkap di kantor pusat di Jl WR Supratman, Bumi Waras, Teluk Betung, Bandar Lampung, Sabtu (11/6).
Berikut fakta-fakta penangkapan tokoh penting Khilafatul Muslimin di Lampung hingga uang miliaran rupiah disita polisi, yang kami rangkum sebagai berikut:
Dua Tokoh Penting Ditangkap
Tim gabungan Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, yang dibantu oleh TNI dan Forkopimda, menangkap dua orang di kantor pusat Khilafatul Muslimin, Lampung. Keduanya disebut-sebut merupakan tokoh penting di organisasi Khilafatul Muslimin.
"Dua orang ini merupakan tokoh penting di kantor pusat Khilafatul Muslimin," ujar Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi, Sabtu (11/6).
Hengki belum memerinci identitas dua tokoh penting Khilafatul Muslimin yang ditangkap ini. Keduanya ditangkap di kantor pusat Khilafatul Muslimin, Bandar Lampung, Lampung.
Peran 2 Tokoh Khilafatul Muslimin
Hengki mengatakan kedua tokoh Khilafatul Muslimin ini memiliki peran penting di kepengurusan organisasi Khilafatul Muslimin pusat. Mereka berperan sebagai pelaksana operasional.
"Kedua tersangka yang diamankan berperan sebagai pelaksana operasional organisasi," kata Hengki.
Tidak hanya itu, keduanya juga berperan dalam membantu Abdul Qadir Hasan Baraja sebagai pemimpin tertinggi di Khilafatul Muslimin. Salah satunya memiliki rekam jejak terkait kasus terorisme.
"Peran masing-masing turut membantu perbuatan pidana oleh tersangka utamanya, yaitu pimpinan tertinggi ormas Khilafatul Muslimin, dengan rekam jejak sebagai terpidana yang salah satunya kasus pengeboman Candi Borobudur pada tahun 1985 hingga menjalani hukum penjara," beber Hengki.
Bermula, ketika polisi hendak membawa kedua tokoh itu ke kantor polisi. Tiba-tiba pelaku melawan dan memberontak.
Hal ini kemudian membuat para simpatisannya yang ada di lokasi bereaksi. Para simpatisan dan polisi terlibat dorong-dorongan.
"Allahu Akbar...!" teriak simpatisan Khilafatul Muslimin yang berkumpul di depan kantor pusat tersebut.
Gesekan yang terjadi membuat dua orang jurnalis yang melakukan peliputan di lokasi menjadi korban. Kedua jurnalis dari media online dan televisi ini mengalami luka akibat kejadian itu.
"(Uang yang disita) sekitar Rp 2,2 M lebih," ungkap Hengki.
"Kita melakukan penggeledahan terhadap operasionalisasi terhadap ormas ini dan kita menyita uang yang diduga uang operasional sekitar miliaran jumlahnya," jelas Hengki.
"Terkait kejadian tadi ada dua orang yang kami amankan yang diduga provokator," kata Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi saat dihubungi detikcom, Sabtu (11/6)
Belum diketahui identitas kedua orang provokator tersebut. Namun, keduanya tengah diperiksa oleh kepolisian Bandar Lampung.
"Saat ini diamankan di Polresta Bandar Lampung," katanya.
Hengki mengatakan proses penangkapan kedua tokoh penting ormas Khilafatul Muslimin telah dilakukan sesuai prosedur. Dia menegaskan Khilafatul Muslimin adalah organisasi yang bertentangan dengan Pancasila.
"Kami juga memberikan penekanan kepada mereka yang tadi sempat terjadi kesalahpahaman, harus taat dengan aturan NKRI. Catat, harus taat. Tidak boleh mereka menentang dengan kami TNI-Polri dan aparat pemda di sini. Harus taat dengan aturan yang ada di negara Indonesia," jelas Hengki.
(Mei)
#KhilafatulMuslimin #Teroris #AbdulQadirBaraja #OrganisasiTerlarang