Seorang IRT , Ditangkap Oleh Unit Tipidter Satreskrim Polresta Padang Dalam Kasus TPPO, Diiming - Imingi Gaji Besar
Tex Photo : Terlihat Kasubnit II Tipidter Satreskrim Polresta Padang Aipda Rintoni bersama anggotanya menangkap pelaku dirumahmya |
D'On, Padang (Sumbar),- Seorang ibu rumah tangga (IRT) ditangkap oleh Unit Tipidter Satreskrim Polresta Padang dalam kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO), perbuatan tersebut sudah berlangsung sejak Tahun 2022.
Pelaku yang bernama DARMI (53) yang ditangkap dirumahnya Jalan Buah Buluh No 31B , Kelurahan Pisang Kec. Pauh Kota Padang pada Kamis (8/6/2023), pelaku langsung dimintai keterangan di Polresta Padang.
Kasat Reskrim Polresta Padang Kompol Dedy Adriansyah Putra didampinggi oleh Kanit II Tipidter Ipda Avif Mulya Pratama menjelaskan Minggu pagi (18/6/2023),
Korban Erni dan Cut Mutiara yang merupakan ibu dan anak kandung di iming-imingi untuk bekerja di Malaysia sebagai penjaga toko dan Rumah Makan dan akan menerima upah senilai Rp. 8.000.000,- (delapan juta rupiah) untuk setiap bulannya dan akan diberikan tempat tinggal yang sama sehingga korban tertarik untuk pergi.
"Korban membayarkan uang untuk keberangkatan senilai Rp. 15.000.000,- (lima belas juta rupiah) , kemudian korban di berangkatkan melalui jalur laut dengan menggunakan kapal Feri dari Pelabuhan Dumai ke Pelabuhan Muar Malaysia dan korban berangkat tanpa dilengkapi dengan Surat izin Penempatan Pekerja Migran Indonesia," ujar Dedy.
Kedua korban di serahkan oleh pelaku kepada agen di Negara Malaysia tersebut dan mendapatkan upah senilai 2.000 RM (Dua Ribu Ringgit Malaysia) per orangnya atau senilai Rp 6 Juta Rupiah , dan setiba di Malaysia korban dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga dan sampai sekarang keberadaan dari salah satu korban Cut Mutiara tidak diketahui lagi.
"Erni berhasil balik ke Indonesia, setiba di Malaysia, Erni dan Anaknya dipisahkan , pelaku berjanji bahwa ia dan anaknya sama sama bekerja, teryata sampai di Malaysia ia dipisahkan, Erni bekerja sebagai pembantu selama dua hari, karena ia merasa tidak nyaman ia datang ke Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur,"ujar Dedy.
Dedy mengatakan lagi, selama 5 bulan Erni di KBRI mencari anaknya yang dipisahkan pelaku, Erni dipulangkan lagi ke kampung halamanya, sesampai di Kota Padang, erni langsung melaporkan kejadian ini ke Polresta Padang
"Kronologis penangkapan, berawal dari Penyelidikan Unit II Tipidter Sat Reskrim Polresta Padang dalam hal ini
Aipda Rintoni bersama 3 anggotanya, perihal adanya tindak pidana perdagangan orang ke Luar Negeri yang illegal alias tampa surat surat, Personil pun langsung berkoordinasi dengan BP3MI Wilayah Sumatera Barat," ungkapnya.
Didapatilah ada dua korban asal Kota Padang yang diberangkatkan pelaku tampa surat surat yang dipulangkan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur, disanalah penyelidikan di lakukan.
"Data-data pun dan informasi kita mintak ke BP3MI Wilayah Sumatera Barat, didapatilah nama nama Erni dan anak kandungnya Cut Mutiara, personil pun langsung ke Rumah Erni dikawasan Mata Air, disana korban menceritakan kronologis awal, namun sang anak sampai sekarang belum ditemukan," ungkapnya.
Kemudian didapat informasi bahwa pelaku bernama Darmi yang ditinggal di alamat penangkapan, didapatilah Darmi dirumahnya , pelaku telah sering melakukan pengiriman (PMI) Pekerja Migran Indonesia secara unprosedural / ilegal , sudah berlangsung sejak Desember 2022.
"Kemudian Unit II Tipidter Sat Reskrim Polresta Padang juga mengamankan dua orang yang akan juga diberangkatkan oleh pelaku, untung cepat pelaku bisa kita tangkap, Darmi langsung kita bawa ke Polresta Padang dan mengakui perbuatanya, untuk pelaku sudah kita tetapkan sebagai tersangka dan dikenakan pasal Pasal 4 UU RI No. 21 Tahun 2007,Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang dan atau Pasal 81 Jo Pasal 69 dan atau Pasal 83 Jo Pasal 68 UU RI No. 18 Tahun 2017, Tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia diancam hukuman diatas 5 Tahun penjara,"ujarnya.
(rdr/007)
#TPPO #Kriminal #Padang