Hizbullah Tembakkan Roket Terbanyak ke Israel Sejak Permusuhan Lintas Batas Pecah
Hizbullah Tembakkan 250 Roket Usai Israel Bunuh Komandan Senior dan 3 Pejuang (Foto: AFP)
D'On, Beirut (Lebanon),- Hizbullah, kelompok militan Lebanon yang didukung Iran, melancarkan serangan roket terbesar ke Israel dalam satu hari sejak konflik lintas batas dimulai delapan bulan lalu. Ini terjadi setelah Israel membunuh seorang komandan lapangan senior Hizbullah dalam serangan di selatan Lebanon.
Latar Belakang Konflik
Permusuhan antara Hizbullah dan Israel meningkat sejak perang Gaza pecah pada Oktober 2023. Ketegangan ini telah menimbulkan kekhawatiran internasional akan kemungkinan konfrontasi lebih besar antara dua musuh bersenjata lengkap tersebut. Permusuhan terbaru ini dipicu oleh serangan Israel di desa Jouaiyya pada 11 Juni 2024, yang menewaskan empat pejuang Hizbullah, termasuk komandan senior Taleb Abdallah, yang juga dikenal sebagai Abu Taleb.
Pembunuhan Taleb Abdallah
Taleb Abdallah, komandan Hizbullah yang bertanggung jawab atas wilayah tengah di perbatasan selatan, menjadi target utama serangan Israel. Dalam operasi tersebut, pasukan Israel mengincar pusat komando dan kendali Hizbullah di Jouaiyya, menewaskan Abdallah dan tiga pejuang lainnya. Kematian Abdallah, yang dianggap sebagai salah satu pemimpin paling berpengaruh dalam militer Hizbullah, memicu reaksi keras dari kelompok tersebut.
Serangan Balasan Hizbullah
Sebagai balasan, Hizbullah melancarkan setidaknya 17 operasi terhadap Israel pada 12 Juni 2024. Delapan di antaranya dilakukan sebagai respons langsung terhadap pembunuhan di Jouaiyya. Dalam serangan terkoordinasi ini, pejuang Hizbullah menargetkan fasilitas militer Israel, termasuk pabrik militer, markas di Ein Zeitim dan Ami'ad, serta stasiun pengawasan udara di Meron.
Menurut sumber keamanan Lebanon, sekitar 250 roket diluncurkan ke Israel sepanjang hari itu, menjadikannya serangan roket terbesar Hizbullah dalam konflik yang berlangsung selama delapan bulan ini. Lebih dari 100 roket ditembakkan secara bersamaan, menunjukkan eskalasi signifikan dalam intensitas dan skala serangan.
Pernyataan Hizbullah
Dalam prosesi pemakaman Taleb Abdallah di pinggiran selatan Beirut, Hashem Safieddine, pejabat senior Hizbullah, mengeluarkan peringatan keras kepada Israel. Dia menegaskan bahwa Hizbullah akan meningkatkan intensitas, kekuatan, dan kuantitas operasi militernya sebagai balasan atas pembunuhan tersebut.
"Jika musuh berteriak dan mengeluh tentang apa yang terjadi di Palestina utara, biarkan dia bersiap untuk menangis dan meratap," ujar Safieddine, sebagaimana dilaporkan oleh Reuters. Ucapannya mencerminkan determinasi Hizbullah untuk terus melancarkan serangan balasan yang lebih keras terhadap Israel.
Tanggapan Israel
Militer Israel mengonfirmasi keterlibatannya dalam serangan yang menewaskan Abdallah, serta tiga pejuang Hizbullah lainnya. Menurut pernyataan militer Israel, serangan tersebut ditargetkan ke pusat komando dan kendali Hizbullah di Jouaiyya. Sumber di Lebanon menyebutkan bahwa Abdallah adalah komandan Hizbullah untuk wilayah tengah di perbatasan selatan, yang memiliki peran strategis dalam operasi militer kelompok tersebut.
Implikasi dan Dampak
Eskalasi terbaru ini meningkatkan kekhawatiran tentang kemungkinan konflik yang lebih luas di kawasan tersebut. Ketegangan yang terus meningkat antara Hizbullah dan Israel, serta dukungan Iran terhadap Hizbullah, memicu kekhawatiran bahwa pertempuran bisa meluas dan melibatkan pihak-pihak lain di Timur Tengah.
Serangan roket besar-besaran dan pembunuhan seorang komandan Hizbullah yang penting menunjukkan bahwa situasi di perbatasan Lebanon-Israel bisa menjadi titik api baru dalam dinamika regional yang kompleks. Kedua belah pihak tampaknya bersiap untuk konfrontasi yang lebih intens, yang bisa berdampak signifikan pada stabilitas di kawasan.
(*)
#Internasional #Hizbullah #Israel