Breaking News

Kontroversi RUU Bantuan AS untuk Israel dan Ukraina: Ketegangan Antara Partai

Pengunjuk rasa memadati luar aula serikat pekerja UAW di Warren, Michigan, AS pada 1 Februari 2024, menuntut gencatan senjata di Gaza selama kunjungan Presiden AS Joe Biden. (Foto: REUTERS/REBECCA COOK)

D'On, Amerika Serikat,-
Parlemen Amerika Serikat memanas dengan pemungutan suara menolak RUU bantuan Israel senilai US$ 17,6 miliar. Hal ini memunculkan perbedaan pendapat dalam pembahasan RUU tersebut, pada Selasa (6/2/2024).

RUU tersebut muncul di tengah rencana Gedung Putih untuk memberikan bantuan senilai US$ 60 miliar kepada Ukraina dan US$ 20 miliar kepada Israel, sambil menyediakan dana tambahan untuk keamanan perbatasan AS. Hal ini dianggap beberapa anggota Partai Demokrat sebagai upaya "sinis" untuk membagi paket bantuan yang lebih besar.

Pemimpin Minoritas Demokrat di DPR, Hakeem Jeffries, menegaskan bahwa RUU tersebut diajukan tanpa itikad baik dan tanpa konsultasi. Sedangkan Partai Republik di DPR semula merencanakan pemungutan suara setelah rancangan undang-undang bipartisan dari Senat, namun dukungan terhadap paket bantuan US$118 miliar tersebut menurun.

Sebanyak 167 anggota Partai Demokrat menolak RUU tersebut setelah ancaman penggunaan hak veto oleh Presiden Biden, yang merasa RUU ini melemahkan paket bantuan yang sudah disepakati setelah berbulan-bulan negosiasi bipartisan.

RUU yang berdiri sendiri ini juga menemui penolakan dari 13 anggota Partai Republik karena tidak memasukkan penyeimbangan anggaran yang diinginkan oleh kaum konservatif.

Ketegangan ini memuncak setelah Presiden Biden menolak rancangan undang-undang sebelumnya yang memberikan US$14,3 miliar kepada Israel, sambil memotong anggaran Internal Revenue Service, yang menjadi pertentangan dengan pandangan Biden.

Dengan perbedaan pendapat yang kentara di antara kedua partai, proses legislasi di AS semakin rumit dan penuh dengan ketegangan politik.

(*)

#Internasional #AmerikaSerikat