Sejarah! Donald Trump Presiden AS Pertama Diadili
Donald Trump
D'On, New York (AS),- Donald Trump memulai hari pertama persidangan uang tutup mulut dengan tampil di Mahkamah Agung Manhattan di New York City, pada Senin (15/4/2024) waktu setempat. Mengenakan seragam jas biru tua dan dasi merah, Trump tiba di pengadilan untuk memulai pemilihan juri tidak lama setelah jam 9 pagi. Dia didampingi oleh pengacaranya untuk menghadapi 34 tuduhan kejahatan yang melibatkan skema tangkap dan bunuh (catch-and-kill scheme).
Trump menyebut persidangan ini sebagai serangan terhadap Amerika dan "penganiayaan politik", memicu momen penting dalam sejarah Amerika sebagai persidangan pidana pertama terhadap presiden atau mantan presiden. Jaksa mengklaim bahwa Trump terlibat dalam skema untuk menutupi dugaan hubungannya dengan Stormy Daniels dan Karen McDougal menjelang pemilihan umum 2016.
"Ini adalah serangan terhadap Amerika. Hal seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya, belum pernah terjadi hal seperti ini," kata Trump kepada sekelompok wartawan.
Dia menyebutnya sebagai "penganiayaan politik", "kasus yang seharusnya tidak pernah diajukan" dan "serangan terhadap negara kita"."Ini benar-benar serangan terhadap lawan politik. Hanya itu saja," tambahnya.
Pertempuran hukum memuncak dengan debat berjam-jam antara tim pembela Trump dan jaksa Manhattan. Salah satu isu pembuktian utama adalah apakah rekaman Access Hollywood yang terkenal pada tahun 2016, di mana Trump membual tentang kemampuannya melakukan pelecehan seksual terhadap perempuan, dapat ditampilkan di pengadilan. Hakim Juan Merchan memutuskan bahwa rekaman tersebut tidak dapat diputar, tetapi kata-katanya dapat diperlihatkan kepada para juri.
Persidangan juga menyoroti perintah hakim yang melarang Trump menyerang saksi atau anggota keluarga pejabat pengadilan, termasuk putrinya sendiri, dengan ancaman hukuman penjara jika melanggar perintah tersebut.
Dalam dakwaan pidana terhadap Trump, jaksa mengklaim bahwa dia terlibat dalam skema "tangkap dan bunuh" melalui pengacaranya, Michael Cohen, untuk membayar uang tutup mulut kepada Daniels dan McDougal guna menghindari kerugian politik. Cohen, yang mengaku bersalah atas peranannya dalam skema tersebut pada tahun 2018, mengirimkan pembayaran sebesar US$130.000 kepada pengacara Daniels hanya 12 hari sebelum pemilu.
Jaksa juga menegaskan bahwa Trump memproses pembayaran kembali kepada Cohen dengan serangkaian cek bulanan setelah memenangkan pemilu. Pembayaran-pembayaran ini dicatat sebagai kompensasi atas layanan hukum yang tidak pernah diberikan, dengan tujuan untuk menipu dan menyembunyikan perbuatannya.
Persidangan ini bukan hanya menguak skema yang tersembunyi, tetapi juga memunculkan pertanyaan etis dan hukum yang mendalam tentang kekuasaan dan akuntabilitas seorang presiden.
(*)
#DonaldTrump #AmerikaSerikat #Internasional