Ngeri! Percobaan Pembunuhan di Bandara Kuala Lumpur Gagal
D'On, Kuala Lumpur (Malaysia),- Sebuah kejadian mengerikan hampir merenggut nyawa di Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) pada dini hari Minggu (14/4/2024) pukul 01.20 Waktu setempat. Seorang suami berusia 38 tahun mencoba menembaki istrinya begitu sang istri tiba di bandara, menciptakan adegan kekerasan yang mengejutkan di antara para pengunjung yang tak bersalah.
Menurut laporan dari Direktur Departemen Investigasi Kriminal (CID) Bukit Aman, Mohd Shuhaily Mohd Zain, yang dikutip dari Channel News Asia (CNA), tersangka melepaskan dua tembakan dari jarak dekat, tapi sayangnya, upayanya gagal. Satu tembakan berhasil melukai serius salah satu pengawal wanita yang berani menghadangnya, dan saat ini korban sedang berjuang untuk hidupnya di rumah sakit.
"Dia melepaskan dua tembakan dari jarak sekitar tiga hingga empat meter tetapi gagal," kata Direktur Departemen Investigasi Kriminal (CID) Bukit Aman, Mohd Shuhaily Mohd Zain, dikutip dari Channel News Asia (CNA), Minggu (14/04/2024).
Lebih tragis lagi, dua warga lainnya juga terluka karena pria tersebut melemparkan petasan saat berusaha menyerang istrinya. Penyelidikan awal menunjukkan bahwa motif di balik kekerasan ini adalah masalah pribadi antara suami dan istri, yang disebut-sebut sedang dalam proses perceraian. Bahkan, situasi ini semakin rumit dengan kehamilan istri, menambah lapisan kegagalan dalam komunikasi dan keselarasan rumah tangga.
Mohd Shuhaily dengan tegas mendesak tersangka untuk menyerahkan diri. Sebuah perintah yang didukung oleh seluruh personel CID di negara tetangga yang telah dipanggil untuk membantu dalam pencarian. Dengan tersangka yang dikenal berbahaya dan bersenjata, masyarakat diingatkan untuk tidak berupaya menangkapnya sendiri, melainkan memberikan informasi kepada pihak berwenang.
Kejadian ini memperkuat catatan kriminal tersangka yang telah mengintimidasi dan melakukan tindakan kriminal sebelumnya. Bahkan istri pria itu sendiri telah dua kali melaporkannya ke polisi karena intimidasi kriminal. Namun, dengan proses hukum yang belum memberikan keadilan yang diharapkan, kekerasan sepertinya menjadi opsi terakhir bagi sang suami yang terdesak.
Sementara polisi terus berusaha menemukan tersangka, publik diingatkan untuk tetap tenang dan memberikan kerjasama penuh kepada pihak berwenang. Kita berharap bahwa kejadian seperti ini menjadi pelajaran bagi kita semua tentang pentingnya penanganan kasus rumah tangga yang sensitif, serta perlunya perbaikan dalam sistem hukum yang memadai untuk melindungi korban kekerasan domestik.
(*)
#Peristiwa #Penembakan #Malaysia