Breaking News

Pelaku Inses Bukittinggi Nyaris Setubuhi Adik Kandung, Mengaku Lebih Nyaman dengan Ibunya

Ketua Instansi Penerima Wajib Lapor (IPWL) Ganggam Solidaritas sekaligus Konselor Adiksi Kementerian Sosial RI, Sukendra Madra

D'On, Bukittinggi (Sumbar),-
Fakta lainnya terungkap dari kasus inses atau persetubuhan ibu dan anak di Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar). Rupanya pelaku juga sempat hampir menyetubuhi adik kandungnya sendiri.

Fakta tersebut terungkap dari hasil asesmen yang dilakukan tiga kali oleh LSM Ganggam Solidaritas IPWL Agam Solid kepada pelaku inses Bukittinggi. Ketua Instansi Penerima Wajib Lapor (IPWL) Ganggam Solidaritas sekaligus Konselor Adiksi Kementerian Sosial RI, Sukendra Madra mengungkap pelaku sempat nyaris melecehkan adik kandungnya setelah berada dalam pengaruh adiksi lem.

"Namun hal tersebut tidak terjadi, kerenakan adik pelaku melawan dan memukul pelaku. Sehingga pelaku mengurungkan niatnya," kata Sukendra, Jumat (23/6/2023).

Pelaku mengakui saat berhubungan merasa lebih nyaman dengan ibu kandungnya, ketimbang dengan adiknya yang saat akan dilecehkan justru memukul pelaku. Karena aksinya mendapatkan perlawanan dari adiknya, pelaku kembali langsung mencari ibunya untuk melakukan hubungan melepaskan seksnya setelah melakukan hisap lem.

"Pelaku melakukan hal tersebut akibat mabuk lem atau zat adiktif. Sehingga sampai saat ini pelaku masih terlihat seperti orang linglung," ujar Sukendra.


Dalam keterangannya, kejadian inses atau persetubuhan ibu dan anak terjadi sejak pelaku menduduki sekolah Tarbiyah. Saat itu pelaku juga mulai mengisap lem dan kini menjadi kecanduan. Pelaku berawal melakukan hubungan pertama kali saat membantu ibunya di dapur.

Dengan bersengolan, pelaku mengajak ibu kandungnya ke dalam kamarnya. Dimana saat itu rumah dalam keadaan kosong. Pelaku mengakui kalau dirinya bersama ibunya, sudah seperti pacaran dan sudah bergantungan melakukan hubungan intim.

Saat ini, anak yang berusia 28 tahun tersebut sedang menjalani karantina di bawah pengawasan instansi penerima wajib lapor (IPWL) Genggam Solidaritas dan Konselor Adiksi Kementerian Sosial (Kemensos).

"Pelaku saat ini sedang berada di bawah pengawasan kita. Pelaku awalnya dikarantina karena kecanduan lem," kata Sukendra.

Berdasarkan hal itu, Sukendra menarik kesimpulan penyimpangan seksual yang dilakukan pelaku dengan ibunya dalam pengaruh zat adiktif dari lem.

Sementara itu, mengenai mental dari pelaku skandal inses itu sendiri, Sukendra mengatakan berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan, kejiwaan pelaku memang sedikit terganggu.

"Secara kejiwaan, terlihat sudah mulai terganggu. Itu karena sudah mengkonsumsi lem sejak duduk di bangku SMP," kata Sukendra.

Saat ini, katanya, pelaku sulit menerima informasi dan menganalisis perintah yang diberikan. Bahkan menurut Sukendra, informasi sederhana yang diberikan kepada pelaku, tidak dapat dilaksanakan dengan maksimal.

"Dia sudah 7 bulan kita karantina, setiap hari kita berikan perintah yang sama secara berulang, tidak ada yang mampu dikerjakan," jelasnya.

Kendati demikian, hingga saat ini, keterangan tersebut masih berdasarkan keterangan dari pihak anak. Sukendra dan Genggam Solidaritas belum menerima keterangan dari pihak keluarga mengenai skandal yang menghebohkan masyarakat Bukittinggi itu.


(B1)


#Inses #Incest #PersetubuanIbudanAnak #Bukittinggi #Sumbar