Bak Rumah Jagal, RS Gaza Penuh Pasien di UGD hingga Mayat saat Israel Lancarkan Serangan Pembalasan
Runtuhan Bangunan Akibat Roket Israel
D'On, Gaza (Palestina),- Pada Sabtu (7/10/2023) pagi, orang-orang di Gaza merayakannya setelah Hamas menembakkan ribuan roket ke Israel dan melancarkan serangan lintas batas yang mematikan.
Namun sehari kemudian, gambarannya sangat berbeda. Setelah penembakan Israel tanpa henti, orang-orang tetap tinggal di dalam rumah. Ledakan berlanjut sepanjang Minggu (8/10/2023).
Suaranya sangat menakutkan. Kepulan asap hitam menyelimuti gedung-gedung di Jalur Gaza.
Tentara Israel mengatakan mereka telah mencapai lebih dari 1.000 sasaran di Gaza. Ini termasuk posisi militer, rumah para pemimpin Hamas, serta bank-bank yang dijalankan oleh kelompok militan tersebut.
Salah satu serangan Israel yang lebih signifikan pada Minggu (8/10/2023) pagi menargetkan Menara Watan, yang berfungsi sebagai pusat penyedia internet di Gaza.
Pejabat kesehatan Palestina mengatakan lebih dari 400 orang tewas akibat serangan udara balasan Israel di Gaza.
Sebagian besar wilayah tanpa listrik karena Israel telah berhenti memasok listrik ke Gaza. Pemasok Gaza sendiri hanya mampu menyediakan 20% kebutuhan listrik.
Persediaan makanan dan air juga telah dikurangi.
Saat berkendara melalui pusat kota Gaza pada Minggu (8/10/2023) pagi, tim BBC melihat puing-puing menghalangi jalan. Toko-toko tutup, kecuali beberapa toko roti yang antriannya panjang.
Eskalasi ini telah memperburuk situasi kemanusiaan di Gaza.
Rumah sakit-rumah sakit di negara ini yang kekurangan peralatan – yang pada saat-saat sulit menyediakan layanan kesehatan bagi populasi lebih dari dua juta orang – telah meluncurkan permohonan putus asa untuk donor darah.
Mahmoud Shalabi, Direktur badan amal Bantuan Medis untuk Palestina di Gaza, menggambarkan rumah sakit utama di kota itu sebagai "rumah jagal".
“Ada banyak mayat di kamar mayat dan banyak staf medis tidak mampu mengatasi banyaknya korban yang mereka terima,” terangnya.
Pada Minggu (8/10/2023) malam, penduduk di salah satu bagian Kota Gaza menerima pesan SMS dari tentara Israel yang menyarankan mereka untuk berlindung sebelum serangan terjadi.
Seorang perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan kepada BBC, lebih dari 20.000 orang mengunjungi lokasi PBB di wilayah tersebut.
Hamas, yang telah menguasai Gaza selama 17 tahun terakhir, mengetahui konsekuensi dari serangan terhadap Israel. Sehingga mereka pasti sudah memperkirakan akan adanya serangan balasan yang begitu besar.
Kelompok yang didukung Iran telah menjelaskan bahwa mereka siap berperang dengan Israel. Hamas mengatakan mereka telah menyelundupkan senjata meskipun ada blokade Israel-Mesir dan mengembangkan persenjataannya sendiri.
Kelompok ini telah berjanji untuk melanjutkan apa yang mereka sebut sebagai “serangan balasan”. Setelah jeda pada Sabtu (7/10/2023) malam, pihaknya mengatakan telah menembakkan 100 roket ke kota Sderot di Israel selatan.
Masyarakat umum Gaza mengungkapkan perasaan campur aduk mengenai konflik yang belum pernah terjadi sebelumnya ini. Meskipun beberapa orang menganggap serangan roket Hamas sebagai alasan untuk merayakannya, banyak yang khawatir bahwa kekerasan akan berlanjut dalam waktu yang sangat lama.
(sst)
#Intermasional #Perang #PerangIsraelPalestina #Palestina