Nyaris jadi Korban Penculikan di Padang, Zahwa Dihadang di Gang Sempit, Melawan dan Kabur ke Rumah Nenek
D'On, Padang (Sumbar),- Seorang murid sekolah dasar (SD) di Kota Padang nyaris jadi korban penculikan, kemarin (30/1). Beruntung, perlawanan yang diberikan bocah perempuan itu bisa membuatnya lepas dan melarikan diri.
Bila bukan hari libur, pagi kemarin seperti pagi-pagi yang lainnya bagi Zahwa Mutiara Rahmadani. Rutinitas berangkat ke sekolah. Siswi kelas 5 di SDN 14 Gurunlaweh, Kecamatan Lubukbegalung itu, berangkat ke sekolah sendiri.
Dari rumahnya di Ampalu, Kelurahan Pengambiran, Kecamatan Lubuk Begalung, dia berangkat dengan angkutan kota (angkot) dan turun di Simpang Gurunlaweh. Untuk sampai ke sekolahnya, anak 11 tahun ini mesti melalui sebuah gang sepi.
Orang-orang di sekitar kerap menyebutnya Gang Tower. Nah, di sana lah peristiwa dia nyaris diculik terjadi. Saat melintasi gang tersebut, dua orang laki-laki bersepeda motor tiba-tiba muncul dan menghadangnya. Keduanya menggunakan masker.
Salah satu dari mereka memaksa Zahwa naik ke sepeda motor. Meski diancam dengan sebilah pisau, dia ternyata berani melawan. Bahkan memukul tangan pelaku, sehingga pisau yang digunakan terlempar ke jalan.
Korban kemudian berusaha melarikan diri. Namun, pelaku berusaha menangkapnya. Akhirnya Zahwa benar-benar bisa kabur, setelah berhasil lepas dari tasnya yang ditarik pelaku penculikan. Sembari berteriak minta tolong.
Zahwa pun berlari ke rumah neneknya yang tidak jauh dari tempat kejadian peristiwa (TKP). Sementara para pelaku tidak lagi mengejarnya. Kepada si nenek dia langsung menceritakan apa yang telah dialaminya itu. Setelah mendapat cerita dari cucunya, si nenek mengantarkannya ke sekolah.
Dan menceritakan kejadian tersebut kepada salah seorang guru. Pihak sekolah pun, kemudian melapor ke Polsek Lubuk Begalung. Begitulah kronologis peristiwa yang diceritakan Kepala SDN 14 Gurunlaweh Endriani kepada sejumlah wartawan, usai kejadian.
“Kejadian itu sekitar pukul 07.30 WIB,” ujarnya. Ia mengatakan, anak tersebut selamat. Namun tentunya ada hal yang membuat trauma pada korban sehingga menangis saat menceritakan kejadian kepada nenek dan gurunya.
Endriani pun berharap kejadian ini tidak terulang lagi dan meningkatkan kewaspadaan terhadap anak-anak. Terutama orang tua harus mengawasi anak-anak. Jika memungkinkan orang tua dapat mengantarkan anaknya ke sekolah agar selamat pulang dan pergi.
Kasi Humas Polresta Padang Yanti Delfina membenarkan kejadian tersebut. Untuk mengatasi kecemasan korban, personel polisi pun melakukan pendampingan. Kedepan, pihaknya berharap akan ada peningkatan penjagaan agar kejadian serupa tidak terjadi lagi.
Menjawab keresahan masyarakat Kota Padang terkait kasus ini, Polresta Padang melalui polsek-polsek yang ada mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. “Kami sudah menurunkan imbauan kewaspadaan melalui babinkamtibmas kami yang ada di polsek-polsek mengingat penculikan anak di Jawa yang sedang marak-maraknya,” katanya.
Imbauan ini telah disebarkan sejak Kamis (26/1) lalu. Tidak hanya lewat babinkamtibmas di polsek-polsek tapi juga lewwat tokoh-tokoh masyarakat. Dia pun mengingatkan untuk menjaga anak-anak usia 1-12 tahun karena di daerah Jawa banyak terjadi kasus penculikan yang mana anak-anak itu yang menjadi korbannya.
Nah, penculik tersebut terkadang menyamar sebagai penjual, om telolet, orang gila, ibu hamil, pengemis dan lain-lain. Kejadian penculikan anak itu membuat resah masyarakat. Salah seorangnya warga Kampung Lapai Nilmayanti, 28.
Dia juga terbawa resah karena anaknya sekolah di tempat yang lumayan jauh dari rumah mereka dan harus berjalan saat pulang sekolah. Terkadang anaknya tersebut berjalan sendirian.
“Iya tentu cemas sekali. Mengingat banyaknya berita berita yang beredar di televisi maupun di media sosial tentang penculikan anak,” katanya saat dijumpai di SDN 06 Kampung Lapai. Ia mengaku, saat ini lebih banyak menghabiskan waktu bersama anaknya. Dan melarang buah hatinya untuk keluar pada sore hari hingga malam hari.
Hal yang tak jauh berbeda juga dirasakan Yopi Mustafa, 45, warga Gunung Pangilun. Dijumpai di SDN 04 Kampung Olo, saat menunggui anaknya pulang, dia mengatakan, setiap hari menjemput dan mengantar sang anak.
“Ya, hal inilah yang kita takutkan sebagai wali murid. Anak-anak kita yang masih kecil dan mudah terpengaruh dengan orang asing tentu akan menjadi sasaran empuk karena akan mudah saja bagi pelaku penculikan anak menculik anak,” katanya.
Dia berharap berita-berita yang beredar hanya hoaks belaka. Tapi dirinya akan tetap waspada dalam menjaga sang anak. Apabila berita tersebut benar, pihaknya berharap ada kolaborasi yang kuat yang dapat dijalin oleh pemerintah dan masyarakat untuk menangkap sang penculik anak. Sehingga hal yang meresahkan tidak ada lagi.
Tingkatkan Pengawasan
Terpisah, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Ery Sendaya mengatakan, kasus dugaan penculikan ini bukan yang pertama kali di Kota Padang. Sebab pada awal tahun ini juga sudah ada info info penculikan anak tersebut.
“Perbedaannya, kasus yang pertama, setelah kita telusuri ternyata bukan penculikan anak. Melainkan ada konflik di dalam keluarga anak tersebut,” jelasnya.
Sementara itu, untuk kasus penculikan yang melibatkan anak SDN 14 Gurunlaweh pihaknya juga akan mengutus tim untuk menelusuri kejadian latar belakang. Serta melakukan pemulihan trauma terhadap korban.
“Kami akan selalu memberikan pelayanan kepada masyarakat dan juga akan menelusuri serta mencari tahu lebih lanjut mengenai info-info yang melibatkan kekerasan terhadap perempuan dan juga anak ini,” katanya lagi.
Pihaknya juga berkoordinasi dengan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) untuk mencegah kekerasan terhadap perempuan dan anak. Apabila dalam penanganan kasus terjadi pelanggaran yang mengarah kepada pidana maka kasus akan diseret ke ranah hukum.
“Untuk mencegah hal ini terulang, baik dari lingkungan sekolah dan sejenisnya, kita sudah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan untuk meningkatkan pengawasan dari pihak sekolah maupun keluarga,” terangnya.
Dia mengingatkan, pengawasan yang terpenting adalah dari wali murid atau keluarga. Apabila wali murid lalai dalam menjaga anaknya maka bisa jadi anak tersebut lebih percaya kepada orang asing dibanding kepada keluarganya sendiri.
Pihaknya juga mengatakan terus melakukan upaya untuk pemulihan dan pembimbingan untuk memperkuat psikis korban. Karena di DP3AP2KB memiliki psikolog yang akan menangani hal tersebut.
Sementara itu Sekretaris Kota (Sekko) Padang Andree H Algamar mengatakan, wali kota Padang sudah menurunkan anjuran untuk pemerintah setempat agar dapat berkolaborasi untuk mengentas kasus-kasus kriminalitas terutama penculikan anak ini.
“Wali kota Padang sudah memberikan imbauan untuk pemerintah setempat. Baik itu camat, lurah, RT, RW dan seluruh elemen anggota masyarakat juga. Yakni untuk dapat meningkatkan pengamanan di lingkungan masyarakat,” ucapnya.
Selain dari kolaborasi dan peningkatan keamanan di lingkungan masyarakat, tambahnya, juga perlu adanya peningkatan keamanan di lingkungan sekolah. Baik dari guru-guru maupun dari wali murid itu sendiri.
“Kita harus tingkatkan pengamanan di sekolah juga artinya harus ada keamanan yang terbaik sehingga kejadian seperti ini tidak terulang lagi,” tuturnya.
Lebih lanjut, ia mengimbau seluruh lapisan masyarakat untuk tidak panik dengan adanya isu dan berita dugaan penculikan terhadap anak ini. Sehingga dengan tidak panik hal itu juga tidak akan meningkatkan trauma pada anak.
“Nanti apabila terlalu panik takutnya ada pengaruh psikis dan juga mental terhadap anak. Sehingga hal inilah yang menjadi ketakutan kita bersama,” ungkapnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Padang Yopi Krislova juga mengimbau orang tua untuk dapat meningkatkan kewaspadaannya terhadap anak. “Kita imbau kepada para orangtua untuk mengantar jemput anaknya saat pergi dan pulang sekolah. Terutama bagi anak kita yang masih duduk di kelas satu hingga kelas tiga yang rentan jadi korban penculikan ini,” ucapnya.
Yopi juga meminta kolaborasi antar pihak sekolah, terutama petugas keamanan atau security untuk lebih mengenali masing-masing orang tua siswa yang biasa mengantar jemput anaknya ke sekolah.
#PenculikanAnak #Kriminal #Padang #DinasPendidikan