Begini Reaksi Ketua DPRD Kota Ambon soal Anaknya Tersangka Penganiayaan yang Menewaskan Pelajar
Ketua DPRD Ambon, Elly Toisuta (tengah) melakukan permohonan maaf, Ambon, Selasa. ANTARA/tangkapan layar video.
D'On, Ambon (Maluku),- Ketua DPRD Kota Ambon Elly Toisuta menyatakan pihaknya menyerahkan sepenuhnya kasus anaknya Abdi Toisuta (AT) yang jadi tersangka kasus penganiayaan.
Sang anak diduga melakukan penganiayaan hingga korban berinisial RRS (15) tewas.
"Kami turut prihatin atas apa yang terjadi. Mewakili keluarga, kami menghormati dan menyerahkan penanganan proses perkara ini kepada aparat penegak hukum," kata Elly dalam keterangan video, di Ambon, Selasa (1/8).
Dia pun menyampaikan turut berbelasungkawa dan permohonan maaf atas kasus tindak pidana penganiayaan yang diduga dilakukan sang anak sehingga merenggut nyawa seorang pelajar.
"Atas nama keluarga saya sampaikan permohonan maaf sedalam-dalamnya, dan turut berbelasungkawa atas meninggalnya korban," ucap Elly Toisuta.
Diketahui, AT diduga memukuli kepala korban RRS sebanyak tiga kali di kawasan Tanah Lapang Kecil (Talake), Kecamatan Nusaniwe (Kota Ambon), tepatnya di depan rumah Bripka Alamsyah Bakker depan Asrama Polri Talake, Minggu (30/7) sekitar pukul 21.00 WIT.
Insiden itu berawal dari korban bersama saksi Muhammad Fajri Semarang (16) berboncengan dari Ponegoro menuju rumah saudara mereka di Talake.
Dari penjelasan saksi Muhammad Fajri kepada polisi, mereka ke lokasi untuk mendatangi rumah saudaranya guna mengembalikan sebuah jaket.
Pada saat memasuki gapura lorong Masjid Talake, dia bersama korban melewati pelaku AT dan hampir menyenggol yang bersangkutan.
Saksi kemudian sempat menengok ke arah belakang dan melihat terduga pelaku berjalan mengejar mereka.
Setelah korban dan saksi tiba di depan rumah saudaranya, RRS yang menggunakan helm masih duduk di atas sepeda motor, sedang saksi turun dari kendaraan itu.
Sementara terduga pelaku langsung menghampiri mereka dan tanpa bertanya memukul korban pada bagian kepala yang masih menggunakan helm sebanyak satu kali.
Pelaku AT mengatakan kepada korban dengan dialek Ambon "Kalo maso (kalau masuk) orang kompleks itu kasih suara abang-abang dong".
Kemudian, pelaku kembali memukuli korban pada bagian kepala untuk kedua kalinya. Saat itu, korban mengatakan bahwa mereka mengendarai sepeda motor juga dengan perlahan.
Mendengarkan penjelasan korban, terduga pelaku AT malah kembali melakukan pemukulan untuk ketiga kali ke arah kepala korban.
Saat itu, saudara korban keluar dari dalam rumah dan mengatakan bila terjadi sesuatu pada korban, maka terduga pelaku harus bertanggung jawab.
Akibat pemukulan tersebut, korban langsung tertunduk di atas sepeda motor sambil meletakkan kepalanya di atas setir kendaraan dalam keadaan pingsan.
Korban kemudian dievakuasi ke rumah saudaranya, namun tidak siuman sehingga korban dilarikan ke Rumah Sakit Tentara dr. Latumeten Ambon pukul 21.25 WIT.
Nahas, korban RRS yang masih pelajar itu dinyatakan meninggal dunia oleh tim medis sekitar pukul 21.45 WIT..
Menurut keterangan keluarga korban, bahwa korban memiliki penyakit bawaan.
(fat/ant/jpnn)
#Penganiayaan #Kriminal #Ambon #KetuaDPRDAmbon