Belasan Siswa Terpaksa Belajar di Bekas WC: Ironi Anggaran Besar di Kabupaten Kampar
Belasan siswa SDN 002 Desa Tanjung, Kecamatan Kampar Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, terpaksa belajar di ruangan bekas WC karena bangunan sekolah rusak, meski sekolah tersebut adalah milik negara.
D'On, Kampar, Riau,- Kabupaten Kampar dikenal sebagai salah satu daerah dengan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) terbesar di Provinsi Riau. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan ironi yang mencengangkan: 18 siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) 002 di Desa Tanjung, Kecamatan Kampar Hulu, terpaksa belajar di ruangan bekas tempat pembuangan kotoran manusia, yang tidak layak untuk kegiatan belajar mengajar.
Kondisi Memprihatinkan di SDN 002 Desa Tanjung
Bangunan bekas WC berukuran 4x6 meter yang kini dijadikan ruang belajar ini jauh dari kata layak. Atapnya yang berkarat dan mulai keropos mengancam keselamatan para siswa kelas 1 yang harus menempati ruangan ini. Plt Kepala SDN 002, Apriwardi, menyatakan bahwa situasi ini sudah berlangsung selama lima tahun karena keterbatasan ruangan di sekolah.
"Tak ada ruangan lain lagi yang bisa dimanfaatkan untuk belajar anak-anak," ujar Apriwardi, Kamis (13/6/2024).
SDN 002 Tanjung sendiri memiliki 223 siswa yang tidak tertampung oleh bangunan yang ada, menyebabkan belasan siswa terpaksa menempati ruangan bekas WC. Lebih parah lagi, 22 guru di sekolah tersebut juga harus mengorbankan ruangan mereka untuk dijadikan kelas darurat, sehingga mereka hanya bisa menggunakan perpustakaan sempit sebagai ruang guru.
Proposal Bantuan yang Diabaikan
Pihak sekolah telah mengajukan proposal untuk penambahan ruang kelas ke Dinas Pendidikan Kabupaten Kampar sejak tahun 2022. Meskipun proposal tersebut sudah disetujui dan tim dari dinas telah meninjau lokasi, hingga kini tidak ada tindakan nyata yang dilakukan.
"Proposal ke Disdik sudah kita ajukan pada tahun 2022, untuk penambahan ruang kelas. Mereka sudah datang meninjau, katanya sudah oke, tapi entah apa masalahnya sampai sekarang tak ada hasil dan belum ada bangunan baru," jelas Apriwardi.
Harapan di Tengah Keterbatasan
Apriwardi berharap pemerintah segera menambah ruang kelas dan ruangan untuk guru. Selain meningkatkan kualitas belajar mengajar, penambahan ruang juga akan mengembalikan perpustakaan ke fungsinya semula.
"Harapan kami kepada pemerintah agar tahun ini dapat menambah ruang kelas murid dan ruangan untuk guru," imbuh Apriwardi.
Kondisi memprihatinkan di SDN 002 Desa Tanjung menjadi cerminan bagaimana pengelolaan anggaran besar tidak selalu berbanding lurus dengan peningkatan infrastruktur pendidikan yang memadai. Permasalahan ini memerlukan perhatian serius dari pemerintah agar generasi penerus bangsa mendapatkan lingkungan belajar yang layak dan aman.
Solusi yang Diperlukan
Kepedulian dan tindakan konkret dari pemerintah daerah sangat diperlukan untuk mengatasi masalah ini. Penambahan fasilitas pendidikan dan pemeliharaan bangunan sekolah harus menjadi prioritas, terutama di daerah-daerah dengan alokasi anggaran yang cukup besar seperti Kampar.
Penting juga untuk memastikan bahwa setiap alokasi dana benar-benar sampai pada kebutuhan yang mendesak, seperti perbaikan dan pembangunan sarana pendidikan, demi masa depan anak-anak yang lebih cerah.
(*)
#Pendidikan