Breaking News

Dunia Buka Suara, Kecam Veto AS di PBB Soal Gaza

Foto: AS "Tolak" Resolusi PBB Yang Menuntut Gencatan Senjata di Gaza (CNBC Indonesia TV)

D'On, Washington (AS),-
 Keputusan Amerika Serikat (AS) untuk memveto resolusi gencatan senjata kemanusiaan di Gaza di forum Dewan Keamanan (DK) PBB mendapatkan reaksi dari dunia. Banyak negara yang tidak sepakat dalam manuver Washington itu.

Alasan AS untuk memveto resolusi tersebut adalah bahwa gencatan senjata sekarang "hanya akan menjadi benih perang berikutnya karena Hamas tidak memiliki keinginan untuk melihat perdamaian yang bertahan lama", menurut Robert Wood, wakil duta besar AS untuk PBB.

Atas manuver ini, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu memuji AS yang menurutnya mendukung niat Tel Aviv untuk memusnahkan Hamas.

"Saya sangat mengapresiasi sikap tepat yang diambil AS di dewan keamanan PBB. Negara-negara lain perlu memahami hal itu. Di satu sisi, tidak mungkin mendukung eliminasi Hamas, namun di sisi lain menyerukan penghentian perang, yang akan mencegah eliminasi Hamas. Oleh karena itu, Israel akan melanjutkan perang yang adil untuk melenyapkan Hamas," ujarnya dikutip Guardian, Sabtu (9/12/2023).

Meski begitu, banyak pihak yang menyayangkan manuver AS atas resolusi yang diusulkan Uni Emirat Arab (UEA) ini. Perwakilan tetap China untuk PBB, Zhang Jun, menyebutkan pertempuran selama dua bulan di Gaza telah menyebabkan jumlah kematian dan kehancuran yang belum pernah terjadi sebelumnya.

"Kami menyatakan kekecewaan dan penyesalan yang besar bahwa rancangan tersebut telah diveto oleh AS. Gencatan senjata segera adalah prasyarat utama," ujar Zhang.

Riyad H. Mansour, pengamat tetap Palestina di PBB, menyatakan bahwa sangat disesalkan dan menjadi bencana jika DK dicegah dalam menjalankan tanggung jawabnya.

Mohamed Abushahab, wakil perwakilan tetap UEA untuk PBB, menyatakan kekecewaannya yang mendalam terhadap hasil pertemuan tersebut. Namun, ia menekankan bahwa hasil yang mengecewakan ini tidak akan menghalangi negaranya untuk terus meminta anggota Dewan untuk bertindak dan mengakhiri kekerasan di Gaza.

Dmitry Polyanskiy, perwakilan Rusia untuk PBB, mengatakan bahwa "hari ini akan menjadi salah satu hari paling kelam di Timur Tengah" karena AS sekali lagi memblokir seruan gencatan senjata.

Nicolas de Riviere, perwakilan tetap Perancis untuk PBB, mengatakan bahwa ia mendukung rancangan resolusi tersebut, dan menambahkan bahwa Perancis akan terus berkomitmen untuk memobilisasi Dewan sepenuhnya dalam semua aspek krisis, baik keamanan, kemanusiaan atau politik. .

Ishikane Kimihiro, perwakilan tetap Jepang untuk PBB, mengatakan delegasinya mendukung rancangan tersebut karena hilangnya nyawa warga sipil, baik warga Palestina atau Israel, adalah hal yang tragis. Ia juga menyatakan penyesalannya karena teks tersebut gagal diadopsi.

Sementara itu, dari Inggris, Menteri Pertama Skotlandia Humza Yousaf mengkritik pemerintah Inggris karena abstain dalam resolusi DK PBB yang menyerukan gencatan senjata kemanusiaan di Gaza.

"Saya merasa tidak dapat dimengerti bahwa Inggris tidak memilih gencatan senjata. Bagaimana Anda bisa memilih untuk terlibat dalam pembunuhan ribuan anak? Malu bagi Pemerintah Inggris dan Partai Buruh pimpinan Keir Starmer yang menolak mendukung #CeasefireNow," tulisnya dalam akun Twitter resmi.


(haa/cnbc)

#DKPBB #PBB #AmerikaSerikat #Washington