Oknum TNI AU Pelaku Penganiayaan Pengurus KAMMI Ditangkap, Ini Kata Korban
Jumpa pers pengurus KAMMI terkait kasus Penganiayaan Pengurus Pusat KAMMI
D'On, Jakarta,- Polisi Militer Kodam Jayakarta mengungkap identitas oknum TNI AU yang menganiaya Pengurus Pusat Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (PP KAMMI), Rizki Agus Saputra, di Duren Sawit, Jakarta Timur.
Danpomdan Jaya, Kolonel Cpm Irsyad Hamdie Bey Anwar mengatakan, pelaku penganiayaan merupakan anggota Kopasgat (Korps Pasukan Gerak Cepat) TNI Angkatan Udara. Pelaku telah diamankan di Satpom Lanud Halim Perdanakusuma.
"Sudah diamankan tersangkanya. Anggota Paskhas AU (Kopasgat). Pelaku sudah diamankan di Satpam Lanud Halim," ujar Irsyad melalui pesan singkat dikutip dari Okezone.com, Minggu (17/12/2023).
Irsyad melanjutkan, aksi penganiayaan tersebut terjadi karena diduga adanya perselisihan di jalan raya. "Motif pelaku diduga karena perselisihan di jalan raya," ucap Irsyad.
Sementara itu, Rizki Agus Saputra membantah soal motif pengeroyokan oleh oknum TNI dilatarbelakangi perselisihan di jalan raya.
“Sudah saya tegaskan, tidak ada perselisihan di jalanan, saya bisa pastikan itu,” ujar Rizki secara daring dalam jumpa pers di kawasan Tebet Timur, Tebet, Jakarta Selatan.
Pasalnya kata Rizki, oknum TNI AU itu pada saat kejadian telah mengadang dirinya sebanyak tiga kali di jalan.
“Tidak ada motif terkait perselisihan di jalanan, tidak sama sekali. Apalagi, jalanan luas dan jam 2 siang tidak ada macet sama sekali, mobil juga tidak lalu lalang, karena memang jam istirahat, bukan jam pulang kerja,” tutur dia.
Rizki berharap motif penganiayaan oknum TNI AU tersebut tidak berkaitan dengan aktivitas politik yang ia jalani bersama PP KAMMI.
“Yang jelas, pernyataan saya pada saat deklarasi Satgas KAMMI Jaga Demokrasi itu menyampaikan bahwa hadirnya Satgas ini untuk melakukan investigasi terhadap (dugaan) kebocoran data Pemilu 2024,”pungkasnya.
Sementara itu, kuasa hukum Rizki Agus Saputra (26), Zainur Ridlo mengatakan, kliennya sampai saat ini fokus melaporkan dugaan-dugaan kebocoran data Pemilu 2024.
Dia berharap, motif dugaan penganiayaan kliennya oleh oknum TNI tersebut tidak berkaitan dengan hal tersebut.
“Untuk motifnya kami duga penganiayaan biasa. Tapi di luar itu kami berharap, karena klien kami ini juga banyak berpartisipasi, juga melaporkan dugaan-dugaan kebocoran data Pemilu 2024 sehingga ini tidak menjadi motif yang lain,” tutup Zainur.
#Penganiayaan #KAMMI #TNIAU #Militer