Layak Jadi Panutan, 5 Perempuan Tangguh pada Zaman Rasulullah
Ilustrasi
Dirgantaraonline.co.id,- Sejak zaman nabi, perempuan memiliki peran penting dalam sejarah dunia, politik, hadis, hingga perdagangan.
Kendati demikian, kisah para perempuan cerdas nan dermawan di zaman Rasulullah masih kurang diketahui oleh khalayak luas.
Padahal jika menilik sejarahnya perempuan-perempuan ini layak jadi panutan untuk perempuan saat ini dan yang akan datang.
Perjuangan, keuletan, dan berbagai perilakunya sangat layak diteladani, dijadikan contoh perempuan dalam berjuang di jalan Allah.
Tidak hanya para laki-laki saja yang namanya terkenal di zaman Nabi Muhammad SAW, seperti Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, dan Abu Hurairah. Tetapi, ada pula para perempuan tangguh dan tak kalah terkenalnya dari mereka, dengan segala perjuangannya.
Inilah Kisah Khadijah binti Khuwailid
Mengutip Tebuireng Online, dalam sejarah Islam mencatat, ada sejumlah nama tokoh perempuan terkemuka dalam Islam. Namanya pun seakan tidak asing lagi bagi para muslim. Berikut beberapa muslimah yang terkenal di zaman Nabi Muhammad SAW.
Salah satunya, ada Khadijah binti Khuwailid. Beliau adalah istri Nabi Muhammad SAW sendiri. Khadijah memiliki nama lengkap Khadijah binti Khuwailid bin Asad bin Abd Al-‘Uzza atau biasa dipanggil Ummu Hindun. Di masa Jahiliyah, Khadijah dipanggil dengan nama Ath-Thahirah atau wanita suci karena senantiasa menjaga kehormatan dan kesucian dirinya.
Pernikahannya dengan Nabi Muhammad SAW dikaruniai enam orang anak. Mereka adalah Abdullah, Qasim, Zainab, Fatimah, Ruqayyah, dam Ummu Kultsum. Khadijah juga orang pertama yang beriman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya serta membenarkan risalahnya. Bahkan, ia penuh kerelaan ikut berpartisipasi dalam memikul beban dakwah Nabi Muhammad SAW.
Sebelum menjadi istri Nabi Muhammad SAW, Khadijah merupakan seorang wanita terpandang dan memiliki kekayaan melimpah. Ia pun dikenal sebagai pemimpin wanita Quraisy.
Hafshah binti Umar
Kemudian, ada Hafshah binti Umar atau bernama lengkap Hafshah binti Umar bin Khaththab bin Naf’al bin Abdul-Uzza bin Riyah bin Abdullah bin Qurt bin Rajah bin Adi bin Luay yang berasal dari suku Arab Adawiyah. Ia dilahirkan di Makkah, 18 tahun sebelum hijrah.
Hafshah binti Umar bin Khaththab adalah seorang putri dari seorang kaum muslimin yang dikenal sebagai laki-laki terbaik dan penguasa yang adil, yaitu Umar bin Khatthab. Dalam kisah perjalanan hidup seorang Hafshah, dengan kemampuannya yang bisa membaca maupun menulis, ia melestarikan tulisan asli al-Quran yang terkumpul dalam bentuk suhuf atau lembaran-lembaran pelepah kurma.
Tak hanya itu, putri Umar juga diberi tugas mulia untuk menyimpan dan memelihara al-Quran. Inilah mengapa, Hafshah diberi gelar sebagai “Penjaga Al-Quran”.
Ummu Kultsum binti Uqbah
Ummu Kultsum binti Uqbah merupakan salah satu perempuan yang memiliki empati tinggi. Putri dari seorang pemuka Quraisy saat itu, Uqbah bin Muayyad yang dikenal dengan sosoknya yang keras dan kejam.
Rasa empati yang dimiliki Ummu Kultsum, membuatnya tak tahan melihat penderitaan yang dirasakan oleh umat muslim pada saat itu. Hingga mengambil keputusan untuk melakukan hijrah menuju Madinah dari kabilah Hadnah Hudaibiyah. Kemudia, ia masuk Islam di Mekkah dan telah dibaiat oleh Nabi Muhammad SAW sebelum melakukan hijrah.
Sayangnya, keislaman Ummu Kultsum diketahui oleh pihak keluarga. Kedua saudaranya, yakni Walid dan Imarah, bahkan meminta Ummu Kultsum untuk meninggalkan Islam. Permintaan itu pun ditolak oleh Ummu Kultsum.
Nusaibah binti Kaab
Nusaibah binti Kaab merupakan seorang perempuan anggota dari suku Banu Najjar di Madinah. Ia sangat terkenal karena keberaniannya di medan perang. Bahkan, namanya dikaitkan sebagai pejuang karena telah banyak ikutserta di banyak pertempuran.
Beberapa pertempuran yang ia ikuti adalah Baitul Aqabah II, Perang Hunayn, Perang Yamamah, Perang Uhud, dan Perjanjian Hudaibiyah.
Salah stau pertempuran terbesar, yaitu perang Uhud, Nusaibah binti Kaab menjadi salah satu tokoh perang yang memiliki tugas untuk mengawal dan melindungi Nabi Muhammad SAW. Jadi, ke arah manapun Nabi Muhammad SAW berada, Nabi Muhammad SAW dapat melihat wanita tangguh itu mengawal dan melindunginya. Nusaibah bagaikan perisai bagi Nabi Muhammad SAW.
Asiyah Istri Fir'aun
Perempuan tangguh lainnya, yang diceritakan oleh Nabi Muhammad ialah Asiyah yang merupakan seorang perempuan yang dikenal dengan kesabarannya serta ketabahannya dalam menghadapi suaminya yang kejam, Fir’aun. Ia memiliki nama lengkap Asiyah binti Muzahim.
Dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Fir’aun mengikat istrinya dengan besi sebanyak 4 ikatan, pada kedua tangan dan kedua kakinya. Jika ia telah meninggalkan Asiyah terbelenggu maka para malaikat menaunginya.“
Bahkan, nama Asiyah disebutkan dalam al-Quran meskipun tidak terlalu jelas. Al-Quran menyebutkan keutamaan Asiyah yang tercantum dalam Q.S. Al-Qashash ayat 9 yang artinya:
“Dan berkatalah istri Fir’aun: “(Ia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan ia bermanfaat kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak”, sedang mereka tiada menyadari.”
Asiyah pada masa itu memang cukup dikenal. Setidaknya, ia pernah menolak dua keinginan suaminya, Fir’aun. Yakni, saat hendak dipinang orang yang menganggap dirinya sebagai Tuhan. Lalu yang kedua, saat Asiyah tidak mau membunuh anak laki-laki yang ditemukan dalam keranjang.
Nah, itulah kelima sosok perempuan bersejarah yang memiliki perannya dan keutamannya masing-masing di zaman Nabi Muhammad SAW. Semoga kita bisa meneladani kepribadian mereka.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul