Delapan Tentara Israel Tewas dalam Ledakan di Jalur Gaza: Ketegangan Meningkat di Tengah Krisis yang Berkepanjangan
Pasukan Israel saat Lakukan Aksi Darat ke Wilayah Rafah
D'On, Gaza,- Pada Sabtu, 15 Juni 2024, delapan tentara Israel tewas dalam ledakan hebat di Jalur Gaza selatan, menandai eskalasi terbaru dalam konflik yang sudah berlangsung selama lebih dari delapan bulan. Militer Israel mengonfirmasi bahwa para prajurit, anggota unit teknik tempur, menjadi korban ketika kendaraan pengangkut lapis baja mereka meledak. Insiden ini terjadi di kawasan Tel al-Sultan, dekat kota Rafah, ketika kendaraan tersebut tampaknya menabrak ranjau yang telah dipasang oleh militan Hamas. Investigasi atas kejadian ini sedang berlangsung, terutama mengingat adanya dugaan pelanggaran praktik standar dalam membawa material teknik.
Dalam pernyataan yang dirilis oleh militer Israel, disebutkan bahwa ledakan itu merusak seluruh kendaraan, menyebabkan kematian delapan prajurit yang berada di dalamnya. Para tentara ini sedang menjalankan operasi teknik militer ketika ledakan terjadi. Hamas, melalui sayap bersenjatanya, mengklaim bahwa mereka telah menyiapkan ladang ranjau di area tersebut sebagai bagian dari strategi pertahanan terhadap invasi Israel.
Kekerasan Terus Berlanjut di Gaza
Seiring dengan insiden mematikan tersebut, serangan udara Israel menghantam beberapa wilayah di Jalur Gaza, termasuk dua rumah di pinggiran Kota Gaza. Serangan ini menewaskan setidaknya 15 warga Palestina. Empat orang lainnya dilaporkan tewas dalam serangan terpisah di wilayah selatan Gaza. Angka-angka ini terus menambah jumlah korban dalam konflik yang telah merenggut nyawa lebih dari 37.296 warga Palestina, menurut laporan dari kementerian kesehatan Gaza.
Militer Israel mengklaim telah menyita sejumlah besar senjata, termasuk yang ditemukan di jaringan terowongan yang digunakan oleh Hamas untuk menyembunyikan peralatan militer. Dalam operasi terbaru di Rafah, pasukan Israel menemukan senjata dan peralatan yang disembunyikan baik di atas tanah maupun di terowongan bawah tanah.
Protes dan Tekanan Politik di Israel
Insiden ini memperburuk situasi politik di Israel, yang sudah tegang setelah pengunduran diri mantan Jenderal Benny Gantz dari pemerintahan minggu sebelumnya. Gantz menuduh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tidak memiliki strategi yang jelas untuk menangani situasi di Gaza. Di tengah tekanan internasional yang meningkat untuk menghentikan konflik, Netanyahu menghadapi protes di dalam negeri. Puluhan ribu warga Israel berkumpul di Tel Aviv, menuntut pemerintah untuk mencapai kesepakatan guna membawa pulang sandera yang masih ditahan oleh Hamas.
Dalam pernyataan video pada Sabtu malam, Netanyahu menegaskan bahwa satu-satunya pilihan adalah melanjutkan perang untuk menghancurkan Hamas dan memulangkan sandera. Pernyataan ini muncul di tengah survei yang menunjukkan dukungan kuat di kalangan masyarakat Israel untuk terus melawan Hamas, meskipun ada desakan untuk mencapai gencatan senjata.
Situasi Kemanusiaan Memburuk
Ketegangan tidak hanya terbatas di Gaza, tetapi juga meluas ke perbatasan dengan Lebanon, di mana baku tembak dengan pejuang Hizbullah semakin intensif. Konflik ini juga memperparah kondisi kemanusiaan di Gaza, di mana ribuan warga Palestina telah mengungsi berkali-kali, mencari perlindungan dari serangan yang terus berlangsung.
Serangan terbaru ini hanya menambah deretan kekerasan yang telah menghancurkan kehidupan banyak orang di kedua sisi. Dengan upaya gencatan senjata yang berulang kali gagal dan pertempuran yang terus berlanjut, prospek perdamaian tampak semakin jauh.
Sementara itu, Jihad Islam, sekutu kecil Hamas, menegaskan bahwa satu-satunya cara bagi Israel untuk mendapatkan kembali sandera adalah dengan mengakhiri perang dan menarik pasukan dari Gaza. Organisasi ini menekankan bahwa Israel tidak akan mencapai keberhasilan tanpa memenuhi tuntutan mereka untuk penghentian permanen konflik.
Ketika konflik ini berlanjut tanpa akhir yang jelas, dampaknya terhadap warga sipil di Gaza dan Israel semakin parah, memperdalam krisis kemanusiaan yang telah berlangsung lama dan menambah kompleksitas dalam pencarian solusi perdamaian yang berkelanjutan.
(Reuters)
#Internasional #KonflikIsraelPalestina #AgresiIsrael