Breaking News

Parah! 6 Siswa SD di Padang Jadi Korban Pelecehan Seksual Pengurus Yayasan

Ilustrasi 

D'On, Padang (Sumbar),-
Enam siswa SD swasta di Padang diduga menjadi korban pelecehan seksual oleh YN, seorang pengurus yayasan di Kota Padang. Hal itu dikatakan Kasat Reskrim Polresta Padang, Kompol Dedy Adriansyah.

“Benar, pihaknya sudah menerima laporan dari korban sejak bulan Agustus lalu. Selain itu, sejak laporan masuk, menurutnya sudah 11 orang saksi yang dimintai keterangan terkait kasus ini,” katanya, Kamis (19/10/2023).

Dari 11 orang itu sudah dimintai keterangan baik korban dan saksi. Dari penyelidikan dilakukan sudah ada enam orang menjadi korban pelaku. “Dua dari pelaku sudah mengalami pelecehan secara fisik, empat mengalami pelecehan secara verbal. Jadi kasus masih berlangsung dan kami dalami," katanya.

Kata Dedy, YN sudah dipanggil oleh penyidik Polresta Padang, namun belum memenuhi panggilan itu. Penyidik sudah mendatangi sekolah tapi tidak ada, kemudian dilanjutkan ke rumah terlapor. Dalam waktu dekat menurutnya pihaknya juga akan memanggil para ahli untuk membantu mengungkap kasus ini.

Mengenai jumlah korban kata Dedy, saat ini masih melakukan pengembangan, sampai saat ini baru enam orang yang melapor sebagai korban.

Kasus ini mencuat setelah ada video berdurasi 5 menit yang memperlihatkan pengakuan korban di hadapan beberapa gurunya. Korban menceritakan apa saja pelecehan yang dia terima dari seorang guru.

Selain itu menurut pengakuan korban, pelaku juga menanyakan apakah korban pernah melihat orangtuanya melakukan hubungan intim.

"Bapak itu ngomong ke saya, proses pendewasaan. Dia juga bilang ke saya untuk hati-hati kita sudah besar jangan sampai tidak buat PR. Terus bapak itu bilang sudah pernah lihat mama papa main?, saya bilang tidak. Tapi dia tanya lagi apakah saya pernah melihat mama sama papa ciuman. Saya bilang tidak tahu," kata korban di hadapan guru.

Selain itu, beberapa guru yang mendengarkan pengakuan muridnya yang mengalami pelecehan secara verbal itu menanyakan lebih detail terkait pertanyaan lainnya yang dilontarkan pelaku terhadap dirinya.

"Kalau pernah melihat (ciuman) itu tanda-tanda mau main kata pelaku. Apalagi cowoknya bisa merayu, nanti dicium-cium dan dipegang-pegang bagian sensitif," katanya.

Wali Kota Padang, Hendri Septa meminta pihak Sekolah Dasar (SD) swasta yang terkait dengan dugaan kasus pelecehan seksual untuk kooperatif dan tidak tertutup. Pemko Padang tidak memberi ruang atau toleransi sedikitpun terhadap kasus pelecehan seksual yang dialami pelajar SD Swasta tersebut.

“Oleh karena itu, pada saat ini kasusnya telah ditangani pihak kepolisian. Mari kita tunggu hasil pemeriksaan dari pihak kepolisian,” kata Hendri Septa.

Kata Hendri, dirinya tidak ingin kasus pelecehan kasus seksual yang ada di Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) didiamkan atau berjalan di tempat. “Kami tidak mau mendiamkan kasus pelecehan seksual yang berakibat instansi tersebut malu. Saya tolak. Kami harus selamatkan anak-anak ini, dan masyarakat harus tahu, sehingga ada efek jera terhadap pelaku,” jelasnya.

Dia mengatakan, alasan kasus tersebut harus dibuka ke ruang publik lantaran status Padang sebagai Kota Layak Anak (KLA) dan tidak akan pernah membiarkan atau mendiamkan kasus kekerasan serta pelecehan seksual terhadap anak.

“Kita ingat, di 2022 yang lalu, seorang anak mendapatkan pelecehan seksual oleh keluarganya. Anak tersebut kami bawa ke Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) hingga saat ini. Oleh karena tidak mendiamkan kasus pelecehan seksual terhadap anak, Pemko Padang mendapat Kota Layak anak kriteria utama,” katanya.


(NAN)

#PelecehanSeksual #Asusila #Padang