Ulang Tahun Ke-62, Ini Biografi Jokowi dari Lahir hingga Menjadi Presiden
D'On, Jakarta,- Presiden Joko Widodo merupakan salah satu dari beberapa presiden yang berhasil memimpin Indonesia selama dua periode berturut-turut. Hari ini, Rabu, 21 Juni 2023, Jokowi ulang tahun yang ke-62. Berikut ini merupakan sekilas biografi Jokowi dari lahir hingga menjadi presiden RI.
Biografi Presiden Joko Widodo
Presiden Joko Widodo merupakan presiden ketujuh Indonesia yang lahir di Surakarta, 21 Juni 1961. Pria yang kerap disapa Pak Jokowi itu lahir dari pasangan Noto Mihardjo dan Sujiatmi. Jokowi adalah anak pertama dari empat bersaudara dan dibesarkan dari keluarga sederhana bahkan sempat mengalami beberapa kali pindah rumah karena tempat tinggalnya digusur.
Jokowi berasal dari keluarga yang sangat sederhana bahkan sudah merasakan hidup yang sulit sejak masa kecilnya. Ia bahkan pernah menjadi seorang kuli panggung hingga ojek payung. Sifat pekerja keras Jokowi sudah mulai terlihat sejak usianya 12 tahun ketika dirinya memilih bekerja di perusahaan kayu sebagai tukang gergaji.
Keahlian gergaji ini sebelumnya didapatkan dari ajaran sang ayah yaitu Noto Mihardjo yang juga berprofesi sebagai tukang kayu. Tidak hanya diharuskan mencari uang sejak kecil, kepahitan hidup Jokowi juga terjadi setelah rumahnya tiga kali mengalami penggusuran.
Pendidikan Jokowi
Jokowi mengenyam pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 112 Tirtoyoso pada tahun 1973 di Banjarsari, Solo, Jawa Tengah. Setelah lulus SD, Jokowi masuk SMP pada tahun 1976 ke SMP Negeri 1 Surakarta, Jawa Tengah. Kemudian, pada tahun 1977 Jokowi masuk ke SMAN 6 Surakarta.
Setelah lulus SMA, pada tahun 1980, Jokowi melanjutkan kuliah di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta dengan Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan. Ia berfokus untuk belajar mengenai pengelolaan kayu. Tahun 1985, Jokowi berhasil meraih gelar sarjana dari UGM.
Memulai Usaha di Bidang Mebel
Usai menyelesaikan kuliahnya di tahun 1985, Jokowi akhirnya menikah dengan Iriana di tanggal 24 Desember 1986. Di tahun yang sama, ia merantau ke Aceh dan bekerja di salah satu BUMN yakni PT Kertas Kraft Aceh. Setelah itu, Jokowi memilih mengundurkan diri dan kembali ke Solo. Ia kemudian bekerja di perusahaan milik pamannya yakni CV Roda Jati.
Pada tahun 1987, Jokowi dikaruniai anak pertama yakni Gibran Rakabuming Raka. Setahun setelahnya pada 1988, Jokowi memberanikan diri untuk membuka usaha mebel kayu dengan nama CV. Rakabu yang terinspirasi dari nama anak pertamanya.
Kendati demikian, bisnis Jokowi mengalami pasang surut bahkan, di tahun 1990, ia sempat hampir bangkrut. Namun, setelah bisnisnya mulai bangkit, Jokowi memulai perjalanannya untuk keliling Eropa, Amerika, dan Timur Tengah. Alhasil, Jokowi sukses menjadi pengusaha ekspor mebel.
kemudian pada tahun 1991, Jokowi memiliki anak kedua yang bernama Kahiyang Ayu dan anak ketiga nya lahir pada 1994 yakni Kaesang Pangarep.
Perjalanan di Dunia Politik
Wali Kota Solo
Presiden Joko Widodo pertama kali terjun ke dunia politik pada tahun 2005 setelah maju sebagai calon wali kota yang diusung PDIP dan PKB. Setelah berhasil memenangkan pemilu tersebut, Jokowi kemudian menyulap Kota Solo menjadi kota yang lebih tertata hingga menjadi tempat penelitian bagi berbagai kampus yang ada di dalam dan di luar negeri.
Selain menyulap Kota Solo menjadi kota yang lebih teratur, Jokowi juga mulai mendapat simpati publik karena komunikasi politiknya yang berbeda. Beliau dikenal suka "blusukan" atau melakukan inspeksi langsung yang seringkali tanpa sepengetahuan siapapun.
Pencapaiannya di Kota Solo membuat Jokowi kembali dipercaya memimpin Kota Budaya itu untuk periode kedua di tahun 2010. Pada periode keduanya ini, dirinya tidak memimpin Kota Solo sampai akhir jabatannya sebab, namanya diusung oleh PDIP untuk maju dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta.
Gubernur DKI Jakarta
Jokowi maju dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta bersama Basuki Tjahaja Purnama sebagai wakilnya. Kemudian, berkat karakteristik branding dirinya, Jokowi kemudian berhasil memenangkan pemilu ini dengan presentasi suara sebesar 42,6%, dan berhasil mengalahkan gubernur petahana sebelumnya, Fauzi Bowo yang memiliki persentase suara sebesar 34,05%.
Ia menjabat dalam periode 2012 - 2014. Setelah dirinya berhasil terpilih sebagai pemimpin baru dari ibu kota Jakarta, Jokowi kemudian mengeluarkan beberapa kebijakan yang hingga saat ini masih dipergunakan oleh gubernur-gubernur setelahnya. Beberapa kebijakan itu di antaranya adalah peluncuran Kartu Jakarta Pintar, Kartu Jakarta Sehat, dan penataan kampung deret.
Tidak hanya mengeluarkan kebijakan dalam hal kesejahteraan masyarakat, dalam periode kepemimpinannya yang baru berumur dua tahun, Jokowi berhasil melakukan penambahan armada Transjakarta, melakukan peremajaan pada mini bus untuk menunjang fasilitas transportasi di ibu kota, dan melandingkan program “Jakarta Smart City”.
Menjadi Presiden RI
Ketum PDIP yakni Megawati Soekarno Putri tertarik untuk menjadikan Jokowi sebagai nama yang diusung dalam pemilihan presiden pada tahun 2014. Tepatnya pada tanggal 9 Juli 2014, bersama Jusuf Kalla, Jokowi resmi terpilih menjadi presiden. Saat itu, ia yang berasal dari koalisi Indonesia Hebat berhasil mengalahkan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang diusung koalisi Merah Putih dengan persentase suara 53,13 % berbanding 46,85 %.
Bersama Jusuf Kalla, Jokowi kembali mengeluarkan kebijakan andalannya semasa menjabat menjadi gubernur DKI Jakarta, yaitu peluncuran Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, dan bantuan-bantuan untuk keluarga pra sejahtera.
Selain mengeluarkan program kesejahteraan andalannya, Presiden Joko Widodo juga memajukan infrastruktur negara dengan membangun fasilitas kesehatan, bandara, pelabuhan, serta jalan tol trans Jawa dan trans Sumatera sebagai sarana fasilitas untuk memajukan perekonomian dan industri logistik.
Kembali Menjadi Presiden Periode Kedua
Joko Widodo kemudian maju untuk kedua kalinya dalam pilpres tahun 2019 bersama Ma’ruf Amin. Pada periode pemilu ini, Jokowi untuk kedua kalinya berhasil mengalahkan Prabowo Subianto yang pada pemilu ini berpasangan dengan Sandiaga Uno.
Pada periode keduanya ini, Presiden Joko Widodo harus memimpin Indonesia berjuang melawan krisis yang diakibatkan oleh pandemi COVID-19 yang terjadi dari tahun 2020. Sempat bersikukuh tidak mau melakukan lockdown, Presiden Joko Widodo akhirnya sempat menutup pintu masuk Indonesia dari luar negeri, serta membatasi pergerakan masyarakat di dalam negeri demi menekan kasus pertumbuhan COVID-19 yang terus meningkat pada tahun 2020-2021.
Memasuki tahun 2022, kondisi Indonesia mulai membaik dan berbagai pelonggaran aturan dilakukan demi bisa kembal menghidupkan perekonomian, dan menggerakan kembali pembangunan yang sudah hampir dua tahun terhambat karena adanya pandemi COVID-19.
Pada tahun 2021, setelah berbagai relaksasi aturan diberlakukan, Jokowi kemudian meluncurkan program “Merdeka Belajar” untuk meningkatkan kualitas mutu pendidikan di Indonesia, serta memulihkan kembali kondisi pendidikan yang tidak proporsional setelah para pelajar hanya belajar di rumah karena pergerakannya dibatasi oleh pemerintah karena pandemi.
Tidak hanya sampai disitu, pada tahun 2022, Jokowi juga memiliki rencana untuk memindahkan ibu kota negara Indonesia yang semula di Jakarta beralih menuju Kalimantan Timur untuk meratakan dan mempercepat pembangunan infrastruktur di beberapa wilayah yang berada di luar Pulau Jawa.
Itulah sekilas penjelasan profil dan perjalanan karir dari Presiden Joko Widodo sejak sebelum terjun ke dalam dunia politik, hingga sekarang sudah mencapai akhir masa periode keduanya sebagai presiden Indonesia.
#Jokowi #JokowiUlangTahun #Jokowi62tahun