Tragedi Banjir dan Longsor Mengguncang Sumatera Barat: 19 Meninggal, 7 Hilang, dan Ribuan Terdampak
Tim BPBD Sumbar Lakukan Evakuasi Warga Terdampak Banjir
D'On, Padang (Sumbar),- Sebanyak 19 jiwa telah menjadi korban fatal dari gelombang banjir dan longsor yang melanda wilayah Sumatera Barat sejak Kamis, 7 Maret. Kabupaten Pesisir Selatan mencatatkan angka paling tragis dengan 16 jiwa yang meninggal, sementara tujuh orang masih hilang dan 25.794 rumah tangga terdampak.
Informasi dari Pusat Pengendalian Operasi BNPB menggambarkan situasi yang memilukan di beberapa daerah. Kota Padang, misalnya, mengalami dampak serius dengan 10.150 rumah tangga atau sekitar 35.299 jiwa terdampak. Di Kabupaten Padang Pariaman, tiga orang tewas, dua luka-luka, dan 800 rumah tangga terkena dampak.
Kota Solok, Kabupaten Limapuluh Kota, dan Kabupaten Agam juga turut merasakan getaran bencana ini dengan ribuan jiwa terdampak dan ratusan rumah tergenang air. Kabupaten Solok, Pasaman Barat, dan Pasaman juga melaporkan kondisi yang serupa dengan puluhan hingga ratusan rumah tangga terkena imbas banjir dan longsor.
Evakuasi menjadi prioritas utama dalam penanganan darurat ini. Di wilayah Kota Padang, lebih dari 3.700 jiwa telah mengungsi, sementara di Kabupaten Pesisir Selatan, jumlahnya mencapai 29.483 rumah tangga atau sekitar 76.178 jiwa. Petugas dari berbagai instansi terkait telah bekerja keras dalam mengevakuasi warga yang terdampak.
Kepala Pusdalops BPBD Provinsi Sumatera Barat, Gilang, mengungkapkan bahwa kerugian material akibat bencana ini juga cukup signifikan. Tidak kurang dari 37.265 unit rumah terdampak, dengan 666 di antaranya mengalami kerusakan parah. Jembatan-jembatan, fasilitas ibadah, dan sekolah juga tidak luput dari imbas bencana ini.
Tim Reaksi Cepat BPBD Sumatera Barat telah melakukan evaluasi cepat dan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk menangani situasi darurat ini. Namun, tantangan besar masih terlihat di beberapa wilayah, terutama terkait dengan aksesibilitas dan pembersihan pasca-banjir.
Dalam pernyataannya, Gilang menjelaskan bahwa meskipun sebagian wilayah sudah mulai surut, upaya pembersihan dan pemulihan tetap menjadi fokus utama. Tantangan seperti akses jalan yang terhalang dan kondisi infrastruktur yang rusak menjadi hambatan utama dalam upaya penanganan darurat ini.
Tragedi ini bukan hanya menyentuh sisi fisik dan material, tetapi juga menggugah simpati serta kepedulian seluruh masyarakat. Dukungan dan bantuan dari berbagai pihak diharapkan dapat meringankan beban yang dirasakan oleh para korban dan mempercepat proses pemulihan wilayah terdampak.
(Mond)
#BPBD #Banjir #Longsor #BencanaAlam #SumateraBarat