Kisah Miris Pekerja Seks Arab, Dicambuk-Kemaluan Diberi Cabai
D'On, UEA,- Uni Emirat Arab (UEA) adalah negara Teluk yang terkenal dengan kekayaannya, serta gedung pencakar langit futuristik. Namun kelompok hak asasi menyebut negara ini memiliki catatan buruk dalam melindungi pekerja asing dan kebebasan dasar.
Penyelidikan oleh International Consortium of Investigative Journalists dan Reuters bahkan menemukan UEA adalah tujuan utama perdagangan seks. Di mana wanita Afrika dipaksa menjadi pelacur oleh jaringan gelap yang beroperasi di negara tersebut.
Kasus Christy Gold, yang didakwa melakukan perdagangan seks di Nigeria, menyoroti siksaan yang dialami para korban wanita di UEA. Gold sendiri bukan nama asli, perempuan berusia sekitar 46 tahun ini tercatat dengan nama Christiana Jacob Uadiale dalam pengadilan.
Gold adalah biang keladi jaringan kriminal yang memikat wanita Afrika ke Dubai. Ia memaksa mereka melakukan prostitusi di rumah bordil, jalan belakang, bar, hotel, dan klub dansa di kota itu.
Fakta ini ditemukan menurut enam pejabat anti-perdagangan manusia Nigeria, seorang aktivis hak asasi manusia Inggris yang telah melacak operasinya, serta berdasarkan pernyataan lima wanita yang menjadi korban perdagangan dan eksploitasi oleh Gold. Tiga wanita yang menjadi korban Gold menyebut bahwa jika mereka tidak melakukan apa yang diperintahkan, mereka akan dibunuh dan dibuang di gurun.
"Mereka memukuli saya habis-habisan. Penderitaannya terlalu banyak," kata salah seorang wanita dalam sebuah wawancara, mengutip Reuters, Selasa (13/6/2023).
Jika mereka mengikuti perintah Gold tetapi tidak menghasilkan cukup uang untuknya, mereka dibawa ke sebuah kamar di sebuah apartemen di Dubai. Di sana, saudara laki-laki Gold akan membuat mereka kelaparan, mencambuk mereka dan memasukkan pasta cabai panas ke dalam kemaluan mereka.
"Setiap kali kami tidak membawa uang, mereka akan memukuli kami, memasukkan lada ke dalam vagina kami, merica ke mata kami... Banyak dari kami yang terluka, tetapi kami tidak dibawa ke rumah sakit karena mereka tidak ingin orang tahu apa mereka lakukan kepada kita," aku korban dari Nigeria yang diperdagangkan oleh Gold.
Salah satu pekerja seks lain adalah seorang wanita muda yang tiba dari Ghana pada Juni 2022. Dia mengatakan bahwa dia dijanjikan pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga tetapi mendapati dirinya melakukan pekerjaan yang sama sekali berbeda.
"Beberapa hari yang lalu, mata saya bengkak setelah dipukul di bagian wajah dan ditampar saat gagal memenuhi target. Bosku yang melakukan ini padaku," katanya.
Dia mengatakan bahwa jika dia ingin mendapatkan kebebasannya, dia harus membayar hutang hampir US$10.000. Ini setara Rp148 juta.
Ada lagi seorang wanita Uganda berusia 25 tahun. Ia mengatakan bahwa setelah dia melarikan diri dari sebuah rumah bordil di distrik Deira Dubai, dia menuju ke kantor polisi terdekat.
Bukan keamanan yang didapat, seorang petugas polisi malah membawanya kembali ke rumah bordil dan bernegosiasi dengan pedagang untuk mengembalikan paspornya. Petugas itu pergi tanpa melakukan apa-apa lagi, dan pedagang mengambil kembali paspornya.
Perempuan tersebut berhasil lolos untuk selamanya setelah dia menghubungi Nyondo Rozet, penyiar YouTube Uganda yang berbasis di UEA. Rozet memposting video tentang penderitaannya, yang mengumpulkan uang untuk membeli tiket pesawat pulang.
Sebagian besar dari perempuan yang diwawancarai terkait kasus ini mengatakan bahwa mereka dijanjikan jenis pekerjaan lain tetapi didorong ke dalam prostitusi. Yang lain mengatakan mereka memilih untuk melakukan pekerjaan seks tetapi terjebak dalam situasi di mana mereka dilecehkan, pendapatan mereka dicuri dan mereka tidak dapat melarikan diri.
'Sumpah Juju'
Ada salah satu alasan mengapa banyak korban perdagangan seks yang sulit melarikan diri. Ini adalah "sumpah juju".
Para pedagang manusia dan bawahannya mengendalikan perempuan Afrika dengan menggunakan kekuatan juju. Ini adalah sistem kepercayaan spiritual tradisional Afrika.
Wanita yang menjadi sasaran perdagangan seks diharuskan untuk mengambil sumpah juju, yang sungguh-sungguh untuk melakukan penawaran dari perekrut yang telah berjanji untuk membantu mereka mendapatkan pekerjaan di luar negeri. Sebagai bagian dari upacara pengambilan sumpah, mereka disuruh menelanjangi, berlutut selama berjam-jam dan menelan minuman berbahaya yang bisa membuat mereka pusing.
Mereka diperingatkan bahwa melanggar sumpah ketaatan dapat menyebabkan kutukan. Bukan hanya cedera, mereka bisa mati bahkan mengalami kemalangan generasi bagi keluarga mereka.
Sebagian besar wanita yang diwawancarai mengatakan bahwa mereka diminta untuk mengambil sumpah juju, dengan beberapa upacara dilakukan di Nigeria dan lainnya setelah mereka tiba di UEA. Tiga wanita mengatakan dalam pernyataan saksi dalam kasus kriminal Gold bahwa rekan Gold mengharuskan mereka untuk melakukan upacara pengambilan sumpah di Nigeria sebelum mereka melakukan perjalanan ke Dubai.
"Dia membuat kami percaya dia memiliki juju," kata seorang wanita yang mengaku telah diperdagangkan oleh Gold dalam sebuah wawancara.
"Jika melarikan diri, bisa menjadi gila atau mati," tambahnya.
Gold sendiri memang kini tengah bersidang di pengadilan. Namun, ia membantah mengadakan upacara semacam itu.
Rahasia Umum
UEA sebenarnya mengikuti hukum Islam. Namun, muat Reuters, prostitusi dan perdagangan seks adalah rahasia umum.
Kartu nama dengan foto dan nomor WhatsApp untuk rumah bordil yang disamarkan sebagai panti pijat di banyak wilayah Dubai. Spa, klub dansa, dan bar biasanya dipenuhi pekerja seks.
Industri seks di UEA sendiri dibentuk oleh demografi dan ekonomi khas negara tersebut. Hampir 90% populasinya berasal dari tempat lain, sebagian besar pekerja asing bekerja di bidang konstruksi, perhotelan, dan industri lainnya.
Kebanyakan dari mereka adalah laki-laki dan mereka datang sendirian. Akibatnya, 69% populasi UEA adalah laki-laki.
"Pemerintah menangani realitas demografis ini dengan mengerahkan pengawasan ekstensif di UEA, dan dengan mengizinkan perdagangan seks yang ramai sebagai cara untuk menenangkan pekerja laki-laki," menurut dua mantan diplomat yang berbasis di UEA dan memantau perdagangan seks.
"Hierarki berdasarkan warna kulit juga memainkan peran penting dalam industri seks UEA," kutip media itu mewawancara seorang perempuan yang diperdagangkan dan kunjungan ke tempat-tempat pelacuran berkumpul di UEA.
Wanita berkulit lebih terang dari Eropa umumnya diperdagangkan ke tempat-tempat kelas atas yang melayani pelanggan yang lebih kaya. Wanita berkulit lebih gelap sering digiring ke gang dan sudut jalan, menyediakan layanan seks bagi pekerja migran berpenghasilan rendah dari Asia Selatan dan Afrika.
Seorang wanita Nigeria menyebut ada rumah bordil terbuka di gurun antara Dubai dan emirat lain, Abu Dhabi. Dia berkata dirinya dan wanita lain disuruh melepas pakaian mereka dan membuangnya ke tanah, kemudian para pria akan datang untuk berhubungan seks dengan mereka dari jam 5 sore sampai jam 11 malam
#prostitusi #internasional #UniEmiratArab