Perlawanan Sengit di Jalur Gaza: Netanyahu Klaim Keberhasilan, Mesir Khawatir Terjadinya Krisis Pengungsi
Dampak Bombardir Israel: Asap Membubung di Gaza, Palestina. (Foto: AP/Abed Khaled)
D'On, Gaza,- Pasukan milisi Hamas terus memberikan perlawanan sengit kepada pasukan Israel di Kota Gaza utara dan Kota Khan Younis di selatan Jalur Gaza, pada Minggu (4/5/2024). Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel, menyatakan dalam rapat kabinet bahwa 17 dari 24 batalion tempur Hamas telah dihancurkan.
Netanyahu mengumumkan rencana serangan ke Rafah di perbatasan Mesir, di mana sisanya dari batalion Hamas berada. Ini dapat mengakibatkan tekanan besar pada ratusan ribu warga Palestina yang telah mengungsi ke sana, karena Mesir telah memutuskan untuk tidak menerima pengungsi Palestina.
Dalam upaya menghindari eskalasi dengan Mesir, seorang pejabat Israel menyatakan bahwa militer Israel akan berkoordinasi dengan Mesir untuk mengevakuasi sebagian besar pengungsi Palestina ke utara sebelum melakukan penyisiran darat di Rafah.
Pada saat yang sama, serangan udara terpisah Israel di wilayah Deir Al-Balah di Jalur Gaza tengah telah menewaskan delapan orang, dan tank-tank Israel menggempur kota tersebut.
"Pagar kawat (perbatasan dari utara ke selatan) membuat tidak ada tempat yang aman di Gaza," kata pengungsi Palestina, Mohammed Kaloub, di Rafah.
Situasi ini menimbulkan kekhawatiran akan perluasan konflik, termasuk dengan Mesir, sementara warga Palestina terus berjuang untuk mencari tempat aman di tengah serangkaian serangan dan eskalasi yang telah berlangsung selama empat bulan lebih.
(*)
#Hamas #PerangHamas-Israel