Drama 15 Jam Penangkapan Anak Kyai Jombang DPO Pencabulan Santriwati
D'On, Jombang (Jatim),- Moch Subchi Azal Tsani alias MSAT (42), putra Kiai Muchtar Mu'thi, pengasuh Pondok Pesantren Shiddiqiyah, Kecamatan Ploso, Jombang, akhirnya ditangkap polisi kamis (7/7) pukul 23.30 WIB setelah drama 15 jam penangkapan. Dia adalah DPO kasus dugaan pencabulan yang dilakukan terhadap santriwatinya.
Dalam kasus ini, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jatim Kombes Polisi Totok Suharyanto mengungkapkan pihaknya telah melakukan upaya pemanggilan kepada anak kiai tersebut, namun tak pernah ditanggapi oleh pihak keluarga MSAT.
Polisi juga melakukan pendekatan dengan pihak keluarga kiai tersebut untuk menyerahkan Subchi. Lagi-lagi usaha polisi kembali gagal membawa tersangka Subchi untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya di mata hukum.
Menanggapi kegagalan ini, Wakapolda Jatim Brigjen Pol Slamet Hadi Supraptoyo mengatakan, jika tidak ada masalah terkait dengan upaya yang dilakukan oleh pihaknya itu. Ia pun menyebut jika pihaknya hanya berupaya melaksanakan tugas secara profesional saja.
Akhirnya, Kamis (7/7), polisi melakukan tindakan tegas dengan mengerahkan pasukan untuk membawa paksa tersangka Subchi.
Jam 08.00 WIB
Ratusan aparat kepolisian mengepung Pondok Pesantren Siddiqiyyah Losari, Ploso, Jombang, sejak Kamis (7/7) pagi. Ratusan personel itu berupaya kembali menangkap Subchi.
Ratusan personel polisi bersenjata lengkap itu itu sempat terlihat merangsek masuk ke dalam pondok. Jalanan di sekitar pondok, yakni Jalan Raya Ploso sempat ditutup total. Arus keluar masuk pondok pun otomatis terhenti.
Warga yang mendekati area tersebut diusir petugas kepolisian. Bahkan ratusan warga sekitar melihat secara berderet di jalan raya.
Aparat kepolisian tampak mendapatkan perlawanan hingga dikabarkan ada yang terluka. Anggota Brimob diserang pendukung MSAT di dalam pondok pesantren.
Jam 11.00 WIB
Upaya polisi untuk membawa MSAT mendapat perlawanan. Akhirnya, puluhan orang yang berusaha menghalangi penangkapan MSAT di dalam Pondok Pesantren Shidiqiyah Ploso, Jombang, ditangkap polisi. Mereka diamankan dengan menggunakan tiga truk polisi dan Satpol PP.
Tiga truk yang membawa puluhan pendukung MSAT ini mendapatkan pengawalan ketat dari petugas. Puluhan orang tersebut langsung diangkut menuju ke Polres Jombang untuk dilakukan pendataan.
"Kita memilah-milah mana santri dan mana yamg bukan santri, dan kami sudah angkut tiga truk dan belum data jumlahnya. Nanti akan kita data ke Polres kita akan periksa semua dan nanti perkembangan akan kami sampaikan," kata Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Dirmanto, Kamis (7/7).
Dia menambahkan, mereka yang diangkut adalah yang menghalangi upaya penangkapan yang dilakukan oleh petugas.
"Ini yang menghalangi tadi, dan ada juga sukarelawan, karena ada sukarelawan juga yang dari luar daerah, jumlahnya kita data," imbuhnya.
Jam 13.00 WIB
Hingga pukul 13.10 WIB atau lima jam setelah pengepungan berlangsung di luasan area pondok yang mencapai 5 hektar, polisi masih berupaya mencari keberadaan MSAT dengan menyisir satu persatu ruangan yang ada.
Dirmanto menyatakan, polisi masih melakukan hunting atau pencarian terhadap MSAT.
"Belum (tertangkap). Hingga kini kami masih hunting, mencari yang bersangkutan," ujar Dirmanto, Kamis (7/7).
"Luasnya sekitar 5 hektar ya. Kita masih melakukan penyisiran ruangan satu persatu," tambah dia.
Dari penyisiran itu, kata dia, polisi mengamankan orang-orang yang diidentifikasi bukan sebagai santri pondok.
"Kita sisir ya, kita masih mencari!. Kalau bukan orang pondok atau santri ya kita amankan," katanya.
Jam 14.00 WIB
Polisi menangkap satu orang yang diduga sebagai salah satu sopir mobil iring-iringan dari Subchi. Sopir berinisial DD ini ditangkap saat berada di dalam Pondok Pesantren (Ponpes) Shiddiqiyah, Ploso, Jombang.
Dirmanto menyatakan, pihaknya telah melakukan penangkapan terhadap sopir dari mobil panther dengan Nopol S 1741 ZJ.
"Atas nama DD, beliau sudah kami tangkap dan kami bawa, sudah kami amankan. Terkait dengan, beliau adalah sopir panther dengan Nopol S 1741 ZJ, yang menghalang-halangi (penangkapan MSAT) pada hari minggu lalu," tegasnya.
Jam 15.00 WIB
Polisi berupaya menyisir dan menangkap Subchi dari dalam Pondok Pesantren Shiddiqiyyah Desa Losari, Kecamatan Ploso, Jombang. Sejumlah pendukung yang ada di dalam pondok 'dikuras', dipisahkan dan dikeluarkan secara paksa kemudian diangkut truk.
Dari pengamatan, sejumlah truk polisi dan Satpol PP, terlihat keluar masuk gang menuju Ponpes Shiddiqiyyah. Truk-truk tersebut masuk dalam keadaan kosong, dan keluar tampak penuh dengan muatan orang.
Dirmanto menyebut mengamankan sebanyak 60 orang. Ke-60 orang tersebut diidentifikasi bukan sebagai santri dari pondok tersebut.
"Kita memang berupaya memisahkan, mana yang santri mana yang bukan. Kalau bukan santri ya kita amankan," kata Dirmanto.
Dari pengamatan, setelah 'kloter' truk pertama, masih terlihat hilir mudik truk-truk pengangkut massa tersebut. Jika dihitung, setidaknya sudah tiga hingga empat kali terlihat truk mengangkut massa. Sekali angkut, terlihat sekitar dua atau tiga truk yang keluar gang pondok.
Jam 16.00 WIB
Polisi menyisir ke berbagai tempat. Mulai dari area pemakaman hingga toilet disebut dilakukan polisi.
Aan Anshori, seorang saksi yang mengikuti pengejaran MSAT bercerita, dirinya melihat polisi pun sampai menyisir pemakaman hingga toilet pesantren.
"Semuanya disisir, di makam, di toilet, hingga pondok santri perempuan," kata Aan, Kamis (7/7).
Karena itu, ia ragu MSAT masih berada di sekitar pesantren. Tapi karena pesantren yang luas, bisa jadi, DPO bersembunyi di suatu tempat di dalam area pondok.
"Sangat memungkinkan kabur, tapi ada kemungkinan juga dia masih di sini karena medannya sangat luas," ujarnya.
Di saat yang sama, polisi juga melakukan negosiasi dengan pihak keluarga. Namun mereka menolak memberi tahu posisi di mana MSAT bersembunyi.
"Keluarga dan petinggi-petinggi pesantren juga tidak mau memberi tahu dimana posisinya (tersangka). Polisi diminta pergi tapi tampaknya tidak mau pergi, polisi bertahan, ada sekitar empat kompi," ucapnya.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Jatim Kombes Dirmanto mengatakan pihaknya hingga kini terus menggeledah seluruh lokasi di Pesantren Shiddiqiyyah.
"Pondok ini informasi yang kami terima lima hektar, bangunannya sangat banyak, kami cari satu persatu. Kami masih proses pencarian yang bersangkutan di dalam pondok, sampai dapat," pungkas dia.
Jam 17.00 WIB
Polisi mengultimatum keluarga besar Pondok Pesantren Shiddiqiyyah, Ploso, Jombang agar segera menyerahkan MSAT alias Bechi. Hal ini dilakukan, lantaran hingga 8 jam pengepungan Ponpes, tersangka belum juga ditemukan.
Polisi mengultimatum keluarga besar MSAT agar kooperatif membantu pihak Kepolisian, menyerahkan proses hukum MSAT. Ia pun mencontohkan, jika ada pihak yang menghalangi proses penyidikan ini, maka akan dapat dipidanakan.
"Kami mengimbau agar keluarga MSAT ini kooperatif membantu kami. Sekali lagi kami imbau kepada pihak keluarga MSAT kooperatif membantu kami. Seperti yang tadi salah satunya DD sudah kami tangkap pasal 19 UU no 2 tahun 2022 menghalangi-halangi upaya penyidikan. Kasus pelecehan seksual, kalau menghalangi ancaman hukuman 5 tahun," tegas Dirmanto.
Dirmanto menyebut, polisi juga sudah berupaya sehumanis mungkin dalam penegakan hukum yang membelit putra mahkota Ponpes Shiddiqiyyah itu.
"Saya rasa polisi sudah berupaya sehumanis mungkin dalam upaya penegakan hukum ini," tegasnya.
Jam 23.00 WIB
Suasana di area sekitar Pondok Pesantren Shiddiqiyyah, Ploso, Jombang masih berlangsung tegang. Sejumlah kendaraan taktis milik polisi terlihat masih disiagakan di jalanan. Sejumlah polisi berpakaian preman maupun pakaian dinas masih kerap terlihat lalu lalang.
Polisi pun terlihat masih menutup Jalan Raya Ploso, baik arah Lamongan maupun arah Jombang. Kendaraan yang hendak menuju Lamongan, dialihkan ke Jalan Gedek, Mojokerto. Demikian pula sebaliknya bagi kendaraan yang hendak menuju Jombang.
Sejumlah tameng pasukan Brimob tampak disiagakan menghalangi akses jalan menuju Ponpes Shiddiqiyyah. Suasana di dalam gang pun terlihat lengang karena memang disterilkan oleh polisi.
Hanya sesekali terlihat warga yang kebetulan rumahnya berada dijalur tersebut, sesekali tampak keluar masuk gang. Itu pun dapat dihitung beberapa kali saja.
Hingga pukul 23.00 wib, belum ada tanda-tanda adanya pengurangan pasukan dari Kepolisian. Sejumlah kendaraan pasukan pun tampak masih disiagakan di pinggir jalan.
Jam 23.30 WIB
Moch Subchi Azal Tsani alias MSAT (42), putra Kiai Muchtar Mu'thi, pengasuh Pondok Pesantren Shiddiqiyah, Kecamatan Ploso, Jombang, akhirnya ditangkap. Hal itu disampaikan oleh Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta di Pondok Pesantren Shiddiqiyah, Kecamatan Ploso, Jombang.
"Setengah jam lalu tersangka MSAT menyerahkan diri kepada polisi," ujar Nico di Jombang, Kamis (7/7).
Nico mengungkapkan, MSAT akan dibawa ke Mapolda Jatim untuk menjalani pemberkasan.
"Kedua orang tuanya dipersilakan untuk mengikuti proses hukum terhadap anaknya tersebut," ujar Nico.
(mdk/ded)
#AnakKyaiCabul #DPO #Pencabulan #Pelecahnseksual #Kriminal