Orangtua Jangan Abai, Ini Pengaruh Media Sosial untuk Kesehatan Mental Anak
Ilustrasi anak main gadget
Dirgantaraonline,co.id,- Di era saat ini, penggunaan internet sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
Lantaran dianggap sebagai hal yang umum, internet pun bahkan sudah dikenalkan sejak usia anak-anak.
Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Spesialis Anak dan Remaja (Psikiatri) dr. Anggia Hapsari, Sp.K.J, Subsp. A. R. (K), mengatakan, pada masa pandemi Covid-19 lalu, prevalensi anak dan remaja di Indonesia yang menggunakan internet cukup tinggi sebesar 19,3%.
Penggunaan internet saat usia anak-anak sebenarnya memiliki manfaat, selagi digunakan dengan batas waktu yang wajar.
"Jadi, media ataupun online ini, justru akan memberikan banyak keuntungan, seperti sarana komunikasi antara teman-teman dan keluarga, sehingga interaksi mereka tidak terbatas saat ketemu on-site saja," kata dokter Anggia dalam media interview RSPI, Jumat (21/7/2023).
Lebih lanjut, manfaat internet untuk anak adalah sebagai wadah kreativitas dan mempermudah untuk menghubungkan mereka dengan orang lain yang memiliki minat serupa.
Pada anak usia remaja, akses internet membuka peluang bagi mereka untuk berpartisipasi dalam kegiatan kemanusiaan.
Akan tetapi, dibalik manfaat internet untuk anak, ada juga efek negatif yang perlu diwaspadai, terutama dari durasi penggunaan media sosial yang berlebih.
Dampak Internet bagi Kesehatan Mental Anak
Menurut dokter Anggia, gangguan mental yang berisiko terjadi pada anak akibat internet cukup luas, mulai dari yang sifatnya ringan, sedang, hingga berat.
menurun, kemudian dari yang sedang, mereka kalau enggak buka media sosial menjadi cemas, ataupun sampai dampak yang berat," ujarnya.
Dampak berat yang dimaksud, contohnya anak menarik diri dari lingkungan sosial karena merasa tidak perlu berhubungan dengan orang sekitar dan akhirnya menerapkan gaya hidup sedentari.
"Ini bisa memicu gangguan mental yang lebih banyak lagi, begitu juga gangguan fisik. Waktu tidur jadi terganggu, mereka malas beraktivitas atau malas bergerak, kemudian pola hidup mereka jadi berubah karena mereka terisolasi dengan dunia digital mereka," jelasnya.
Selain itu, dokter yang berpraktik di RS Pondok Indah-Bintaro Jaya ini juga menyebutkan, dampak buruk internet bagi anak yang lainnya tidak hanya merasa cemas atau depresi. Anak yang sudah sampai tahap kecanduan internet, berisiko mengalami gangguan psikotik.
Sebagai informasi, gangguan psikotik masalah kesehatan mental yang mengakibatkan seseorang tidak bisa membedakan apa yang nyata dan tidak.
"Gangguan psikotik yang kalau dilihat dalam berita-berita, mereka itu tidak bisa membedakan mana dunia nyata yang mereka hadapi sekarang dan dunia maya ataupun digital yang mereka lakukan sehari-hari," ujar dokter Anggia.
"Terutama ketika mereka bermain game online ataupun menonton (video) yang terkait kekerasan dalam game," sambungnya.
Ini akan membuat anak berpikir dunia nyata saat berinteraksi dengan orang lain, sama seperti dunia dalam game.
"Kemudian diikuti oleh gangguan pikiran, bisa berupa obsesi terhadap hal tersebut dan ada perilaku untuk meniadakan pikiran tersebut," tuturnya.
Apa yang Harus Dilakukan Orangtua?
Sebelum anak sampai pada tahap tersebut, ada langkah pencegahan yang bisa dilakukan oleh orangtua.
- Mendampingi anak saat bermain internet.
"Sekarang banyak sekali parenting guide ataupun cara-cara safety untuk kita bisa tahu apa yang mereka buka di dalam gadget mereka," pungkasnya.
- Secara berkala lakukan screening pada gadget yang anak gunakan untuk mengakses internet.
(Rini)
#DampakInternet #KesehatanMentalAnak #Global #Serbaserbi #Parenting