Delapan Warga Palestina Tewas dalam Serangan Udara Israel di Sekolah UNRWA Gaza
Pengungsi Palestina berdiri di antara reruntuhan tenda mereka yang hancur akibat serangan Israel, dekat fasilitas UNRWA di Rafah, Gaza. (AP/AP)
D'On, Gaza (Palestina),- Delapan warga Palestina dilaporkan tewas dalam sebuah serangan udara Israel yang menghantam sebuah sekolah pelatihan di dekat Kota Gaza pada Minggu, 23 Juni 2024. Sekolah tersebut dikelola oleh Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) dan digunakan untuk mendistribusikan bantuan kepada keluarga-keluarga pengungsi.
Kejadian Tragis di Sekolah UNRWA
Sekolah tersebut, yang terletak di area padat penduduk, menjadi saksi bisu dari kekejaman konflik yang berkepanjangan. Seorang saksi mata, Mohammed Tafesh, menceritakan momen mengerikan ketika serangan terjadi. "Beberapa orang datang untuk menerima kupon bantuan, sementara yang lain berlindung di sini dari serangan sebelumnya. Ada yang sedang mengisi air, ada yang menerima kupon, dan tiba-tiba kami mendengar ledakan besar," ujar Tafesh.
Fotografer Reuters yang berada di lokasi menggambarkan kondisi yang mengerikan: bangunan bertingkat rendah itu rata dengan tanah, dengan mayat-mayat terbungkus selimut tergeletak di pinggir jalan. Pemandangan tersebut memperlihatkan betapa cepatnya hidup berubah menjadi kematian di tengah-tengah konflik.
Pergerakan Tank Israel ke Selatan
Di saat yang bersamaan, saksi mata lainnya melaporkan bahwa tank-tank Israel bergerak lebih jauh ke kota Rafah di selatan Gaza, memperlihatkan eskalasi militer yang signifikan. Langkah ini meningkatkan kekhawatiran di antara penduduk lokal yang sudah menderita akibat konflik yang berkepanjangan.
Korban Lain dari Dunia Sepak Bola Palestina
Tragedi ini terjadi hanya beberapa hari setelah dunia sepak bola Palestina kehilangan salah satu atletnya dalam serangan serupa. Pada Jumat, 21 Juni 2024, pesepak bola Ahmad Abu al-Atta dan keluarganya menjadi korban serangan udara Israel. Abu al-Atta, bek berusia 34 tahun yang memperkuat klub Al-Ahly Gaza, tewas bersama istrinya, Ruba Esmael Abu al-Atta, yang berprofesi sebagai profesional medis, serta kedua anak mereka di dalam rumah mereka sendiri.
Asosiasi Sepak Bola Palestina (PFA) menyatakan kehilangan besar atas kematian Abu al-Atta, menggambarkan dia sebagai seorang pemain berbakat yang berkontribusi banyak untuk timnya. Sebelumnya, pada Mei 2024, wasit internasional Hani Mesmeh juga tewas akibat luka yang dideritanya dari serangan udara Israel.
Tanggapan Internasional dan Seruan untuk Gencatan Senjata
Serangan-serangan ini menambah panjang daftar korban dalam konflik yang telah berlangsung lama di wilayah tersebut. Komunitas internasional terus menyerukan gencatan senjata dan penghentian kekerasan untuk melindungi warga sipil yang tidak bersalah. UNRWA dan organisasi kemanusiaan lainnya mendesak kedua belah pihak untuk menghormati hukum internasional dan memastikan perlindungan bagi mereka yang berada di bawah yurisdiksi mereka.
Seiring dengan meningkatnya ketegangan dan kekerasan, masa depan perdamaian di Gaza tetap terlihat suram. Warga sipil, yang terus menjadi korban terbesar dari konflik ini, berharap pada upaya diplomatik yang lebih kuat untuk mengakhiri penderitaan mereka dan membuka jalan bagi kehidupan yang lebih aman dan damai.
(Reuters)
#Internasional #Gaza #AgresiIsrael #Palestina