Breaking News

Soeharto dan SBY Lewat, Hampir 70% Tol Beroperasi di Era Jokowi

Pembangunan Jalan Tol

D'On, Jakarta,-
Jalan merupakan pembuka peradaban sekaligus tulang punggung pembangunan ekonomi Indonesia. Namun, Indonesia justru belum mampu membangun jalan secara besar-besaran pada era Presiden Soeharto.

Pada masa Presiden Soekarno, misalnya, pembangunan infrastruktur di awal kemerdekaan sangat sulit dilakukan terutama karena masih terjadinya perang fisik.

Indonesia juga kesulitan untuk mengembangkan infrastruktur di era awal reformasi karena situasi politik yang bergejolak. Sepanjang 1999-2001 saja, Indonesia berganti pemimpin sebanyak tiga kali mulai dari BJ Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri.

Pembangunan jalan tol bahkan baru dimulai pada 1978 atau 33 tahun setelah Indonesia merdeka.

Soeharto mengawali pembangunan jalan tol di Indonesia yakni Tol Jagorawi (Jakarta-Bogor-Ciawi). Jalan tol ini dibangun pada 1973 dan diresmikan pada 1978. Untuk membangun jalan ini, pemerintah membentuk PT Jasa Marga sebagai BUMN pengelola tol.

Total konstruksi jalan tol Jagorawi menghabiskan dana sekitar Rp 16 miliar dengan ruas jalan sepanjang 52 kilometer. Selama masa pemerintahannya yang berlangsung lebih dari 30 tahun, panjang jalan tol yang beroperasi sepanjang 564,88 kilo meter (Km).

Di antaranya adalah jalan Tol Prof Sedyatmo di Jakarta-Tangerang, Tol Cawang-Tomang; Tol Semarang, Tol Jakart-Tangerang; Tol Surabaya-Gempol, Tol Jakarta-Cikampek, Tol Belawan-Medan-Tanjung Morawa (Belmera), dan Tol Palikanci (Palimanan-Kanci) di Cirebon.

Jalan tol baru yang beroperasi di era Presiden BJ Habibie sepanjang 12,79 km. Pembangunan jalan tol tersendat-sendat pada awal reformasi karena kondisi politik yang stabil serta persoalan dana.

Tidak ada jalan tol baru yang beroperasi pada era Presiden Megawati Soekarnoputri dan Abdurrahman Wahid.
Stabilitas politik, booming komoditas seperti batu bara dan sawit membantu pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono(SBY) dalam membangun infrastruktur.

Pemerintahan SBY juga melahirkan Undang-Undang No. 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum. UU ini menjadi penting karena selama ini pembebasan lahan menjadi proses tersulit dalam pembangunan jalan.

Sepanjang dua periode memerintah Indonesia, panjang jalan tol yang beroperasi di era SBY 355,72 km.

Di antara jalan tol yang dibangun di era Presiden SBY adalah Tol Sadang-Cikamuning dan tol Benoa di Bali. Tol Benoa merupakan tol d atas air kedua yang dibangun pemerintah Indonesia setelah Suramadu.

Setelah era Soeharto, Joko Widodo merupakan presiden Indonesia yang menggiatkan pembangunan infrastruktur secara besar-besaran. Anggaran infrastruktur juga dialokasikan secara masif dari sekitar Rp177,9 triliun rupiah di era akhir presiden SBY menjadi Rp 391,7 triliun pada era Jokowi (2023).

Pemerintahan Jokowi juga merumuskan proyek strategis nasional atau PSN sebagai dokumen penting untuk memandu pembangunan proyek infrastruktur penting dan strategis mulai dari Trans Papua hingga jalan tol di luar Jawa.

Jokowi juga giat membangun jalan tol di luar Jawa, termasuk Tol Balikpapan-Samarinda (Balsam) yang menjadi jalan tol pertama di Kalimantan.

Hingga awal pemerintahannya pada Oktober 2014 hingga tahun ini, panjang jalan tol yang beroperasi di era Jokowi mencapai 1.713,83 km. Jumlah tersebut setara dengan 64,74% atau hampir 70% dari total jalan tol yang beroperasi di Indonesia.

Panjangnya jalan tol di era Jokowi tak bisa dilepaskan dari besarnya anggaran infrastruktur, termasuk jalan.
Merujuk data Rencana Strategis (Renstra) KemenPUPR, pendanaan penyelenggaraan jalan pada masa Jokowi menjabat secara penuh (2015-2023) mencapai Rp 489,31 triliun.

Pendanaan tersebut di antaranya adalah untuk preservasi jalan, jembatan, peningkatan kapasitas jalan, dan pembangunan jalan tol.

Pada lima tahun pertama Jokowi menjabat secara penuh (2015-2019), pendanaan penyelenggaraan jalan menembus Rp 278 triliun. Pendanaan tersebut naik 65,34% dibandingkan pada lima tahun terakhir era PresidenSBY (2010-2014) yakni sekitar Rp 168,24 triliun.


research@cnbcidonesia.com

#Nasional #Jokowi #JalanTol #Infrastruktur