Luis Figo: Antara Cinta, Pengkhianat dan Kepala Babi
Dirgantaraonline.co.id,- Pada dasarnya kisah ini tentang cinta, hanya saja melibatkan kepal babi didalamnya.
Meski sudah berlaku 23 tahun transfer kontroversial Luis Figo ke Real Madrid di tahun 2000 akan selamanya menjadi luka bagi fans Barcelona. Sampai hari ini tak hanya jalanan di Barcelona, luka dihati para fans Barca juga masih merekam bagaimana pengkhianatan Luis Figo, pernah melukai perasaan mereka hingga bermusim-musim lamanya.
Apa yang sebenarnya terjadi dibalik transfer fenomenal dalam sejarah El Classico yang melibatkan kepala babi didalamnya ini, simak kisahnya.
Ditahun 1995, Luis Figo sangat tidak senang klub Sporting CF tempat ia memulai karir, melakukan kesepakatan diam-diam ke klub Juventus dari Italia, dia merah dan merasa tidak dihargai. Untuk membalas Sporting CF dia membuat kesepakatan dengan klub Parma yang juga dari Italia, namun sayangnya tindakan itu malah membuat kekacauan. Figo dikenai sanksi larangan bermain di Serie A selama dua tahun.
Melihat hal tersebut Johan Cruyff dan Barcelona dengan cepat mengambil peluang itu. Figo diboyong ke Camp Nou untuk mengganti Michael Lundrup dengan nilai 2,25 juta pounds.
Figo membuat keputusan yang tepat. Di Barca dia menjadi pusat perhatian dunia bersama Ronaldo, Rivaldo dan Patrick Kluivert. Figo dan raksasa Catalunya itu memenangkan 2 gelar La Liga, 2 Copa Del Rey dan piala super UEFA.
Saat Luis Van Gaal mengambil alih di musim 1997, Figo tampil sebagai pemain utama Barcelona. Mencetak gol-gol penting dan memimpin klub menuju kesuksesan. Dia pun digadang-gadang akan meraih penghargaan Balon D'Or.
Pada musim 1999, kondisi klub mulai goyah, namun Figo masih menampilkan yang terbaik dalam setiap penampilannya. Meski bukan produk La Masia, Figo dianggap mampu membawa filosofi Barcelona. Figo diingat sebagai Winger kreatif yang hebat dalam mengalahkan pemain bertahan. Dia tampil dalam 172 pertandingan liga untuk Barca, menghasilkan 30 gol dan memenangkan banyak cinta dan pujian dari fans Barcelona.
Namun di musim panas tahun 2000, reputasinya berubah. Luis Figo menjadi pemain yang paling dibenci fans Barcelona karena kepindahan ke Real Madrid dengan nilai fantasi.
Luis Figo membuat permusuhan Barca dengan Real Madrid makin memanas. Kericuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Cules merasa terkhianati, pemain pujaan meraka yang dianggap mewakili nilai-nilai Blaugrana memilih membela musuh nomor satu Barca.
Sebuah kenyataan menarik menjadi alasan kenapa Luis Figo terpaksa pindah ke Barnebeu, dan alasan itu adalah otak jenius Florentino Perez.
Saat itu Florentino Perez pengusaha kontruksi yang juga merupakan salah satu orang terkaya di Spanyol menjadi calon kandidat presiden Real Madrid. Namun lawannya incumbent presiden Madrid Lorenzo Sanz. Sanz adalah calon kandidat terkuat karena dia berhasil menghapus kutukan 32 tahun Madrid dengan memenangkan 2 liga Champions di tahun 1998 dan 2000.
Perez dan otak cemerlangnya tentu mencari cara untuk meraih simpati para anggota klub. Apalagi di tahun 1995, Perez sudah pernah gagal untuk meraih jabatan itu. Jadi dia mengadakan polling dan menanyakan siapa pemain yang paling diinginkan anggota klub Madrid untuk didatangkan ke Barnebeu jika dia terpilih sebagai presiden Madrid. Dan polling itu menjadikan Luis Figo sebagai favorit teratas.
Luis Figo adalah fenomenal, tapi mereka memilihnya bukan karena dia pemain hebat. Anggota klub percaya jika Figo keluar dari Barcelona, maka Barcelona akan semakin mudah dikalahkan.
Florentino Perez menjadi harapan baru bagi fans Madrid. Dia tidak hanya berjanji menyelamatkan Madrid dari kehancuran finansial, dia juga berjanji membawa Luis Figo si pemain terbaik dunia untuk menjadi Madridista. Dia bahkan dengan percaya diri mengatakan jika Figo gagal datang ke Madrid maka anggota klub akan mendapat tiket tahunan gratis darinya.
Sayangnya ambisi Perez itu nampak seperti omong kosong bagi petinggi Barca dan Catalunya pada saat itu. Apalagi Figo juga membantah dia akan pindah ke Bernabeu.
Usaha Perez tak sia-sia, dia berhasil memenangkan 55 persen suara anggota klub dan menjadi presiden Real Madrid terpilih.
Lantas apa yang sebenarnya terjadi sehingga Luis Figo mau meninggalkan Barca, padahal kontraknya baru habis ditahun 2003. Selain itu Figo selalu mengakui bahwa ia selalu dipuja oleh pendukung di Camp Nou. Dia bahkan membuka tiga restoran di Barcelona karena merasa nyaman tinggal disana.
Lewat beberapa riset di media, ternyata ada banyak alasan yang membuat kesetiaan Figo pada Barca harus berakhir.
Tentu karena ulah agennya Jose Veiga. Selama kampanye tim Perez diam-diam menghubungi Veiga dan menawari perjanjian pra kontrak untuk membawa kliennya ke Madrid jika Perez berhasil memenangkan pemilihan.
Tak hanya itu, Perez memberikan uang muka sebesar 1,6 juta poundsterling untuk Luis Figo, dan jika Perez kalah uang itu menjadi milik Figo dan dia tidak perlu datang ke Barnebeu.
Melihat posisi kuatnya incumbent, Figo dan agennya yakin Perez tidak akan memenangkan pemilihan. Jadi dengan kondisi tersebut mereka mau menandatangani perjanjian pra kontrak itu. Sekalipun ada klausul Figo wajib membayar ada penalti jika dia tidak bersedia pindah ke Madrid apabila Perez memenangkan pemilihan.
Didepan media Barca, Figo menyangkal perjanjian yang dibuat agennya bersama Perez dan menyatakan akan tetap tinggal di Camp Nou. Namun nyatanya Perez dan Madrid memperkenalkan Luis Figo sebagai pemain baru mereka, biaya transfernya fenomenal, 62 juta Euro dibayarkan ke Barca hanya untuk membuktikan keseriusan Perez dan Madridista.
Ketika Barnebeu merayakan kepindahan itu, fans Barca terluka sedalam-dalamnya. Official store Barca mengundang puluhan ribu fans dan memberikan Jersey Figo secara gratis agar mengganti namanya dengan nama pemain lain.
Jalanan Barca dipenuhi kebencian untuk Figo pada saat itu yang mereka anggap pengkhianat dan saat itu pula kedatangannya ke Camp Nou terasa seperti neraka.
Lihatlah saat Figo pertama kali ke camp Nou pada 21 Oktober 2000. Banyak banner yang dibentangkan dengan tulisan pengkhianat, sampah ataupun judas.
Setiap kali dia mendapatkan bola, fans Barca akan berteriak dan memakinya dengan hinaan. Mereka melemparinya dengan jeruk, kaleng minuman dan berbagai sampah. Dia pun sampai menolak mengambil tendangan sudut untuk meredam keriuhan. Barca menang 2-0 kala itu.
Fransisco Pavon sangat ingat saat itu kala ia bermain di lini pertahanan Madrid kala itu. Polisi membuat jalur khusus bus saat kami memasuki camp Nou, 25 meter disetiap sisi, namun para penggemar melempar botol kaca, batu semuanya. Mereka memecahkan kaca jendela tetapi jendelanya berlapis ganda, kami berlindung ditengah bus. Saya ingat berjalan ke ruang ganti dengan beberapa pemain seperti Fernando Hierro dan Carles Puyol, mereka berkata itu memalukan dan seseorang harus menenangkan para penggemar.
Ivan Campo juga mengenang, malam itu luar biasa, saya belum pernah mendengar dan melihat kehebohan seperti itu, tapi Luis tak pantas mendapatkannya. Dia telah memberikan segalanya untuk Barca tapi media menyambutnya sebagai pengkhianat, malam itu sangat menyakitinya. Kepalanya lebih banyak tertunduk, tapi saya mengaguminya dan berfikir "Kau Sangat Bernyali Men!"
Tapi sambutan itu tak ada apa-apanya dibandingkan dilaga keduanya yang terjadi di 23 November 2002. Kala itu posisi Barca sedang menyedihkan di liga dan musim sebelumnya Figo dinobatkan sebagai pemain terbaik dunia.
Dipertandingan ini memang tidak ada spanduk yang berisi hujatan kebencian, tapi setiap Figo akan mengeksekusi tendangan sudut lagi-lagi dia dilempari berbagai macam sampah, dia berjalan pelan sambil tersenyum dan mengacungkan jempol. Wasit Luis Madina Cantalejo bahkan sempat menghentikan pertandingan selama hampir 20 menit. Fans tak bisa berhenti memakinya.
Dalam salahsatu tendangan sudutnya yang terus diiringi teriakan dan lemparan, Figo butuh dua menit untuk menenangkan pikiran dan perasaannya. Dan saat itulah kamera tidak sengaja menangkap sebuah kepala babi berada di dekatnya.
Entah apa yang dirasakan Figo saat itu. Tapi potongan kepala babi didekatnya seolah-olah dia tidak pernah memberikan apapun kecuali pengkhianat. Meski sebagai pers Barca meminta maaf karena memicu kebencian itu, tak akan ada yang pernah lupa tentang transfer Luis Figo dan insiden kepala babinya.
Selama periode kebencian itu berkembang, Luis Figo memang tidak pernah mengatakan bahwa ada banyak pertimbangan bahwa ia mau menerima tawaran Perez sakalipun ia masih mau membela Blaugrana.
Disekitar tahun 2020, Figo bercerita dalam sebuah Instagram live yang dirilis manajemen Madrid, tak ada yang mendengar tentang saya yang mengatakan hal yang buruk tentang Barcelona selama 5 musim saya disana. Klub itu banyak membantu saya saat tumbuh jadi keputusan itu sangat sulit dan penting jadi saya harus meninggalkan kota memberikan saya banyak hal dan saya dalam performa terbaik tetapi ketika anda tak dihargai atas apa yang telah anda lakukan dan ada tawaran dari klub lain dan anda pasti memikirkannya.
Sebelum saya membuat perjanjian dengan Perez saya telah berkali-kali menemui Joseph Nunez untuk membicarakan kontrak dan kenaikan gaji. Saya juga menyatakan minat ke Real Madrid, tapi dia kira saya hanya menggertak, dia tidak mengatakan apapun sampai periodenya berakhir. Saya tidak bisa memahami bagaimana mereka memperlakukan pemain. Saya butuh trophy dan perbaikan finansial untuk berkembang jadi saya harus melakukannya.
Jose Veiga agennya dikemudian hari mengatakan bahwa pra kontrak dengan Perez sebenarnya dijadikan senjata bagi mereka saat menegosiasikan kenaikan gaji Figo di camp Nou, namun rencana tentu tidak sejalan dengan apa yang mereka pikirkan.
Saat presiden baru Barca Joan Gaspar terpilih pembaruan kontrak bahkan semakin tampak mustahil dan disisi lain Joan Gaspar memiliki pendapatnya sendiri.
Saya telah berkali-kali bercerita kisah penandatangan itu. Ditengah malam ketika saya baru saja memenangkan pemilihan tim Figo datang untuk membayar penalti pra kontrak mereka, ternyata Perez terpilih menjadi presiden Real Madrid. Entah dari mana putri Figo dan agennya mendapatkan ancaman dan Figo menyatakan ingin tetap tinggal di Barca, tapi tak mungkin itu saya lakukan. Meski pendekatan Perez yang dilakukan ilegal, saya akui strateginya jenius dan tentu saya tak mau membuang uang untuk sosios Madrid dan itu mustahil. Dan Figo harus menerima kenyataan bahwa hanya kebencian yang tersisa untuknya. Fans Barcelona sangat memujanya dan karena mereka sangat merasa dekat dengan dirinya, mereka tidak bisa mengerti mengapa Figo bisa memilih meninggalkan mereka, ujar Joan Gaspar.
Musim setelah kepergiannya, Barca menghambur-hamburkan uang hasil penjualan Figo dengan sia-sia. Trauma kehilangan Figo berdampak besar karena 3 musim mereka lalui tanpa trophy. Hal ini terbalik dengan yang terjadi di Barnebeu, mereka membuat sejarah.
Luis Figo menghabis 5 musim bersama Los Blancos. Dia pemain pertama dalam proyek Los Galacticos. Jenius Florentino Perez dia memenangkan banyak trophy bersama pemain bintang dan juga cinta yang besar dari Madridista
(Mond)
#Sepakbola #LuisFigo #Barcelona #RealMadrid #KepalaBabi