Breaking News

Tambang Nikel Mandiodo yang Bikin Eks Dirjen Minerba Tersangka Korupsi

Laporan tahunan PT Antam 2022 mencatatkan total sumber daya nikel di Blok Mandiodo tercatat mencapai 14,38 juta ton.

D'On, Jakarta,-
 Kejaksaan Agung (Kejagung) menetapkan mantan dirjen mineral dan batubara Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin (RJ) sebagai tersangka baru dalam kasus dugaan korupsi terkait tambang nikel ilegal.

Adapun tambang nikel ilegal itu berada di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Blok Mandiodo, Konawe Utara, Sulawesi Tenggara.

Selain Ridwan, Kejagung juga menetapkan HJ sebagai Sub Koordinator Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) Kementerian ESDM sebagai tersangka.

Dalam kasus ini, Kejagung juga telah menetapkan pengusaha asal Brebes Windu Aji Sutanto (WAS) sebagai tersangka. Selain itu, ada juga pejabat Kementerian ESDM lainnya yang juga sudah ditetapkan sebagai tersangka.

Ia adalah SM selaku Kepala Geologi Kementerian ESDM sekaligus mantan Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM.

Sementara itu, beberapa tersangka lainnya merupakan HW selaku General Manager PT Antam UPBN Konawe Utara, GAS selaku pelaksana lapangan PT LAM, AA selaku Direktur PT Kabaena Kromit Pratama, dan OS selaku Direktur PT LAM.

Sebetulnya, seberapa besar sih kandungan nikel di wilayah IUP PT Antam di Blok Mandiodo itu?

Melansir laporan tahunan PT Antam 2022 yang dirilis pada Mei 2023 lalu, total sumber daya nikel di Blok Mandiodo tercatat mencapai 14,38 juta ton.

Jumlah itu terdiri dari 6,17 juta ton sumber daya terindikasi nikel kadar rendah di bawah 1,5 persen (limonite) dan 2,17 juta ton tereka limonite.

Lalu, 1,61 juta ton terindikasi nikel kadar tinggi di atas 1,5 persen (saprolite) dan 4,43 juta ton tereka saprolite.

Secara rata-rata, kandungan kadar nikel di Blok Mandiodo tersebut antara lain 1,42 persen hingga 1,43 persen untuk jenis limonite. Sedangkan, untuk jenis saprolite sebesar 1,74 persen hingga 1,77 persen.

Sementara untuk total cadangan bijih nikel Antam di Blok Mandiodo, tercatat sebanyak 2,58 juta ton. Jumlah tersebut terdiri dari 1,42 juta ton untuk jenis limonite dan 1,16 juta ton jenis saprolite.

Adapun kadar rata-rata cadangan nikel jenis limonite di Blok Mandiodo mencapai 1,59 persen dan untuk jenis saprolite mencapai 1,72 persen.

Lebih lanjut, Blok Mandiodo sendiri terletak di area Konawe Utara, Sulawesi Tenggara. Secara keseluruhan sumber daya nikel Antam di area ini mencapai 97,52 juta ton untuk jenis limonite dengan kadar 1,43 persen.

Kemudian, untuk jenis saprolite mencapai 134,94 juta ton dengan kadar 1,8 persen.

Untuk cadangan, Antam mencatat nikel di Konawe Utara mencapai 12,72 juta ton jenis limonite berkadar 1,62 persen. Sedangkan, untuk jenis saprolite sebesar 35,03 juta ton dengan kadar 1,78 persen.

Dengan demikian, total cadangan nikel di Konawe Utara mencapai 47,75 juta ton. Sementara, khusus di Blok Mandiodo 2,58 juta ton.


(mrh/dzu)

#Kejagung #Antam #TambangIlegal #TambangNikelIlegal