Breaking News

Begini Pengakuan Pendeta yang Peribadatan Umat Nasrani Dibubarkan Ibu-ibu Menggunakan Parang

Tangkapan Layar Vidio viral Pembubaran Peribadatan umat Nasrani di Banuaran 

D'On, Padang (Sumbar),-
Pendeta jemaat gereja yang kegiatan ibadahnya dibubarkan sejumlah masyarakat Kelurahan Banuaran, Kecamatan Lubuk Begalung, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) buka suara terkait aksi tersebut.

Pendeta Jemaah GBI Solagracia Kampung Nias 3 Padang tersebut, Hiatani Ziduhu Hia, menyebut ia dan 20 warga suku Nias yang saat itu sedang khusyuk melakukan ibadah tiba-tiba dihentikan oleh seorang ibu-ibu.

Menurutnya, ibu-ibu itu awalnya datang seorang diri ke rumah kontrakan tempat mereka melakukan ibadah. Setelah ibadah dihentikan, wanita tersebut mengaku sebagai pemilik rumah. Selain mengaku sebagai pemilik rumah, wanita tersebut juga melempar kaca rumah dengan dua batu hingga pecah.

"Itu sekira pukul 20.35 WIB, kami sedang khusyuk membaca Alkitab. Tiba-tiba ada ibu-ibu yang mengaku pemilik rumah. Ibu itu menyebutkan pada kami untuk tidak boleh beribadah. Ia melemparkan batu ke kaca sebanyak 2 kali. Kaca juga pecah," katanya dilansir dari detiksumut, Rabu (30/8/2023).

Lebih lanjut, menurutnya setelah kaca jendela rumah pecah, diduga suami pelaku juga datang dan membentak jemaat lain dengan membawa parang. Pria tersebut juga melarang jemaat GBI Solagracia melanjutkan ibadah.

"Kami juga melanjutkan doa, tiba-tiba datang lagi diduga suami pelaku ini. Membentak dan melarang kami melanjutkan ibadah. Dan kami tetap tenang dan mencoba menjelaskan pada mereka. Tapi mereka tidak mengindahkan kami. Ibu itu juga menyampaikan pada kami, terkait apa yang ia lakukan adalah kehendaknya. Karena menurutnya rumah tempat kami beribadah adalah rumahnya," katanya.

"Padahal yang kami ketahui yang memiliki rumah bukan dia. Karena kami membayar pada orang lain. Yang menerima uang kami juga mengetahui kami sekali-kali menggunakan tempat itu untuk ibadah. Pak RT sudah tahu juga kegiatan kami. Untuk pelaku baru kami ketahui anak dari saudara pemilik rumah, bukan pemilik rumah," sambungnya.

Selain itu, menurut Hiatani pelaku yang memegang parang itu juga menakuti dia dan jemaat lain. Ia juga mengancam jemaat jika melanjutkan ibadah. Selain membawa parang, pelaku lain menurutnya juga membawa balok.

Mengenai ibadah yang ia lakukan, menurutnya rumah itu ia gunakan untuk tempat pendalaman Alkitab. Kegiatan itu menurutnya baru terlaksana sebanyak 4 kali. Dan pengancaman seperti ini baru pertama terjadi.

"Kejadian ini baru pertama kali terjadi. Dan pelaku malam itu juga sudah diamankan ke Polresta Padang. Setelah kami laporkan. Tapi statusnya kami tidak tahu," jelasnya.

Terkait kejadian ini, ia menyebut akan tetap melaporkan pelaku yang mengancam dan membubarkan mereka yang sedang beribadah. Menurutnya kejadian ini adalah masalah serius.


(nkm/detik)

#Peristiwa #Viral #Padang #Intoleran