Soal Pengkhianat di Koalisi Anies, Nasdem: Andi Arief Kurang Waras
Andi Arif
D'On, Jakarta,- Ketua DPP Partai Nasdem, Effendi Choirie mengeluarkan kritikan keras kepada Ketua Bappilu DPP Partai Demokrat Andi Arief yang menuduh adanya pengkhianat di Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang mengusung Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (bacapres). Menurut Effendi, Andi Arief kurang waras dan tuduhannya tampak aneh.
Meskipun tak menyebutkan secara langsung Partai Nasdem, tetapi diduga kuat pengkhianat yang dimaksud Andi Arief dalam cuitan di akun media sosialnya mengarah kepada partai yang dipimpin Surya Paloh itu.
"Pikiran yang kurang waras adalah yang curiga atau yang memfitnah Nasdem seolah mau hengkang dari koalisi. Ini pikiran yang kurang waras. Bagaimana Nasdem berkhianat kepada Anies dan Koalisi Perubahan, aneh," ujar Effendi saat dihubungi wartawan, Kamis (24/8/2023).
Effendi menegaskan, Nasdem merupakan inisiator utama koalisi pendukung Anies Baswedan. Bahkan kata dia, Partai Nasdem telah berkorban dan menghadapi berbagai risiko saat mengumumkan Anies dan sosialisasi ke berbagai daerah.
"Kalau harus berpikiran buruk, justru Nasdem yang layak curiga kepada Partai Demokrat ketika dia bersafari ke partai-partai lain yang di luar koalisinya. Tetapi Nasdem justru memberikan dukungan dan bersikap positif," tandas Effendi.
Dia pun mengimbau Andi Arief dan Partai Demokrat perlu menunjukkan kedewasaan dalam berkoalisi. Nasdem, kata dia, tidak akan meninggalkan Anies Baswedan.
"Berkoalisi atau kerja sama politik diperlukan kedewasaan," tutur Effendi.
Effendi juga mengaku setuju dengan pandangan kritikus Faizal Assegaf terkait manuver Andi Arief yang getol menyerang Nasdem. Menurut dia, padangan Faizal yang justru waras dan masuk akal.
"Saya setuju pendapat Faizal, masuk akal dan waras," kata dia.
Dalam pandangannya, Faizal Assegaf meminta Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) agar mengambil sikap yang tegas terhadap Andi Arief. Menurut Faizal, SBY dan AHY tidak boleh diam dan seolah menjadi dalang di balik layar.
"Tidak wajar, Andi Arief yang dikenal dekat dengan SBY dan AHY berani bersikap demikian apabila tanpa restu dari Cikeas. Bersikap diam dan membiarkan Andi Arief menyebarkan fitnah, jelas fatal," kata Faizal.
Menurut dia, sikap Andi Arief memberikan kesan kuat adanya agenda terselubung SBY yang tidak tulus apabila AHY gagal menjadi cawapres. Terlebih, adanya sinyal Demokrat akan keluar meninggalkan PKS dan Nasdem.
"Jika ihwal itu yang terjadi, jaringan pendukung perubahan tentu sangat marah besar. Dan mengingatkan publik tentang perilaku pengkhianatan SBY kepada Megawati jelang Pilpres 2004," ungkap dia.
"Di mana saat itu, SBY sangat dipercaya Megawati sebagai menko polhukam, namun diam-diam SBY bertindak khianat. Menusuk Megawati dari belakang dan menyulut dendam politik berkepanjangan," tambah Faizal.
Menurut Faizal, tindakan demikian tidak boleh diulang lagi. Menurut dia, sudah saatnya SBY bersikap terang dalam memperkuat koalisi PKS, Nasdem dan Demokrat agar tidak terkesan bermain politik licik dan khianat pada aspirasi rakyat.
"SBY dan AHY harus berani bertindak tegas menegur Andi Arief. Tidak elok memberi kesan seolah berada di balik semua manuver norak kadernya. Rakyat trauma tabiat politik peragu dan pengkhianatan!," pungkas Faizal.
Sebelumnya, Ketua Bappilu DPP Partai Demokrat Andi Arief mengungkapkan akan tetap bersama PKS dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), meskipun, satu partai lainnya mengkhianati KPP. Andi Arief tidak langsung menyebutkan Partai Nasdem, namun sebutan pengkhianat tersebut diduga kuat mengarah ke Partai Nasdem yang juga masuk di KPP.
Hal ini disampaikan Andi Arief dalam unggahannya di akun sosial X, platform yang sebelumnya dikenal Twitter, @Andiarief__ dikutip Selasa (22/8/2023).
“Kami akan terus bersama PKS meski satu partai lain mengkhianati koalisi,” kata Andi Arief.
#NasDem #AndiArif #Demokrat #KoalisiPendukungAnies #Politik #Nasional