Pertempuran Jalanan di Kota Rafah: Konflik Gaza Kian Memanas
Warga Palestina melarikan diri dari Kota Rafah di Gaza Selatan akibat serangan darat dan udara Israel pada Selasa, 28 Mei 2024. (AP)
D'On, Rafah,- Ketegangan di Kota Rafah mencapai puncaknya pada Rabu (29/5/2024) kemarin ketika pertempuran jalanan yang sengit terjadi antara milisi Hamas dan pasukan Israel. Konflik ini merupakan lanjutan dari serangan militer Israel yang menyasar kamp tenda pengungsi warga Palestina, menewaskan 37 orang.
Israel Kuasai Koridor Philadelphi
Militer Israel mengumumkan bahwa mereka telah menguasai seluruh perbatasan Gaza dengan Mesir, yang dikenal sebagai Koridor Philadelphi. Penguasaan ini menandai perluasan invasi darat Israel di wilayah tersebut. Langkah ini memicu kecaman global karena dianggap memperburuk situasi kemanusiaan di Gaza.
“Perang di Gaza bisa memakan waktu tujuh bulan lagi untuk mencapai penghancuran kekuatan Hamas,” kata Tzachi Hanegbi, penasihat keamanan nasional Israel, menegaskan bahwa operasi militer ini masih jauh dari selesai.
Serangan Udara dan Korban Jiwa
Dalam perkembangan lainnya, angkatan udara Israel melancarkan serangan yang menewaskan dua paramedis dari Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina. Kedua paramedis tersebut tengah berusaha menyelamatkan korban luka di Tal as-Sultan, sebelah barat Rafah, ketika serangan terjadi.
Jumlah korban dalam konflik ini terus meningkat drastis. Sejak awal perang pada 7 Oktober 2023, setidaknya 36.171 warga Palestina telah tewas, sementara 81.420 lainnya mengalami luka-luka. Di pihak Israel, serangan Hamas telah menyebabkan 1.139 orang tewas, dengan puluhan sandera masih ditahan di Gaza.
Respons Global dan Kondisi Lapangan
Invasi darat dan serangan udara Israel di Gaza mendapat reaksi keras dari berbagai pihak di seluruh dunia. Banyak negara dan organisasi internasional mengutuk tindakan tersebut, menganggapnya sebagai eskalasi yang tidak perlu yang akan semakin memperburuk penderitaan warga sipil di Gaza.
Sementara itu, di lapangan, situasi semakin memburuk. Ribuan warga Palestina terpaksa mengungsi untuk mencari tempat yang lebih aman. Krisis kemanusiaan pun semakin parah, dengan pasokan makanan, air bersih, dan obat-obatan yang semakin menipis.
Para pengamat menilai, solusi diplomatik harus segera diupayakan untuk menghentikan pertumpahan darah lebih lanjut. Namun, dengan kedua belah pihak yang tetap pada pendiriannya masing-masing, perdamaian tampak masih jauh dari jangkauan.
Konflik di Gaza bukan hanya pertarungan fisik di lapangan, tetapi juga perang urat saraf dan strategi yang kompleks. Setiap serangan dan pergerakan militer membawa dampak luas yang mempengaruhi stabilitas regional dan politik internasional.
Di tengah kekacauan ini, harapan akan perdamaian dan solusi jangka panjang untuk konflik Gaza tetap ada. Banyak yang berharap bahwa diplomasi dan dialog bisa mengakhiri kekerasan ini dan membawa keadilan serta kedamaian bagi warga Palestina dan Israel.
Namun, hingga saat itu tiba, warga Gaza harus menghadapi hari-hari penuh ketidakpastian dan ancaman, sementara dunia terus memantau dan berharap agar solusi damai segera ditemukan.
(*)
#KonflikIsraelPalestina #Internasional #Palestina