Serangan Penembakan Terhadap Mapolda Lampung: Ancaman Terorisme atau Aksi Kejahatan Biasa?
Ilustrasi Teroris
D'On, Lampung,- Ketegangan melanda Mapolda Lampung saat mobil patroli dan Markas Polda diserang secara brutal oleh orang tak dikenal (OTK) pada Sabtu (6/4/2024) sekitar pukul 04.06 WIB Kejadian ini terjadi dalam dua serangan yang mengejutkan, dengan salah satunya terekam oleh kamera pengawas CCTV.
Menurut Bripka Himawan, salah satu dari tiga anggota polisi yang menyaksikan langsung insiden tersebut, mobil putih Toyota VRZ membuntuti mobil patroli polisi dari depan rumah makan nasi kapau Indah di Jalan Ryacudu. Pelaku kemudian dengan tiba-tiba memblokir kendaraan patroli, menodongkan senjata, dan melepaskan beberapa tembakan ke arah petugas.
Dalam upaya menyelamatkan diri, petugas polisi merespons dengan cepat, menginjak gas dan menyalip mobil pelaku. Namun, pelaku tidak berhenti di situ. Mereka melancarkan serangan kedua di depan gerbang Polda Lampung, melepaskan beberapa tembakan ke arah Mapolda sebelum melarikan diri.
Aksi ini meningkatkan kekhawatiran akan kehadiran sel-sel teroris atau gerakan "lone wolf" di Indonesia, terutama setelah serangkaian peristiwa teror di masa lalu, seperti bom bunuh diri di Solo pada 2016 dan Sukoharjo pada 2019. Ken Setiawan dari Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center menegaskan bahwa isu terorisme sedang marak, terutama setelah serangan di Rusia yang menelan banyak korban jiwa.
Ken mengingatkan aparat keamanan dan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama menjelang perayaan Idulfitri. "Sel-sel teroris masih ada dan berpotensi menjadi ancaman serius," ujarnya.
Serangan ini tidak hanya mengancam keamanan petugas polisi, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran akan potensi serangan teror di tengah-tengah masyarakat. Dengan meningkatnya kekhawatiran akan terorisme, kewaspadaan dan kerja sama antara aparat keamanan dan masyarakat menjadi kunci dalam menjaga keamanan dan stabilitas negara.
(*)
#Penembakan #Peristiwa #Teroris