Breaking News

Dugaan Penyiksaan Polisi Sumbar: LBH Padang Bongkar Bukti Baru Selain Kasus Afif Maulana

Ilustrasi Kekerasan 

D'On, Padang (Sumbar),-
Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang mengungkapkan fakta mengejutkan bahwa ada anak lain selain Afif Maulana yang diduga menjadi korban penyiksaan aparat kepolisian Polda Sumatera Barat. Direktur LBH Padang, Indira Suryani, dalam konferensi pers pada Senin (24/6), mengungkapkan bahwa tubuh anak yang diidentifikasi dengan inisial S ditemukan bekas sundutan rokok di 15 titik.

"Di tubuh S ini bukan hanya satu, tapi ada 15 bekas sundutan rokok," tegas Indira. Temuan ini memperkuat indikasi adanya pola kekerasan terhadap anak-anak dalam penanganan polisi.

Selain bekas sundutan rokok, di tubuh anak S ditemukan luka yang menyerupai bekas sepatu dan tanda-tanda penyiksaan lainnya. "Ini jelas bukan metode pengamanan yang sesuai prosedur," tambah Indira, dengan nada marah.

Membantah Klaim Polisi

LBH Padang dengan tegas menolak klaim Polda Sumbar yang menyatakan bahwa Afif Maulana dan beberapa anak serta dua orang dewasa ditangkap sesuai dengan prosedur yang berlaku. "Kami bertanya kepada Polda Sumbar, apakah dalam prosedur pengamanan anak-anak ada ruang untuk kekerasan dan penyiksaan? Setahu saya, hal itu diharamkan dan tidak diperbolehkan," tandas Indira.

LBH Padang berencana merilis foto-foto yang menguatkan dugaan bahwa pengamanan saat itu tidak sesuai prosedur melalui akun media sosial mereka. Foto-foto ini diharapkan bisa membuka mata publik mengenai apa yang sebenarnya terjadi.

Kasus Afif Maulana

Afif Maulana, seorang siswa SMP berusia 13 tahun, ditemukan tewas dengan kondisi luka lebam di bawah jembatan Batang Kuranji, Kota Padang, Sumatera Barat, pada Minggu (9/6). LBH Padang meyakini adanya penyiksaan terhadap Afif oleh polisi, yang dibuktikan dengan luka-luka di tubuhnya.

"Tubuh Afif penuh dengan tanda-tanda kekerasan. Itu adalah bukti nyata," ungkap Indira.

Desakan Kepada Polda Sumbar

Indira mendesak Kapolda Sumbar untuk segera menindak anggotanya yang diduga terlibat dalam penyiksaan tersebut. "Anda [Kapolda Sumbar] harus mencari penyidik anda dan menindak tegas mereka yang menyebabkan kekerasan terhadap Afif," tegasnya.

Indira juga menyatakan keberatan dengan pernyataan Kapolda Sumbar yang lebih fokus pada siapa yang memviralkan foto penyiksaan terhadap Afif daripada mengusut tuntas kasus ini. "Semakin Polda Sumbar bersikap defensif, semakin terlihat ada kejanggalan. Kami semakin yakin ada kesalahan di sana," jelasnya.

Langkah Selanjutnya

LBH Padang mengajak publik untuk mendukung korban dan keluarganya. "Kami mengimbau publik untuk memberikan dukungan terhadap korban dan keluarganya," ujar Indira.

Sementara itu, Kapolda Sumatera Barat, Irjen Suharyono, membantah adanya penyiksaan oleh anggota Sabhara terhadap Afif. Ia mengatakan berdasarkan keterangan saksi, Afif diduga terjun ke sungai saat ada pengamanan aksi tawuran. Saat ini, polisi masih menunggu hasil autopsi dari dokter forensik untuk mengetahui secara pasti penyebab kematian Afif Maulana.

Penanganan dugaan kekerasan ini telah menambah sorotan tajam terhadap praktik pengamanan oleh aparat di Sumatera Barat. Temuan baru oleh LBH Padang memberikan tekanan kepada pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus ini dan menghentikan praktik penyiksaan yang melanggar hukum dan hak asasi manusia.

(Mond)

#LBHPadang #Kekerasan #AfifMaulana #Viral